Part 12

53 4 0
                                    

Sesampainya di halaman rumah megahnya, Letta langsung masuk ke dalam dengan wajah ditekuk lesu. Berbeda dengan Harris papanya, yang terlihat tersenyum senang setelah berbincang dengan sahabat lamanya Richard.

"Ya Tuhan.... Sial banget sih hidup gue, di sekolah ketemu dia, tadi di restoran juga ketemu dia. Udah mana dia anaknya temen papa lagi. Sumpah sial banget gw, kayak gak ada makhluk lain aja selain dia di dunia ini." Umpat Letta kesal sambil menjatuhkan tubuh mungilnya sesampainya ia masuk kamar.

Dan tak lama setelah Letta mengumpat tentang Alvis yang dianggapnya selalu mengganggunya, handphone mahalnya yang berlogo apel tersebut berdering tanda ada panggilan yang masuk.

"UGHHH SHIT!!! Siapa lagi sih yang nelfon gue, gak tau apa orang lagi kesel. Awas aja kalo gak penting, gue makan tuh orang!!!"

Tanpa berniat melihat siapa yang menelepon, Letta pun langsung mengangkat panggilan tersebut. Dan karena sudah terlampau kesal, ia langsung mengumpati orang di sebrang sana.

"Siapa sih njing?" Tanya nya ketus.

"Wow... Wow... Calm down baby, kenapa marah marah gitu sih sayang??" Ujar orang di sebrang sana yang malah menggodanya dengan ucapan sayang.

"Kenapa kata lo?!! Jelas lo yang udah bikin gua kesel, gara gara lo ada di restoran tadi gue jadi gak makan. Terus tadi ngapain coba tuh manggil manggil gue sayang segala, segitu mengenaskannya kah diri lo sampe manggil gue sayang. Kayak gak punya cewek lain aja lu."

"Lah siapa suruh gak mau masuk, malah diem aja di luar. Gw kirain lu udah kenyang makan angin hehehe. Oh iya lu jangan pernah bilang gue gak punya cewek ya, gue punya kok cewek." jawab Alvis dengan nada sombongnya yang paling menyebalkan.

"Oh yaaaa??? Siapa kah cewek sial itu yang sudah mau dengan sukarela menghabiskan waktunya hanya untuk ngeladenin kebegoan lu? Could you tell me, please??" ucap Letta dengan nada meledek.

"Cewek yang gue maksud sekarang itu lagi ngobrol sma gue dan marah marah gak jelas." jawab Alvis.

"Huhh?? Maksud lu gue gitu?? Heh denger ya Alvis, gue lebih baik pacaran sama kuda nil daripada sama lo buaya kampung." ucap Letta dengan nada sinisnya.

Sumpah demi apapun kalau saja Alvis ada di depannya sekarang ini, Letta sangat ingin menelannya hidup hidup.

"Udah deh ah capek gw ngomong sama lu, bikin tambah emosi aja!!" lanjut Letta sambil langsung menutup telfonnya tanpa persetujuan lawan bicaranya.

Baru saja Letta ingin membenarkan posisi tidurnya, tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Tok... Tok... Tok...

"Eh anjritt siapa lagi sih ini??? Orang mau istirahat aja susah banget. Gak bisa apa biarin orang napas dikit." ucap Letta sambil berjalan dengan kaki yang dihentak hentakkan karena kesal, sambil terus mengumpat dalam hati.

"Siapa sih? Gang... Ehh papa, kirain siapa hehehe." ucap Letta yang menggantung umpatannya karena ternyata papa nya lah yang mengetuk pintu kamarnya.

"Kamu kenapa kok kayaknya kesel banget?" tanya Harris sedikit khawatir.

"Eh engga kok pa, cuman capek aja pengen istirahat. Papa mau ngapain ke kamar Letta, ada yang mau dibicarain lagi?" tanya Letta seraya melangkah ke dalam kamar yang diikuti Harris.

"Kamu tadi kenapa gak balik lagi ke meja? Temen papa nyariin tau, papa jadi gak enak sama Richard."

"Oh itu, tadi Letta males aja ada Alvis. Letta gak suka sama dia." ucap Letta jujur.

"Ya tapi kamu gak boleh begitu, kamu tetep harus menghargai om Richard sebagai orang yang lebih tua dari kamu." ujar Harris yang sedikit menasihati Letta.

"Iya iya pa, Letta minta maaf. Letta janji gak akan kayak gitu lagi." ucap Letta yang merasa bersalah, karena walau bagaimanapun ucapan papanya itu benar bahwa Letta harus menghargai orang yang lebih tua darinya.

"Iya, eh tapi by the way kamu udah kenal Alvis?" tanya Harris penasaran.

"Iya pa, tadi kan Letta udah bilang kalo Alvis itu temen sebangku Letta."

