Sore ini, suasana terlihat lowong. Mungkin karena saat ini waktunya untuk pulang ke rumah setelah melakukan aktivitas yang melelahkan. Tapi tidak dengan Kenan yang malah pergi ke cafe langganannya.
Begitu masuk, matanya dengan cepat menangkap sosok Tegar yang tengah melambaikan tangannya. Ia pun segera mendekati meja tersebut yang sudah diisi oleh dua orang. Tegar dan Wildan.
"Your latte," ucap Wildan sambil mendorong cangkir berisi coffe latte ke arah Kenan.
"Thanks," jawab Kenan sambil menyeruput kopi yang dipesankan temannya itu.
"Revan? Luqman?" tanya Kenan yang di balas gelengan oleh Wildan.
"Mereka sok sibuk jadi peserta MPLS. Tadi dateng bentar terus pergi lagi. Mau beli barang buat besok katanya." jelas Tegar.
Selain Tegar dan Wildan, Revan dan Luqman juga teman dekat Kenan. Namun mereka setahun lebih muda dari mereka bertiga. Sehingga bagaimana pun Kenan jelas lebih dekat dengan yang seusia dengannya.
'Lo utang cerita sama gue,' —Tegar
'Kata Tegar, lo aneh hari ini.' —Wildan
Kenan yang hendak meminum kopinya segera menghentikan kegiatannya dan menatap kedua temannya yang tengah menatapnya. Butuh penjelasan.
Kenan menghela nafas dan menurunkan cangkirnya. Mengalah pada kedua makhluk di depannya.
"I heard something gross," ucap Kenan terus terang yang mengundang ekspresi kecewa dari kedua temannya yang sudah berspekulasi tinggi.
"Gitu doang? Biasanya juga lo ngedengerin yang kaya gitu tapi hari ini lo aneh dah." cerca Tegar.
"Apalagi lo tiap hari kan bareng terus sama tyo. Gue aja tau otak dia senajis apa." timpal Wildan.
Kenan menggeleng lemah.
"Gak, ini beda," jawab Kenan.
"Beda apanya?" tanya Tegar sambil mengangkat cangkir kopinya.
"It's a girl."
Jawaban tersebut membuat Tegar tersedak dan Wildan meletakan kembali cangkirnya. Karena jika itu lelaki, jelas wajar. Tidak ada lelaki yang polos di usia mereka. Tapi ini perempuan.
"Gue ga habis pikir, ada ya cewe kaya gitu?" tanya Kenan sambil menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi.
"Mungkin ada lah. Pikiran manusia gaada yang tahu." jawab Tegar sambil kembali meneguk kopinya.
"Nan tahu," ralat Wildan. Tegar merjapkan matanya beberapa kali lalu mengangkat cangkirnya seolah ia setuju dengan Wildan.
"Lo tahu siapa dia?" tanya Wildan.
Kenan menggeleng.
"Yaudah lo gausah kepikiran gitu lah. Bukan urusan lo juga." ucap Tegar.
"Gue ga habis pikir aja gitu sama cewe kaya gitu. Bisa-bisanya dia mikirin yang begitu di tempat umum kaya sekolah." timpal Kenan.
"Udahlah gaakan lo pacarin ini." tambah Tegar yang disambut ekspresi geli dari Kenan.
Kenan itu tipikal anak alim yang jauh dari hal-hal gak bener. Mana mungkin suka sama tipikal cewe mesum kaya gitu. Kenan sukanya yang setipe dengannya.
Rajin, rapih, baik, kalem, manis.
"Tapi Ken, gue masih ga ngerti." ucap Wildan tiba-tiba.
"Ga ngerti gimana?"
"How it works."
Kenan terdiam. Rasa penasaran temannya ini adalah kelemahan terbesarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dirtymind. [HIATUS]
Fanfickenan yang bisa mendengar suara batin orang lain sudah biasa mendengar suara-suara aneh dari imajinasi teman-temannya. tapi, kali ini he heard it from a girl [] bahasa | AU | harsh word | local name | semi rated [] --- #1 - qiankun [06102019]