eps 12 kekasih hinata

179 21 5
                                    

Pemuda dengan surai raven itu berjalan di koridor, seluruh teriakan yang memanggil namanya bukan sesuatu yang disuka.

Melirik ke sebelah kanan tepat dikelas Hinata tapi tidak ada, onyx nya menangkap gadis pirang yang juga menatapnya, kemudian berlalu begitu saja.
Melewati anak tangga hingga ke bagian paling atas, dia tau primadona hatinya ada dimana.

Tapi saat tiba rahangnya mengeras tangannya mengepal hingga buku jarinya memutih, menemukan objek yang membuat sakit mata.
Rivalnya Sabaku Gaara ada disana dan yang lebih parah wajahnya sangat dekat dengan himenya.

Melangkah dengan tergesa sebelum bibir itu menyentuh miliknya kaki panjang Sasuke layangkan ke pinggang pemuda merah itu.

Keduanya melempar tatapan sengit, hingga saat adu hantam entah tangan siapa mengenai satu-satunya gadis yang disana.

Sasuke ingin sekali membantu Hinata membawanya ke UKS, tapi ditolak dan malah meminta teman pucatnya.

Ada hubungan apa antara Gaara dan Hinata, kenapa mereka saling kenal. Bukan hanya itu Sai dan Hinata terlihat sangat akrab. Bahkan lebih akrab dibandingkan dengan dirinya.

Setelah kepergian Hinata pemuda merah itu juga menyusulnya, mungkin ingin mengetahui keadaan gadis incarannya, Sasuke menduga seperti itu. Dia tidak akan tinggal diam jika Hinata didekati dan hanya dijadikan pelampiasan rivalnya itu.
.
.
.
"Sai, mana kunci mobil Loe." Kata Hinata setelah mencapai lantai satu. Bukannya mau ke UKS.

"Tapi hime, kau harus ke UKS obati dulu pipimu." Sai mengatakannya dengan nada khawatir pipi Hinata mulai membekas.

"Ini tidak seberapa, Gue males ketemu mereka." Pasti sebentar lagi kedua pemuda tampan itu akan menyusulnya.

"Baiklah, hati-hati." Pasrah dengan patuh menuruti Hinata. "Pasti Neji akan membunuhku." Menambahkan dengan lirih.

"Kau mengatakan sesuatu Shimura Sai." Tanya Hinata dengan menekankan setiap kata.

"Eh tidak, hime. Hanya aku akan menyusul ke tempat Kiba secepatnya."
Dengan ragu Sai pun tersenyum canggung.

"Bagus, gue pergi. Jangan lupa urus tas gue." Tambahnya.

"Ha'i."

Setelah mendapatkan kunci mobil Sai, Hinata menuju parkiran. Dia tidak peduli peraturan Sekolah, dia akan bolos saja hari ini.

Dan kepergian Hinata tidak lepas dari manik jade, pemilik mata setenang danau itu kemudian mengikuti langkah Hinata ke parkiran pelan tanpa membiarkan sang gadis tau kalau diikuti.
.
.
Sasuke tidak menemukan Hinata dilantai satu, hanya Sai yang sedang tersenyum 'palsu'. Cihh, Sasuke mendecih melihat Sai dan langsung menginterogasinya.
"Loe bawa kemana Hinata." Selidik Sasuke dengan nada dingin.

"UKS." Jawaban singkat itu mengundang amarah bungsu Uchiha.

"Loe pikir gue bodoh, hm." Sasuke mulai naik pitam karena melihat Sai masih mengukir senyum, lebih tepat seringaian.

Dia mencengkram bagian kerah seragam pemuda berkulit pucat yang seakan mengejek dirinya dengan tampang polos yang dimilikinya.

"Katakan Sai, apa hubungan Loe dengan Hinata. Apa yang Loe sembunyikan." Sasuke berbicara pelan tapi sangat dingin.

Hah. Menghela nafas sambil melepaskan tangan Sasuke kemudian dengan angkuh menghempaskan bekas tangan Sasuke seperti ada debu atau kotoran.

"Gak usah sok hebat Uchiha. Gue yakin Hinata milih gue daripada Loe." Kali ini Sai tidak berpura-pura tersenyum lagi, dia menyeringai sarat akan kesombongan pergi meninggalkan Sasuke yang menahan amarah.

Light For The ColdestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang