[𝟶𝟺] Yuli

436 68 11
                                    

Jam tangan Kenan menunjukan pukul 17.20. Tersisa sepuluh menit baginya untuk keluar sebelum gerbang sekolah terkunci. Ia terlambat pulang karena kerja kelompok yang dilakukan di sekolah.

Begitu selesai menyalakan mesin motornya, ia segera mengenakan helm dan keluar dari area sekolah.

Begitu keluar, matanya menangkap sosok gadis yang tengah berdiri di halte dekat gerbang sekolahnya dengan gelisah. Kenan pun memutuskan untuk mendekatinya.

'Duh, kayaknya gak akan ada angkot deh,'

'Gue baliknya gimana? Mana hp gue lobet lagi,'

"Yuli?" tanya Kenan pada gadis tersebut. Gadis tersebut menoleh.

"Kok belum pulang?" tanya Kenan.

"Iya, tadi gue kerkel dulu. Kalo lo?"

"Sama sih gue juga," Yuli hanya mengangguk-ngangguk. Padahal dalam hatinya gelisah. Takut tidak bisa pulang hingga larut malam.

"Lo nungguin apa?"

"Angkot," jawab Yuli yang tidak tahu bahwa angkot tak akan lewat jika sudah lewat pukul 17.00. Karena area sekolahnya bukan rute utama angkot.

"Ga akan lewat, gue tebengin aja,"

"Lo tau rumah gue?" Kenan menggeleng. Padahal ia sudah mendengar isi pikiran Yuli yang menyebutkan alamat juga bangunan-bangunan yang akan di lewatinya sebagai patokan.

"Lo arahin gue aja," ucap Kenan yang mengikis keraguan Yuli.

"Lo pindahan darimana?" tanya Kenan saat motornya sudah mulai melaju dengan Yuli di belakangnya.

"Bandung,"

"Kok pindah kesini?" tanya Kenan heran. Pasalnya, tempat tinggalnya ini adalah daerah kabupaten yang meninggikan kota-kota besar seperti kota asal Yuli.

"Bandung itu rumah almarhum nenek gue. Gue ngerawat nenek gue yang lagi sakit. Pas gue masuk SMA, nenek gue meninggal. Gue di rumah sendirian. Rumah almarhum nenek gue itu mau dijual. Jadi gue pindah kesini." jelas Yuli yang membuat Kenan menyesal telah bertanya.

"Yul, sorry ya, gue gak maksud,"

"It's okay, kalo jadi lo gue juga bakal nanyain hal yang sama kok,"

Keheningan melanda keduanya hingga tak sadar sudah sampai di depan sebuah kostan putri yang cukup besar.

"Yul, lo ngekost?" tanya Kenan sambil melepas helmnya yang cukup membuatnya sesak.

"Engga, mamah gue buka kostan disini." jawab Yuli sambil turun dari motor Kenan.

"Oh ya, lo udah hubungin anak dance?" Yuli menggeleng pelan.

"Gue punya kontaknya, mau?" Yuli mengangguk antusias mendengarnya.

"Tapi, berarti gue harus punya kontak lo dulu dong," ucapnya sambil tersenyum dan menyodorkan ponselnya pada Yuli. Yuli pun meraihnya dan mengetik nomer ponselnya.

Samar-samar, Kenan dapat mendengar suara wanita paruh baya memanggil Yuli.

"Masuk gih," titah Kenan setelah Yuli mengembalikan ponselnya.

"Tiati ya," ucap Yuli lalu segera masuk ke dalam kostan tersebut. Sementara Kenan tersenyum menatap punggung Yuli yang hilang di balik pintu rumahnya.

Ia segera membuka apikasi chattingnya dan mencari kontak temannya.

Tegar N

P|
Ten|

|Yo?
|Kalo lo ngechat gue pake ten biasanya ada maunya

dirtymind. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang