sorry lama up ya? hehe, otak lagi ga bisa diajak kompromi kemarin bahkan ampe sekarang sih, huhuu:(. jadi semisal chapter ini gajelas dan cringy tolong dimaafin-! makasih ya buat yang udah stay sama cerita ini TE AMO-! ❤️🍓
NB: huruf miring itu flashback okay-!
enjoy this story-!
❥ Rapuh; Changlix
"Lix? dah mau nyampe nih, bangun ayok"
felix mengerjapkan matanya lucu. membuat changbin harus menahan rasa gemasnya.
"kita udah transit tadi dan lo susah dibangunin"
felix hanya mengangguk. terlalu mengantuk untuk membalas.
changbin hanya menggeleng melihat felix yang mengatupkan matanya kembali. akhirnya changbin memilih untuk bersiap
"lix, jangan salahin gue kalo nanti lo bangun disamping udah ga ada gue ya"
felix langsung bangun dan membuka matanya.
"yak! ini gue bangun changbin bawel!"
---
sampai di hotel. felix langsung menaruh kopernya asal kemudian langsung tidur di kasur tanpa melepas sepatu.
"bantuin gue apa lix. susah ini. enak banget lo"
felix menghiraukan changbin dengan segala misuhnya. lebih memilih meninggalkan changbin yang susah dengan bawaan yang begitu banyak ditangannya.
changbin menaruh barang di lantai dengan kasar. membiarkannya, tak peduli jika ada yang pecah. dia lelah tidak tidur dan harus membawa banyak barang yang di dominasi oleh barang felix. -efek di pesawat memperhatikan felix yang tertidur
changbin memutar badannya malas. melihat ke arah felix yang kacau. tapi lebih mengejutkannya adalah hanya ada satu kasur queen size yang ditempati felix. ingat hanya satu.
'gue sekasur sama felix dong?' -scb; with smirk
"lix. bangun woy!"
"apasi bin. gue ngantuk tau gak"
"tidur mulu kerjaannya"
"ya cape tau. lagipula di pesawat gue ga bener bener tidur. ga nyaman"
'mampus' -scb
"y-ya seenggaknya ganti baju gitu"
changbin menyembunyikan paniknya. apa felix sadar kalau changbin memperhatikannya?
"iya iya nih gue ganti baju"
felix bangun dan melangkahkan kakinya malas ke arah koper.
"bin. jangan liatin gue kaya tadi dong. malu. gue jadi gabisa ngiler hehe"
'hilang sudah harga diriku' -scb ketauan
---
jam menunjukkan pukul tujuh tepat pagi di daerah osaka. dua insan ini masih bergelung selimut dan menyatu dengan kasur.
di dahului changbin yang membuka mata karena sinar matahari dari celah jendela mengganggunya.
kaget. changbin kaget. rasanya ia ingin mati saja.
changbin melihat felix yang kini ada di pelukannya sedang tertidur damai.
'loh, kok bisa?'
...
changbin merapikan bajunya. mengambil satu stel pakaiannya. menunggu felix keluar dari kamar mandi.
changbin mengetuk pintu kamar mandi yang sudah dihuni felix sekitar 15 menit.
"bentar bin. gue baru pake baju"
"ngapain aja lo daritadi?"
"mandi"
'mandi iler ehe:)' - felix putri(a) tidur
tak lama felix keluar dari kamar mandi.
"jangan mandi. dingin, ntar masuk angin"
changbin hanya membentuk tangannya membentuk jawaban 'oke'
setelah berganti baju changbin langsung menuju kasur. menyusul felix yang sedang bermain ponselnya.
"kita beneran sekasur?"
felix melepas tatapannya dari ponsel kemudian melihat changbin jengah.
"ya kalo lo mau di sofa sih gapapa"
yasudah, terserah felix kalau begitu. changbin akhirnya membaringkan tubuhnya di kasur kemudian beralih untuk tidur.
"disini dingin banget dah. udah ga nyalain AC padahal. di indo panas mulu"
tak ada sahutan. felix terkacangi.
"bin. bin. lo tidur?"
hening.
"cape kali ya? eh iya selimut mana dah?"
felix turun kemudian membuka lemari berharap ada selimut disana namun nihil. hanya ada bathrobe, dan sendal disana.
"hotel mahal ga punya selimut etdah gimana si?"
"gue lupa bawa jaket ama sweater lagi"
"bodo ah"
felix bejalan kasar ke arah kasur kemudian mencoba menutup mata. mengabaikan angin angin yang menggelitik tubuhnya.
'keknya pelukan lo anget bin'
felix mengambil pelan guling di dekapan changbin dan mengganti dengan tubuh kecilnya
'nah kan anget. hehe bisa tidur pules deh'
felix, felix. kamu lupa kalau ada penghangat ruangan? bilang saja ingin modus
❥ Rapuh; Changlix
KAMU SEDANG MEMBACA
♡୭̥ Rapuh || Changlix
RandomDISCONTINUED [♤]; scb-dom [♤]; lfl-sub ♧ baku - non baku ♧