5

623 100 9
                                    

gatel ingin update:D

ini hari kedua felix dan changbin satu bangku.

suasana kali ini sungguh canggung antara Changbin dan Felix. mungkin karena kejadian kemarin. namun pada akhirnya Changbin membuka obrolannya lebih dulu.

"gimana lix? sudut bibir lo masih sakit?"

"hm ya gitu deh. udah enakan"

"oh bagus deh kalo gitu"

changbin duduk di bangkunya, menaruh kemudian membuka tasnya, setelahnya ia mengambil sebuah buku lalu membacanya.

"b-bin"

"hm. kenapa?"

"makasih"

"buat?"

changbin beralih menghadap felix. menatap manik indah kecoklatan itu. memusatkan atensinya.

"yang kemaren. makasih udah obatin gw"

felix menunduk. menolak changbin lebih dalam menatapnya.

"oh itu, santai aja kali lix kok lo gugup gitu?"

"engga kok"

felix membantah kata kata changbin. tapi rona merah di pipinya seakan berkata sebaliknya.

"hahaha masa sih?"

"nyesel gw bilang makasih"

raut wajah felix berubah total. felix sekarang tanpa ekspresi.

"cowo kok doyan ngambek"

changbin terkekeh. mengusak rambut pirang felix. mengacak acaknya sehingga tidak beraturan.

"ah rambut gw!"

"biasanya juga ga pernah rapi. ga salah dong gw acak acakin"

"serah..

bin, lo mau ga ke kafe pulang sekolah? itung itung traktiran dari gw buat kemaren"

"gausah lah. gw ikhlas lagian juga"

"harus mau bin. gw gasuka penolakan"

"iya dah lix"

"pulang ga pake lama. ketemuan di parkiran. sebelum gw berubah pikiran"

"iya iya bawel lo"

❥ Rapuh; changlix

mata felix menangkap sosok changbin yang tengah duduk di motornya.

"udah duluan ternyata"

felix menepuk punggung changbin dari belakang. changbin terkejut kemudian menengok.

"kaget. gw kira ibu ibu kantin"

felix tertawa kecil. memang ibu kantin terkenal galak, ia tidak ingin ada siswa yang berani mengutang atau siap siap dicincang. entah keberanian darimana changbin berani melakukan itu.

"kenapa? lo ngutang?"

"tau aja lo"

"udah tau mau gw traktir juga. kenapa harus makan dikantin?"

"lo kelamaan. perut gw ngecicit mulu minta makan"

"yaudah iya maap. tiba tiba gw dipanggil sama babon wakanda tadi"

"siapa?"

changbin mengangkat sebelah alisnya.

"hyunjin"

felix menaiki motor changbin dan duduk di jok belakang.

"yuk. lu tau kan cafe 'valencia' deket taman?"

"taulah. pegangan. gw takut suruh tanggung jawab kalo lo terbang"

felix tau ucapan changbin mengarah pada tubuh kurusnya.

"ya ga terbang juga lah. cukup badan lo yang boncel otak jangan"

changbin seakan tuli. mengabaikan perkataan felix dan lebih memilih menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. hal itu menyebabkan felix refleks berpegangan pada pinggang changbin.

"awas baper. gw bukan homo soalnya"

"tapi maho mwehehe" - inner changbean yang lucknut

"bacot lo bin!"

❥ Rapuh; changlix

♡୭̥ Rapuh || ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang