13. Serendipity

403 54 0
                                    


Play mulmed
Song : I Will Go To You Like The First Snow

-Ailee











Author POV

"Hyunji..."

"Enggak ada lagi yang perlu kamu jelasin. Cepat pergi!"

Taehyun melepaskan pelukan mereka. Memegang wajah Hyunji dan menatapnya.
"Gue sayang sama lo."

Lelaki itu sejenak terdiam lalu berucap,
"Sejak kita pertama kali ketemu, gue udah suka sama lo, Hyunji. Tapi gue gak berani buat ngungkapin perasaan itu saat kita berdua udah remaja. Gue takut pertemanan kita hancur. Gue gak mau bikin lo sakit hati dan akhirnya justru gue yang bikin lo kayak gini.

Semua ini salah gue. Demi apapun gue lakuin apa aja buat lo asal lo itu bisa senang. Itulah rasa sayang gue yang selama ini lo gak tau."

Hyunji melepaskan tangan Taehyun yang memegang wajahnya. "Kenapa kamu ngelakuin ini?"

Jemari Hyunji yang sejak tadi mengepal kuat melangkah pada permukaan dada bidang Taehyun dan memukulnya tanpa tenaga saat tangisnya pecah.

"Kenapa, Taehyun?"

Pemuda itu hanya bungkam. Ia menarik tangan yang masih memukulnya pelan. Dalam sekali sentak, Taehyun memeluk Hyunji, kedua tangannya melingkupi tubuh gadis itu. Sementara dia meletakkan wajahnya tenggelam pada bahu Hyunji. Saat itulah pertahanan Hyunji pun runtuh.

Gadis itu menangis terisak dalam pelukan Taehyun. Dia mencengkram kuat jaket yang dikenakan lelaki itu.

Taehyun sangat merindukan Hyunji. Benar-benar merindukan gadis itu hingga ia mau mati rasanya.
 
"Kalo gue cerita dari awal sama lo, mungkin kita gak pernah kayak gini. Lo juga gak akan tahu gimana gue memperjuangkan lo sampai detik ini."

Setelah itu Taehyun tidak mendengar apapun selain isak tangis Hyunji yang memenuhi ruangan. Gadis itu benar-benar jatuh dalam kesedihan.

Sementara wajah Hyunji terpengkur pada dada bidang itu. Untuk waktu yang cukup lama mereka hanya saling berbagi pelukan hangat. Hyunji yang terisak tanpa jeda dan Taehyun yang diam-diam merasakan kedua netranya menjatuhkan buliran air mata.

Taehyun meraih wajah Hyunji begitu lembut seakan-akan gadis itu adalah benda yang mudah pecah dan hancur. Netra mereka bertemu satu sama lain.

Perlahan tapi pasti, lelaki itu menangkup pipi Hyunji dan mendekatkan wajah mereka. Seperdetik kemudian, bibir mereka bertemu. Taehyun hanya menempelkan bibirnya tanpa ada pergerakan apapun. Tidak ada penolakan dari gadis itu. Bibir ranumnya hanya mengatup rapat.

Tatapan mereka bertemu keperaduan usai pagutan terlepas.

Taehyun menghapus jejak air mata di pipi gadis itu.

"Hyunji, gue janji gak akan bikin lo kayak gini lagi. Gue nyesal banget udah bikin lo menderita. Maafin gue."

"Taehyun..." Kini Hyunji memegang wajah lelaki itu. Ia tersenyum dan mengecup bibir Taehyun sekilas membuat lelaki itu terkesiap.

"Aku udah maafin kamu sejak awal. Dan aku juga minta maaf karena ngga tau kalo perasaan kamu setulus ini."

Kedua sudut bibir Taehyun terangkat membentuk senyuman. Ia meraih tubuh Hyunji dan kembali memeluknya.

Gadis itu membalas pelukan Taehyun dan tersenyum. Baginya tidak ada hal yang lebih indah saat perasaannya terbalas dan dirinya bisa bersama orang yang dicintai.

.

.

.

Jungmi hanya tersenyum melihat tingkah kedua remaja yang sedang asyik bercanda itu dari balik kaca jendela rumah sakit.

Sebenarnya ia sudah berada di depan ruang rawat inap sejak lima menit yang lalu sambil membawa tiga kantong plastik berisi bubur ayam untuk sarapan pagi yang baru saja dibelinya di depan rumah sakit.  Namun melihat Hyunji yang tertawa bersama Taehyun membuatnya jadi mengurungkan niat.

Sebuah tepukan pelan menyentuh pundaknya membuat wanita itu menoleh.

"Kenapa berdiri disini? Tidak masuk kedalam?" Tanya Hee Kyung yang merupakan suaminya Jungmi.

"Gak papa, Mas." Wanita itu menggeleng pelan. "Oh iya, Mas udah sarapan atau belum?

"Sudah. Tenang aja. Kamu sudah sarapan, Dek?"

"Belum. Aku mau sarapan bareng anak kita."

"Ya udah. Ayo, masuk." Ajak Hee Kyung pada sang istri dan membuka pintu ruang rawat inap.

Terdengar suara pintu yang dibuka membuat Taehyun dan Hyunji mengalihkan pandangan.

"Selamat pagi, semua. Wah, sepertinya seru sekali ngobrolnya." Ujar Hee Kyung.

"Selamat pagi juga, Ayah." Seru Hyunji dan sang ayah yang mengecup sekilas keningnya.

"Gimana keadaan kamu, Nak?"

"Udah lumayan kok dari kemarin, Yah."

Lelaki paruh baya itu mengangguk. Raut wajahnya tiba-tiba berubah.
"Nak, hari ini kamu kemoterapi lagi."

"Iya, Ayah."

Jungmi mendekati sang anak perempuannya.
"Kalau memang rasanya sakit jangan ditahan, sayang. Tapi itu bisa membantu kamu supaya sembuh."

"Hmm. Iya, Ibu."

Hyunji menatap kedua orang tuanya bergantian.
"Ayah dan Ibu jangan khawatir. Aku baik-baik aja."

To be continued....

TULIP ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang