12. One Night

3.4K 92 10
                                    

One Night
- The Corrs -

Mae merasa pandangan dia berputar. Oh, sepertinya otaknya yang berputar akibat jilatan piawai Vince dengan lidah penggodanya.

Sebenarnya Vince bertaruh dalam hal ini. 70:30 dia menang dan Mae akan takluk pada kemauannya.

Semenjak Vince menyebutkan bahwa ayahnya berdarah Asia, dia langsung menangkap sinar mata dari Mae. Dari situ Vince yakin Mae bukan lah perawan ataupun gadis lugu.

Bullshit soal itu.

Itulah kenapa Vince berani mengajak Mae keluar dari pesta dan berhasil mengarahkan Mae ke apartemen gadis itu sendiri.

Pengalaman Vince berbicara. Jika gadis itu memaksa datang ke hotel Vince, maka bisa dipastikan ia jenis gadis yang akan merepotkan bila mereka usai bercinta.

Vince tak mau direpotkan.

Makanya begitu Mae bersedia mengajak Vince ke apartemennya, maka ini sebuah sinyal bahwa Vince bisa aman-aman saja bersama Mae.

Yeah, rupanya Mae tidak sepolos kelihatannya. Vince nyaris saja tertipu jika tidak menangkap tatapan Mae sejak awal.

Oleh karena itu Vince berani memainkan trik wine tadi untuk lebih menguji taruhannya. Dan ia benar-benar menang!

Jikalau Mae berlagak suci dan memberontak melawan, Vince hanya tinggal melangkah pergi dan kembali mencari mangsa lainnya. Tak perlu repot-repot berpikir pusing.

Nyatanya, Mae sangat merespon.

'Dasar kucing licik ini...' batin Vince sambil menyeringai sembari lidahnya meliuk hingga ke belahan dada paling bawah milik Mae.

"Mae, bukankah lebih baik ini dilepas saja untuk memudahkan aku mencari sisa-sisa wine di sini?" Suara serak dan dalam milik Vince seolah bergema bagai lonceng Surga di telinga Mae.

"Hu-um." Mae mengangguk pasrah dengan mata berkabut menatap Vince.

Dalam satu menit, gaun merah itu sudah lenyap dari tubuh Mae dan teronggok mengenaskan di lantai, sama seperti jas dan kemeja Vince.

"Vince, jasmu..." Suara Mae bagai tertelan ketika mulut Vince mengurung puting kanan Mae.

"Ermmghhh... Biarkan." Vince melanjutkan dengan mengulum lembut puting kiri Mae, membuat gadis itu merasakan denyut nikmat di setiap hisapan mulut Vince.

Mae semakin yakin Vince memang datang dari latar belakang yang tidak sederhana. Terbukti dia tidak memperdulikan jas mahalnya dibandingkan tubuh Mae.

"Haanghh~" Mae melenguh begitu tangan Vince meremas salah satu pantatnya.

Dengan satu gerakan, Vince merebahkan tubuh mungil nan sintal Mae ke meja terdekat, lalu ia menuangkan sedikit wine di tubuh mulus itu kemudian kembali menjilati dari leher hingga ke perut Mae.

Tangan piawai Vince melorotkan G-string merah Mae tanpa si gadis sadari.

Vince mengusap area intim Mae dan tersenyum senang karena area itu sudah tercukur bersih. Vince menyukai gadis yang rajin mencukur rambut pubisnya. Itu membuat napsu Vince bisa kian membara.

Lady in Red (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang