Warning ; Perhatikan penandaan waktu.
+
20-03-1779
Isak tangis memenuhi ruangan besar bergaya klasik tersebut. Bukan tangis kesedihan, namun tangisan dari seorang bayi mungil yang baru saja menghirup udara dunia, yang juga bayi pertama dari pemimpin pack itu. Bayi mungil laki-laki dengan mata yang berpendar kecoklatan, bersurai hitam legam, dan berwajah rupawan, persis seperti wajah sang ayah.
Gurat tegas nan bengis yang biasanya tampak pada wajah sang pemimpin kini sirna, digantikan dengan wajah lembut nan mendamba. Mendamba untuk mendekap sang pewaris yang telah ditunggu sekian lama.
"Justin Jeon. Nama calon pemimpin pack ini dimasa depan adalah Justin Jeon."
Alexander Jeon- sang pemimpin pack, mendekap bayi mungil nan rupawan tersebut dengan erat, berharap agar sang putra mendapatkan kehangatan lebih, tanpa menghiraukan istrinya- Veronica Kim yang hampir sekarat.
Alexander menyerahkan bayi ditangannya kepada para omega agar segera dimandikan dan diurus, setelah menitahkan semua orang yang ada diruangan tersebut keluar, Alexander berjalan perlahan menuju istrinya yang tergolek lemah tak berdaya.
"D-dimana bayiku?" senyum miring tersungging di belah bibir Alexander, tangannya yang kekar mencengkram dagu Veronica dengan kuat, hingga lebam kebiruan mulai nampak di kulit putihnya.
"M-master-h" Veronica tercekat kala kuku tajam sang suami menembus epidermis lehernya.
Alexander terkekeh mengerikan- menatap tajam pada istrinya yang saat ini sedang mencoba menjauhkan tangan kekarnya dari lehernya, yang dimana hal itu adalah sia sia belaka. Alexander semakin menekan kuat batang leher Veronica, hingga akhirnya-
krek
-bunyi patahan terdengar, diikuti dengan lolongan pilu Veronica dan nafasnya yang terhenti. Mati. Dia telah mati.
Alexander menyunggingkan senyum puas, "Omega bodoh," gumamnya, lalu beranjak dari ruangan tersebut
-dan Alexander tidak menyadari jika ada seorang anak kecil yang menatap pilu pada Veronica -bibinya- dari sudut terpencil ruangan.
"Bibi j-jangan tinggalkan vante- hiks"
Bocah kecil itu menghampiri sang bibi, menggoncangkan tubuh bibinya yang terasa dingin dan kaku. Namun sekuat apapun ia menggoncang, sang bibi tak kunjung merespon.
Vante menangis dalam diam, tangan kecilnya menggenggam erat tangan bibi-nya, bocah berusia lima tahun itu dan pack-nya sengaja datang mengunjungi Pack Jeon untuk melihat kondisi bibi-nya yang dikabarkan akan segera melahirkan. Sebelum bayi tersebut lahir Vante sangat antusias untuk melihat calon keponakan-nya. Namun ketika Justin- keponakan-nya lahir, sang pemimpin pack dengan segera menyuruh semua orang diruangan tersebut keluar, tentu saja Vante kecil tidak mau, karena alasan ingin melihat bibi-nya pasca melahirkan. Namun apa yang dia lihat? bibi-nya dibunuh, tepat di depan mata-nya. Untung saja Vante sempat bersembunyi disudut ruangan dan tidak terlihat.
Vante susah payah naik ke-ranjang yang ditempati bibi-nya, dengan penuh kasih sayang Vante mencium kening bibi-nya.
"Tidak mau bertemu Justin, dia yang menyebabkan bibi begini," Vante memeluk sang bibi dengan erat untuk terakhir kali.
Tanpa sengaja matanya menangkap liontin dengan hiasan kristal berwarna biru-kehijauan di meja nakas. Vante turun dari ranjang dan mengambil liontin tersebut- milik bibi-nya.
"Bolehkan suatu saat Vante jahat ke Justin bi?" Vante menatap kosong ke arah liontin di genggamannya, sebelum memutuskan untuk menyelinap keluar dari ruangan tersebut diam-diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/183567224-288-k428883.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHISM ; werewolf [ gouterfest kookv ]
FanfictionKlasik, reinkarnasi dan cinta yang kembali bersemi. Seperti dahulu, dimana satu pihak berusaha mendorong dan pihak lain mencoba mendekat, jaman ini pun sama- namun, dengan takdir dan alur hidup yang berbeda. Warning; Alpha!Jeongguk [dom] Alpha!Taehy...