FIVE

881 240 18
                                    

Setelah berita perjodohan yang diputuskan oleh Henry, Kimmy memutuskan untuk segera pulang. Untung saja, dia mendapatkan tiket pesawat di waktu yang sangat mepet sekali. Tapi beruntunglah dia sekarang tiba di rumah dengan selamat dan sedang menatap Karin yang sedang duduk dengan kaki terendam di kolam. Di belakang Karin ada Selly yang sedang telpon-telponan. Kimmy menghela nafas, dia sudah mengira jika adiknya sedang dalam mood yang tidak baik-baik saja. Sejak kecil, Karin memang keras kepala, Kimmy bahkan lebih banyak mengalah dan cenderung membiarkan Karin menguasai dirinya. Sejak kecil, jiwa pemimpin Karin sudah sangat terlihat.

Melangkahkan kaki mendekati sang adik, Kimmy memberi isyarat pada Selly untuk diam. Dan tanpa aba-aba, Kimmy mendorong Karin hingga tercebur dan dia juga menceburkan diri ke dalam kolam.

"Kimmy sialan!" Maki Karin melihat Kimmy yang tertawa.

"Balapan, mau?"

"Ogah!"

"Bilangan aja cemen," cibir Kimmy membuat Karin melotot.

"Aku nggak cemen!" Marah Karin membuat Kimmy tertawa. "Tawarannya?"

"Lima putaran, kalau kamu menang terserah mau minta apa, kalau aku yang menang, kita tukeran mobil, gimana?" Tawar Kimmy dengan senyum miring.

"Nggak ada! Mobil kesayanganku itu, yang lain aja, Ojisan bisa marah kalau aku pakek mobilmu, Mas." Kimmy nampak berfikir sejenak dan menimang-nimang.

"Oke, kalau aku menang, kamu harus ikuti mau ku."

"Deal!"

"Selly, kamu jadi jurinya, ya?" Kimmy menatap Selly sambil tersenyum miring. "Doakan aku menang, biar bisa membawamu ke pelaminan."

"Diihhh gombalanmu nggak bermutu!" Dengus Karin sambil membuka baju kaosnya yang kebesaran, meninggalkan bra dan celana pendeknya. Karin tidak perlu malu di depan Kimmy, bahkan Karin sering berenang memakai bikini. "Nggak usah keganjenan lo, Sel!" Ancam Karin membuat Selly menjulurkan lidah.

"Oke, siap, ya?" Selly berdiri dekat kolam, "Satu...dua....tiga..."

Karin dan Kimmy sama-sama menguasai olahraga renang. Bahkan saat sekolah, Karin sering menyabet medali untuk olahraga renang. Sayangnya, dia tidak diperbolehkan untuk masuk asrama atlit oleh Henry. Karin hanya boleh menggunakan renang, sebagai hobby dan kebutuhan saja, bukan sebagai pundi-pundi rupiah. Dan apa kata Henry saat itu?

"Tak perlu menjadi atlit kayak paus buat dapatkan uang, kamu keturunan Mathenson, bukan ikan paus."

Ah, saat itu Karin benar-benar marah kepada Henry. Berbeda dengan Kimmy, walaupun dia jago berenang, Kimmy tidak pernah menunjukkan keahliannya itu dihadapan semua orang. Kimmy menggunakan keahliannya untuk sesuatu yang bermanfaat. Seperti membantu temannya ketika tenggelam atau untuk berolahraga guna menyehatkan tubuh.

"Ayooo Mas Kimmy!!!"

***

"Namanya siapa?" Tanya Kimmy yang sibuk mengupas buah.

"Nggak tau!"

"Coba nanti aku cari tahu." Kimmy tidak suka melihat wajah mendung Karin. Adiknya itu selalu ceria dibalik wajah juteknya. Karin bagaikan warna pelangi untuk keluarga Mathenson. Papanya yang dingin dan tegas, Mamanya yang anggun dan lembut, Henry yang otoriter, tegas namun jahil dan Karin adalah bentuk anugrah untuk Kimmy. Dimana Karin sudah memiliki sifat periang meski egois dan keras kepala persis seperti Ojisan.

"Ojisan tuh kalo bercanda keterlaluan deh, Mas." Keluh Selly memberikan potongan melon kepada Kimmy. "Hari gini masih zaman jodoh-jodohan, emang Siti Nurbaya?"

Miss SaladTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang