"Nih"
Gadis itu menatap secarik kertas yang ada di pahanya dengan datar.
"Jadi kapan lo bakal mulai prepare?"
Azura menatap laki-laki didepannya dengan heran.
Sok akrab.
Btw, ini juga karena Angkasa sering main kerumah Azura akhir-akhir ini. Padahal suratnya sudah diberikan sekitar seminggu yang lalu. Tapi Angkasa baru memberikannya hari ini. H-1 sebelum berangkat.
Sialan.
"Gue penasaran sama lo." gumamnya tiba-tiba.
"Itu urusan lo." respon Azura sambil membaca surat izinnya sebentar, lalu meletakkannya lagi.
"Pergi lo, gue ga ikut." usir Azura sambil berdiri.
Angkasa menarik nafas panjang.
"Mau ga mau lo harus ikut."
"Bodo amat."
Saat gadis itu ingin melangkahkan kakinya, Angkasa mencekal tangannya.
"Mau ikut sendiri atau gue yang bakal culik lo besok."
Azura mengangkat sebelah alisnya.
"Silahkan. Semoga berhasil, Tuan keras kepala."
Senyum sungging terbit dari bibir ranum nya.
Pupil Angkasa melebar. Ia terperangah.
Melihat senyumnya walaupun sedikit saja, seperti melihat matahari terbit.
Indah.
Angkasa menarik tangannya.
Lalu...
Cup.
Deg.
Laki-laki bermata hijau itu, berhasil membuat gunung es di hadapannya... mencair.
Angkasa memundurkan wajahnya. Ingin melihat apakah ia akan ditampar, atau malah diusir dan dimusuhi. Tapi, dugaannya salah besar.
Gadis itu, menatap Angkasa dengan tatapan anak kecil yang habis diberi permen. Azura membeku di tempatnya. Pipinya mungkin sudah seperti bunga Sakura. Dia masih menatap Angkasa. Membuat laki-laki itu menebak-nebak apa yang sedang dipikirkan gadis di hadapannya.
Bola mata birunya menyala. Tatapannya turun kearah benda lembut yang menyapa bibirnya.
Gue... mau lagi.
Cup.
Bola mata Angkasa melebar.
Gadis di hadapannya... benar-benar sulit ditebak.
Kini Azura yang menyerangnya. Kedua tangan mungilnya bahkan sudah melingkari leher Angkasa.
Sedangkan Angkasa, masih terkejut saat menikmati rasa manis dan dingin dari bibir gadis itu.
Ice cream strawberry.
Rasa ini.. mengingatkannya pada ice cream strawberry.
Bagaimana...
Kalau seperti ini, Angkasa... tidak bisa berhenti.
Saat merasa hampir kehabisan nafas, akhirnya gadis es itu melepaskannya.
Mata biru menyala nya sayu. Ia belum berpindah posisi.
"Jadi punya gue sekarang." gumam nya pelan.
Deg.
Angkasa menatap nya datar, kemudian tersenyum miring.
"Kenapa? Lo yakin? Tiba-tiba gini?" tanya Angkasa sambil menarik pinggang Azura untuk lebih mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [ON GOING]
Genç Kurgu"Lo tau kan? Kalo gue bener-bener benci sama lo?" bisiknya datar. Manik birunya mengilat tajam seakan mengintimidasi lawan bicaranya. "Lo juga tau kalo gue bener-bener sayang sama lo?" sahut gadis bermata abu itu tersenyum tulus. "Pfftt... HAHAHAHA...