Jangan ada drama. Gue gak mau kita mencar gara-gara cewek!!
-Ketua Zeus-
.
.
.
."Garka!! Kamu itu kenapa sih selalu saja berantem??!! Kamu itu pintar cuma sifat kamu itu kayak berandalan!! Pagi-pagi udah berantem aja!! Ini baru hari kedua semester baru, Garkaaa!!"
Garka hanya diam saja saat di ceramahi oleh Bu Dori selaku guru BK nya. Ia menyenderkan tubuh nya di kursi sambil menatap datar guru di hadapan nya itu. Tak ada raut takut seperti kebanyakan murid saat menghadapi guru BK. Jangan kan seperti ini, menghadapi ribuan musuh seorang diri pun Garka tidak takut sama sekali.
Wajah nya terdapat luka lebam di sudut bibir dan juga mata. Pelipis nya sedikit mengeluar kan darah akibat terkena pukulan. Sial nya, semua luka itu malah membuat Garka semakin tampan saja.
Seragam nya pun jauh dari kata rapih. Kemeja putih yang lecek, bercak darah di kerah seragam nya, tidak memakai dasi, baju seragam di keluarkan dari celana nya, dan masih banyak lagi peraturan tentang berpakaian yang cowok ini langgar.
Karena peraturan ada untuk di langgar.
Mungkin seperti itulah alasan yang selalu ia berikan jika di tanya oleh guru BK perihal ulah nya.
Tadi saat ia akan masuk kelas, ia melewati lorong kelas dua belas dan tidak sengaja mendengar Bimo—Musuh bebuyutan nya yang menjabat sebagai senior nya itu menjelek-jelekan Zeus. Jadi saja Garka menghajar Bimo. Garka tidak akan berhenti jika saja Aiden dan Dami tidak menghentikan nya. Emosi Garka mudah tersulut, sedetik saja Aiden dan Dami tidak memisah kan Garka dan Bimo. Dapat di pastikan senior mereka itu akan menjumpai rumah sakit.
"Catatan BK kamu itu banyak sekali dan semua itu karena berantem dan juga bolos!! Kamu berubah semenjak Rio senior mu itu menyerahkan geng aneh itu sama kamu!!"
"Jangan hina geng saya." ucap Garka dalam.
"Saya berucap fakta!! Bisa saja kamu di keluarkan dari sekolah karena memimpin geng tidak bener ini!!"
Garka tidak dapat menahan emosi nya. Ia bangkit dari duduk nya dan menatap tajam guru di hadapan nya. Sebagaimana brutal nya pun, Garka tidak bisa melukai wanita. "Kepala sekolah tidak akan pernah berani mengeluarkan saya." ucap nya lalu pergi.
Bu Dori hanya diam dengan wajah melongo. Karena memang benar, aura mencekam ada pada diri Garka membuat nya tidak bisa berbuat apa-apa selain membenar kan letak kacamata yang bertengger di hidung nya.
Tak dapat ia pungkiri juga, nada rendah Garka yang menurut kabar menyeram kan, asli nya lebih dari sekedar menyeramkan.
****
"Ketua kemana?"
Aiden menggendikan bahu nya sambil berfokus pada layar laptop. Tangan kanan nya bergerak lincah menggeser mouse tanpa kabel itu. Sedangkan Damian yang tengah memangku gitar menjawab.
"Dia ke ruang BK tadi. Mungkin sekarang lagi bolos ke warung belakang."
Ilo mengangguk. "Sekarang jam pelajaran siapa?"
Aldi melihat jam yang melingkar di tangan nya. "Jam pelajaran Bu Gita." laki-laki itu menenteng tas nya keluar. "Gue mau nyusul Ketua bolos aja lah. Males gue belajar." ucap nya lalu berjalan keluar kelas.
"Gue juga."
"Ilo!! Tunggu gue!!" Dami membawa gitar nya beserta tas nya. "Lo ikut, Den?"
Aiden menutup laptop nya lalu memasuk kan nya ke dalam tas. "Gue belum dapet MVP." ucap nya sambil mengayunkan kaki menyusul langkah Dami.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARKA (END)
Teen Fiction(26/09/19 #1 in terkenal) (24/09/19 #7 in marah) (23/09/19 #5 in senang) (30/12/19 #5 in populer) (07/01/20 #4 in geng) (13/04/20 #5 in wattpad) (01/05/20 #4 in rumit) (01/05/20 #3 in marah) (01/05/20 #39 in teenfiction) (01/05/20 #17 in geng) ...