Awalnya biasa aja, eh kok malah luar biasa?
🍂" And lo ngak apa apa ?" tanya Jino yang tak berhenti memandang Andrea dengan wajah prihatin. Merasakan betapa sakitnya kaki salah satu sahabatnya itu.
" Gua gak apa apa kok!" balas Andrea dengan tetap tersenyum untuk menyamarkan rasa sakit.
"Yok kita pergi dari sini sekarang juga ! Ntar kalo mereka bawa yang laen brabe! kasian Andrea!" usul Suga menggebu gebu. Sesekali matanya menoleh kearah anak Samurai yang perlahan bangkit.
" Bagus juga ide lo Gus !" seru Natasha seraya memandang Andrea yang masih terduduk diatas tanah.
" And, biar gue yang boncengin lo!" ucap Natasha.
" Motor gua ?" lirih Andrea yang seketika teringat motor kesayangannya itu.
" Urusan itu mah kecil, lo kek orang kaya baru aje...." beo Jiho hingga semuanya mengulum senyum.
" Oh iya, kok gua bisa lupa gini ya?" senyum Andrea linglung. Kemudian ia berusaha berdiri menaiki motor.
" Arghhh.... Ah...." desahnya tatkala ia tak mampu untuk berdiri hingga pantatnya kembali ke tanah mengikuti gravitasi.
" Nah ini dia, definisi orang sok kuat, lo wong lemah gini dibilang gak apa apa, ada ada aja lo And" omel Rama yang segera turun dari motor memapah Andrea dengan dibantu Jim.
"Ye.... kampret! temen lo lagi ditimpa beton gini lo omelin juga....!" balas Andrea.
" Eleh.... ini nih! definisi anak yang over dramatis, ditabok kayu dibilang ditimpa beton!" tambah Jim.
"OKE! BOYS..... CABUT!" komando Natasha memimpin rombongan, perlahan meninggalkan area lapangan itu.
"KITA KE BASE CAMP!" teriak pada Bangsat Boys dengan membuka kaca helmnya dan segera melaju ke tempat tujuan dengan kecepatan diatas batas normal dan diekori yang lain di belakang.
Karena laju motor Natasha terlalu kencang, tanpa disengaja Andrea memeluk pinggangnya dari belakang.
Andrea merasakan sesuatu yang ganjil pada dirinya, dia merasa ada sesuatu yang bergetar dan nyaman.
" Kok rasanya jadi aneh gini ya ?"
Andrea batinnya.Ketika sedang asik mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, tiba tiba lewatlah seekor kucing dan itu berhasil membuat Natasha mengerem mendadak.
Karena hal itu, Andrea semakin dekat dengannya dan getaran itu pun semakin kencang.
DEG!
DEG!
DEG!
" Aduhh kok gua merasa aneh gitu pas meluk ni anak !" lirihnya.
••••
Ceklek ~
Jim membuka pintu base camp. Sementara itu Andrea masih Natasha dipapah untuk berjalan.
Mereka pun duduk diatas sofa melepas penat sehabis adu jotos dengan Samurai. Natasha lebih memilih untuk ke belakang mengambil air panas dan obat untuk mengobati kaki Andrea.
" Mana kaki lo ?" Natasha berjongkok tepat di depan laki laki itu.
" Buat apaan ?" Bingung Andrea yang sedikit risih ketika Natasha berada cukup dekat dengannya. Sungguh tak baik untuk kesehatan jantung.
" Ya ....... buat gua obatin lah kampret !" cetus Natasha, mengerutkan kening tanda emosi.
" Hadehhh.... nih! kaki gua!"tuturnya seraya menselonjorkan kaki. Matanya tak berkedip menatap satu satunya gadis yang ada disana.
Perlahan Natasha melepas sepatu Andrea lalu kemudian menggeser celananya dari mata kaki hingga lutut guna mempermudah ritual pengobatan.
" Wahh memarnya jelas banget And " Jiho membulatkan mata, cukup ngeri. Jujur, kalau dia mengalami hal yang sama, mungkin sudah meraung memanggil mamanya.
" Ini udah biasa..... gua kan cowok !" Lagi lagi ucapan kesombongan kembali terlontar di bibir mungil itu.
"Ahhh.... Auhhh!" ringis Andrea tatkala kompresan mendarat tepat diatas memar kakinya.
" Katanya udah biasa, baru satu kali aja ekspresi lo udah kek mo lahiran aja" ledek Rama disertai tawa lainnya.
Seketika wajah yang pucat pasi menahan sakit, kini berubah merah menahan malu.