"Terus kamu kenapa gak suka sama dia? Papa liat dia orangnya baik kok, sopan lagi. Papa suka sama dia." ucap Harris sambil tersenyum penuh arti.

"Ishh papa tuh gak tau aja, dia tuh orangnya nyebelin, rese, ganggu, sok keren. Pokoknya Letta gak suka lah sama dia, lagian kalo papa suka sama dia papa pacarin aja dia. Hihhh Letta sih gak mau." jawab Letta panjang yang diakhiri dengan bergidik jijik.

"Oh yaudah lah kalo gitu, papa mau ke kamar dulu. Kamu jangan tidur terlalu malem, besok sekolah. Pokoknya papa gak mau denger lagi kamu bolos sekolah, cukup di sekolah lama kamu aja kamu begitu, di sekolah ini kamu jangan sampai ada catatan merah. Ngerti?" ucap Harris tetap dengan gayanya, yaitu memerintah.

"Iya pa." jawab Letta pasrah.

~~~~

"Weh, kenapa lo kuda?" ucap Kevin yang sedang memakan stick kentang, sambil menatap Alvis yang sejak mematikan telfon tidak berhenti tersenyum.

Saat ini Kevin, Figo dan Rendi sedang berkumpul di dalam kamar Alvis, bahkan sebelum alvis sampai rumah pun mereka sudah berada di sana. Mereka adalah sahabat sahabat Alvis, jadi tidak heran kalau mereka bisa masuk ke kamar Alvis walaupun sang empunya sedang tidak ada.

"Anjay! Jatuh cinta beneran nih kayaknya" ucap Rendi menimpali yang sedang sibuk bertarung dengan Figo, tetap dengan pandangannya yang tidak sedikitpun lepas dari televisi berukuran 34 inch itu, dan tangannya yang sibuk memainkan stick PS.

Dan sepersekian detik kemudian, Rendi langsung membanting stick PS Alvis hingga hancur tak berbentuk. Dan tingkah mendadak Rendi itu pula yang membuat Alvis, Kevin dan Figo terlonjak kaget.

"Stick gue bangsat!!!" maki Alvis kepada Rendi yang murka karena stick PS mahal kesayangannya dihancurkan oleh sahabat tak tahu dirinya itu.

"Gue ganti, tenang aja gak usah khawatir. Tibang beli stick PS mah gak bakal sampe jual perusahaan bokap gue." Rendi menjawab enteng.

"Lo kenapa sih?" Kevin bertanya heran kepada Rendi.

"Gue paling ngga suka di curangin, harus nya tadi gue yang menang anjing!!!" Rendi menatap tajam Figo yang saat ini sedang melongo dan beberapa kali mengerjapkan matanya melihat amukan Rendi yang kelewat gila.

"Anjir cuma main Mortal Kombat elah, kaya yang abis di tikung aja lo" ujar kevin dan setelahnya ia langsung fokus kembali memakan kentang yang dari 50 menit terakhir tidak habis habis.

"Bodo amat" Rendi masih menatap tajam kepada Figo.

"Anjirr berisik lu semua kayak anak perawan yang abis di perawanin tau gak" ujar Alvis kesal melihat sahabatnya yang meributkan hal yang tidak jelas.

"Yaudah ayo ulang lagi" ajak Figo kepada Rendi.

"Males curang lo mah" tolak rendi dan langsung beranjak pergi meninggalkan teman-temannya.

"Ehh anjir beneran ngambek lo?baperan najis! Udah kayak cewek yang lagi PMS." Figo pun akhirnya menyusul rendi keluar dari kamar Alvis.

Setelah keduanya keluar, kevin langsung mengalihkan tatapannya kepada Alvis yang sedang bermain gitar.

"Kok lo bisa segitunya sama Letta? Perasaan lu gak pernah kayak gitu sama cewek lain." tanya Kevin yang memang sudah mengetahui kedekatan Alvis dengan Letta.

Alvis terkekeh singkat "Gue cuma penasaran aja sama dia, karna cuma dia satu satunya cewek yang nolak pesona gue. Dan lagipula ada satu perjanjian yang udah dibikin antara gue, bokap gue, sama bokapnya Letta." ujarnya enteng dan kembali memainkan gitar, seraya menyanyikan lagu you are the reason by Colum Scott.

"Hati hati, jatuh cinta beneran, mampus lo! Lagian perjanjian apa yang lo bikin?" ucap Kevin yang berhasil membuat Alvis terdiam sejenak dan berhenti memetik gitarnya.

"Gue pastiin dia yang bakal jatuh cinta duluan sama gue. Dan untuk soal perjanjian, lo gak perlu tau dulu." ucap Alvis dengan senyum smirk nya yang penuh arti.

*****

TBC

Jangan lupa vote dan comment ya guys... 😊

Don't be a silent readers...
See you in next part💖

The Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang