Kita berada dalam rasa yang sama, rasa dikhianati dan dicampakkan begitu saja
🍂Leona terus berlari keluar dari acara itu menuju sebuah jembatan kecil di kelilingi sebuah kolam yang terletak tak jauh dari lokasi acara. Tempat itu cukup sepi dan salah satu rekomendasi menyendiri yang baik. Gemercik air dari pancurannya merelaxing pikiran yang berkecamuk.
"Kenapa ini terjadi sama gue ?" Leona menutup wajahnya menggunakan kedua tangan, air matanya sudah tak terbendung lagi.
" Apa salah gue..... "
" Vin..... kenapa lo tega banget ? ternyata itu tujuan lo mutusin gue selama ini, JAHAT BANGET SI LO !"
" Baru aja gue nemuin satu cowok yang bisa bikin gue nyaman, eh ternyata malah kek gini, apa sih kurangnya gue dari si Esen itu ? cantikan gue juga !" sungut Leona.
" Shitttt !" Leona meludah.
"JAHAT ! DASAR COWOK GAK GUNA !" Leona berteriak di tengah heningnya malam.
Gadis itu terus menangis sembari memeluk tubuhnya yang kedinginan akibat baju yang dipakainya itu cukup terbuka.
" Vin...... Semudah itukah ?......" lirihnya lagi. Matanya menatap nanar ke air.
"Jahat !"
Sementara itu.....
Andrea juga memilih untuk keluar. Rasanya dia memang juga tak sanggup untuk menatap kearah dua orang yang sedang berbunga bunga diatas panggung itu.
Natasha yang pernah dia tembak, lebih memilih Vino, mantan sahabatnya sendiri. Bisa kita bayangkan betapa sakitnya itu.
Dia hanya diam sambil berjalan lamban dengan memasukkan kedua tangannya ke saku depan celananya sembari menyusuri gelapnya malam dihiasi suara suara binatang malam yang seolah hidup tanpa beban.
Mulutnya tak bicara, tapi hatinya tak henti tuk berkata untuk mengungkapkan segalanya.
"Haruskah cinta gua berakhir dengan ini ?" ia membatin sembari menatap kearah langit malam yang penuh dengan aksara bintang dan sebuah bulan sabit bewarna kuning keemasan.
" Kenapa ?" tanyanya pada diri sendiri.
"Apa bedanya gua dari Vino?"
"Gua bahkan jauh lebih baik dari dia !"
"Gua jauh lebih bisa ngelindungin lo daripada dia !"
"Ya Tuhan..... apa takdirmu selanjutnya ?. Hamba benar benar bosan dengan lika liku hidup ini ..... " keluh si gigi kelinci itu.
"Sen...... Lo.... Arghhhh! gua benci semua itu ! Lo nolak gua dan lebih milih Vino, padahal gua juga sama sama berjuang dari kecil buat bisa nemuin elo ! tapi sekarang nyatanya apa ! perjuangan gua selama ini sia sia, gadis kecil yang cantik itu ngak berpihak ke gua !" amuknya dengan kaki menendang kuat udara.
Andrea menunduk sambil berjalan menyepak kerikil kerikil yang terhampar disepanjang jalan.
Hingga tanpa disadari matanya menangkap sesuatu yang tampak tak asing.
Ya, dia melihat Leona termenung di tengah jembatan yang sudah bisa di duga karena hal yang sama dengannya.
"Kasian dia ...." batin Andrea.Laki laki itu berinisiatif berjalan perlahan menghampirinya.
Dari jarak dekat ia pun menutup mata Leona dari belakang.
"Duh... siapa nih ?!" spontan Leona kaget.
Andrea tidak berucap sepatah kata pun. Dirinya tampak sedang bersusah payah untuk menahan tawa.
"Aduh lepasin ! Tolong tolong..." dengan sekuat tenaga Leona terus berusaha untuk melepaskan tangan Andrea.
Kekuatannya yang tak sebanding dengan Andrea membuatnya benar benar terlihat lemah.
Tanpa kehilangan akal, dia langsung menggigit pergelangan tangan Andrea.
"Arghhh...." ringis Andrea sembari melepas tangannya dari wajah Leona.
Dengan mata yang masih terpejam, Leona pun memukul mukul dada Andrea.
"Dasar kurang ajar lo !.... penjahat brengsek ! anjing ....." makinya.
"Woi sabar ..... ini gue Andrea Le!" ucap Andrea yang spontan memegang kedua pergelangan tangan Leona.
Tanpa disengaja mata keduanya pun beradu cukup lama dan secara dramatis semilir angin pun menyibak rambut mereka.
"Elo And ?" tanya Leona lirih. Gadis itu sedikit tersenyum karena yang mengerjainya barusan adalah orang yang ia kenal.
"Iya ini gua, kasar banget si lo jadi cewek !" dengus Andrea.
Leona menyengir.
"Ya sory ..... tadi gue kaget banget! gue kira lo penculik, mana ini malem malem lagi" balas Leona.
"Elo kebanyakan nonton sinetron kali.... makanya sekali kali tu nonton Drakor,drachin, ato enggak film hollywood! lagian siapa yang mau nyulik cewek kek lo, palingan cuma nyusahin aja !" cerocos Andrea.
Leona mengerucutkan bibirnya tak terima.
"Eh enak aja lo, gue ini gak suka ya nonton sinetron ! kalo soal yang mau nyulik gini banyak ! gue kan cantik" sanggah Leona dengan nada arogan khasnya.
"Gua gak percaya!" tukas Andrea.
"Yaudah ! kalo enggak" kata Leona.
Mereka berdua pun saling membalikkan badan dan melipat tangan di dada dengan ekspresi merajuk.
Krik....
Krikk..
Krik...
Krik...
Hening.
"Heh ! lo ngerasa gak kalo kita senasib" gumam Andrea membuka pembicaraan kembali.
"Iya... sama sama patah hati !" angguk Leona pasrah.
"Apa ini memang udah takdir kita ya ? terkadang gua pengen banget teriak, rasanya gak adil".
Leona mengindikkan bahu.
"Entahlah! gue rasa dunia ini kejam banget " pungkasnya.
"Orang yang kita cintai , malah bersama lain" lanjut Andrea.
"Kita sekarang cuma bisa mereguk nasib kek gini" sambung Leona.
"Rasanya sakit, tapi tak berdarah!" ucap mereka bersamaan.
Keduanya pun akhirnya saling tatap.
"Loh ? kok..."
Vote pliss 🍂
Komen🍂
Share🍂
Lanjut 👇
Typo ? Bilang ajaWriternim : Arifa
KAMU SEDANG MEMBACA
AVSL [END]
Подростковая литература" Heh Apa lo ! " Natasha menatap Vino dengan sinis. " Ngak ada kok ! lo aja yang sewot dasar bacot lu !" bentak Vino. Mereka memalingkan wajah masing masing. Penasaran guys.... Ayo monggo dibaca ya.... Hahhahahahaa Jangan lupa vote, komen, dan foll...