" Makasih ya.... tadi lo udah nolongin gue, kalo lo ngak ngedorong gue..... mungkin kaki gue udah sakit thanks ya" senyum Natasha. Gadis itu seolah berubah sangat cantik tatkala tersenyum seperti itu.
" Ya Tuhan.... senyum itu, matanya...., anjirrr gua gak kuat!" batin Andrea.
" Ahhh kita kan sebagai manusia harus saling tolong menolong Sen, apalagi kita sekarang udah kayak sodara" jawabnya sok bijak, berusaha menetralisir kondisi hati.
" Tumben lo bijak " ledek Jino.
" Diem lo !".
" Sen.... kita itu udah nganggep lo keluarga !" kata Jiho.
" Btw, makasih ya.... kalian udah baik banget sama gue " Natasha terharu. Mata besar miliknya itu berbinar.
" Lo ngak perlu terimaksih gitu Sen ...." celetuk Suga yang dari tadi kerjaannya hanya rebahan.
" Bener noh.... " Jim ikut ikutan, memandang keenam sahabatnya dengan tulus.
"Anjai.... ditiup.... Oh Lord.... dia kok kek bidadari ya kalo lembut gini?" Andrea terkesima ketika melihat Natasha meniup niup luka dan mengobatinya. Terlebih lagi ketika sejumput poni panjang itu diselipkan di salah satu daun telinganya. She is so natural girl.
" Sangar sangar gini ternyata baik juga ya ? ngak nyangka gua"bisiknya sekecil mungkin.
Hal itu perlahan disadari Jim.
" Eh.... kenapa lo natap Esen sampe segitunya ?" pertanyaan Jim itu membuat semuanya melirik kearah Andrea.
" Ehh ngak ada ! dari tadi gua ngeliat ke dinding kok, lo jangan ngarang ngarang gitu deh kampret ! " Andrea mengelak, padahal pupil matanya membesar. Menurut penelitian, pupil mata seorang laki laki membesar ketika menatap perempuan yang ia sukai.
" Apa jangan jangan lo suka sama Esen ya...... ?" goda Rama.
" GUA BILANG KAGAK YA KAGAK!" teriak Andrea dan semuanya tertawa melihat ekspresinya.
" Ohh iya.... jangan nyampe lo naksir gua hhhahaah lo bukan tipe gua hhahahahah " Natasha malah menganggap perasaan Andrea sebagai gurauan.
" Gua gak bakalan suka sama semi cewek kayak lo !" Andrea berusaha mengimbangi suasana salting nya.
" Gua ngak bakalan pernah jatuh cinta kok sama cowok petakilan kayak lo !" gurau Natasha.
••••
Andrea begitu lega setelah sampai dirumah setelah diantar Natasha. Sepanjang perjalanan pulang jantungnya tak berhenti berdebar ketika dekat dengan si leader.
Rasanya ia ingin cepat sampai agar jantung itu berhenti berdegub.
Ia pun segera memasuki kamar dan merebahkan tubuhnya yang terasa remuk ke atas kasur.
" Uh.... jantung gua ngak berhenti berdebar dari tadi kalo berada di dekat Esen, apa ini yang dimaksud dengan jatuh cinta ? ahh.... Masak gua jatuh cinta sama semi cewek yang sangarnya minta ampun si?
kagak kagak ! gua ngak bakalan jatuh cinta sama dia! uhhh.... jangan sampe anjir.... " Andrea menutup matanya.Namun ketika mata itu tertutup, bayangan Natasha tak henti hentinya menghantui sepersekian detik pejamannya hingga ia segera bangkit dari tidurnya sambil mengumpat.
"Kok kebayang wajah Esen si? Anjay.... !".
Matanya pun langsung melirik kearah kakinya yang sudah diperban rapi oleh Natasha.
Secara reflek bibirnya tersenyum sembari mengelus kaki yang sakit." Mungkin gua emang udah jatuh cinta sama dia.....".
Vote pliss🍂
Komen 🍂
Follow 🍂
Lanjut 👇
Typo ? Bilang aja....Writernim: Arifa
KAMU SEDANG MEMBACA
AVSL [END]
Teen Fiction" Heh Apa lo ! " Natasha menatap Vino dengan sinis. " Ngak ada kok ! lo aja yang sewot dasar bacot lu !" bentak Vino. Mereka memalingkan wajah masing masing. Penasaran guys.... Ayo monggo dibaca ya.... Hahhahahahaa Jangan lupa vote, komen, dan foll...