"HAPPY BIRTHDAY AZURA, ALEXA!" ucap mereka bersamaan.
Sejak kapan ada rapat RT disini?
"Zuraa! Happy Birthday!!! Lo cantik banget hari ini." Alexa memeluknya antusias.
"Hm, Happy Birthday." ucap Azura datar.
"Happy Birthday, salju." ucap Arlan tersenyum manis. Azura bergumam.
"Berasa liat bidadari beneran gue. Happy Birthday Ra!" ucap Cila memeluk Azura erat.
Remuk gue.
"Astaga kalo liat yang beginian terus mah kelebihan vitamin A mata gue. Hbd ya Ra." ucap Dion menyambut tangan Azura dan mengayunkannya dari atas kebawah berulang-ulang.
"Putus ni tangan." gumam gadis itu menatap tangannya datar.
"Ehehe sorry. Btw..." Dion melihat ke belakang. Ke arah sofa. Bukan, bukan sofanya. Tapi seseorang yang duduk sambil memegang gelas disana. Azura mengikuti arah mata Dion, sehingga mata mereka bertemu.
Loh?
Kenapa dia bisa ada disini?
Yang benar saja.
Azura lupa kalau dia itu hantu.
Tentu saja dia ada dimana-mana.
"Kedip dong, Len." ucap Dion menyeringai.
Seseorang itu mengalihkan pandangannya. Entahlah, ini pertama kalinya ia tidak sanggup menatap mata biru itu.
Azura tersenyum sinis. Sesuatu itu selalu punya batasan kan?
Apa-apaan ini?
Kemarin-kemarin orang itu bersifat angkuh, sok akrab, dan suka mengatur. Tapi hari ini? Mengapa ia menjadi pemalu seperti itu?
"Galen sini." panggil Alexa.
Galen?
Bukannya dia Angkasa?
"Kenalan dulu. Padahal kita sekelas, tapi kalian ga pernah bicara." ucap Alexa.
Sok tahu.
Mereka tidak tahu saja kalau orang ini begitu menyeramkan.
Mereka berdua diam. Tidak ada yang memulai pembicaraan.
"Ra, ini Angkasa Galenka. Temen Arlan sama Dion. Gue yang undang mereka. Dan Galen, ini Azura Shakila. Yang lagi ulang tahun." ucap Alexa mengambil alih.
Oh, Angkasa sampai lupa kalau mereka itu kembar. Pantas saja lahirnya sama.
Semuanya diam saat Angkasa beranjak dan menghampiri Azura.
Hening.
Angkasa mendekat, mensejajarkan posisinya dengan wajah gadis itu.
"Bener-bener sama ya." gumamnya menatap Azura dan Alexa bergantian. Tapi detik selanjutnya, ia kembali fokus menatap wajah dihadapannya.
"Tapi yang ini lebih serem." sambungnya datar, tapi jelas tersirat nada sinis didalamnya.
Jangan harap Azura akan peduli dengan kata-katanya. Seburuk apapun komentar orang terhadap dirinya, ia tidak peduli. Bahkan jika ada orang yang menyukainya, ia juga tidak akan peduli. Perasaan orang lain bukan hal yang pantas diperhatikan baginya.
"Hbd, Zuzu." ucapnya singkat lalu kembali ke sofa.
Hah?
"Zuzu?!" seru mereka serentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI [ON GOING]
Teen Fiction"Lo tau kan? Kalo gue bener-bener benci sama lo?" bisiknya datar. Manik birunya mengilat tajam seakan mengintimidasi lawan bicaranya. "Lo juga tau kalo gue bener-bener sayang sama lo?" sahut gadis bermata abu itu tersenyum tulus. "Pfftt... HAHAHAHA...