Prolog.

135 18 2
                                    

"Minggir." ucap gadis bermata biru itu datar.

"Kakak gue yang cantik, minjem dulu hpnya ya..." pinta gadis bermata abu.

"Gak." jawabnya dingin.

"10 detik." gadis bermata abu itu memohon.

Gadis itu menghela nafas jengah. Ia melepas headsetnya, lalu menyerahkan iPhone dengan case black matte bertuliskan "GEMINI" itu. Berdebat dengan adik kembarnya hanya membuang-buang waktu.

"Yeee thanks kakak imut gue" gadis bermata abu itu tersenyum lebar sambil mengetikkan sesuatu di hp saudari kembarnya.

"Nih Ra, itu id line gue yang baru" ucapnya setelah mengembalikan benda pipih itu ke sang pemilik.

Gadis bermata biru itu hanya bergumam, lalu kembali memasang headset di telinganya.

Tok tok tok.

"Iya mas-- eh kalian berdua apa kabar?" wanita berumur 40 tahun itu berdiri dan melepas kacamatanya. Ia menghampiri kedua gadis yang akan menjadi muridnya.

"Baik Tante. Tante sendiri apa kabar?" ucap gadis bermata abu itu antusias, sedangkan kembarannya hanya tersenyum tipis, tidak berubah sama sekali.

"Baik dong. Duh makin gede makin cantik ya, kaya dua bidadari." ucap Rina terkekeh pelan. Ia tidak berbohong. Kedua ponakannya sangatlah cantik. Bedanya yang satu mempunyai mata dan rambut yang berwarna biru laut, sedangkan satunya lagi berambut hitam pekat dan bermata abu-abu terang.

"Makasih Tante, Tante juga makin cantik" puji gadis bermata abu sambil tersenyum lebar.

"Ayo Tante antar ke kelas kalian."

Rina keluar dari ruangannya diikuti kedua gadis cantik dibelakangnya.

Mereka bertiga menuju ke lantai 2, menyusuri koridor kelas XI, lalu berhenti tepat didepan kelas XI IPA 3.

"Permisi, ini Bu anak-anaknya. Saya titip ya." ucap Rina tersenyum manis kemudian meninggalkan mereka.

Wanita yang sedang memegang spidol itu balas tersenyum, ia kagum melihat dua bidadari kembar yang sangat cantik di hadapannya.

"Ayo masuk." ajaknya yang diangguki dua gadis berkulit putih itu.

Kebisingan kelas kini terganti dengan keheningan. Semua tatapan takjub diarahkan kepada mereka berdua. Keduanya mempunyai daya tarik yang berbeda.

"Perkenalkan nama gue Alexa Lareina. Kami pindahan dari Bandung. Mohon kerjasamanya" ucap gadis bermata abu itu sambil tersenyum manis. Seluruh siswa seperti kena sentruman kecil saat melihat senyum gadis itu.

"Azura Shakila" ucap gadis bermata biru itu. Sifatnya persis seperti nama dan penampilannya. Seperti samudera laut yang dingin dan tenang.

Siswa dan siswi bagai di hipnotis dengan mata biru laut yang menatap mereka tenang. Tidak ada senyuman, tidak banyak bicara, dan tidak ada ekspresi. Tapi rambut biru dan mata biru yang serasi itu membuatnya menjadi pemeran utama di kelasnya dan juga... di kisah ini.

GEMINI [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang