Hyunji POV
Sudah empat hari aku berada di ruangan ini. Tangan yang dipasang infus, perawat yang datang setiap berapa jam untuk mengganti infus, dokter yang setiap pagi memeriksa kondisi ku. Itulah pemandangan yang ku lihat setiap hari.
Sebenarnya ini membosankan.
Tapi ini yang harus ku jalani agar aku bisa sembuh. Ku pikir berada di rumah sakit memang tak sebaik saat berada di rumah tapi di tempat ini aku bisa mendapat pengobatan untuk penyakit ku.
"Nak, Ibu buatin orek tempe kesukaan kamu."
Ibu ku datang dengan senyum cerahnya sambil membuka tempat makanan. Tercium aroma wangi dari masakan itu dan aku yakin siapa saja yang yang mencium aroma lezatnya pasti tergiur.
"Iya, Ibu. Tapi sedikit aja."
"Iya, sayang."
Ibu mengambil piring lalu menaruh sedikit nasi, orek tempe, dan telur dadar. Semua menu makanan itu adalah kesukaan ku apalagi jika Ibu yang memasaknya.
"Mau Ibu suapi atau makan sendiri?"
"Sendiri aja, Bu."
Aku bangkit dari posisi rebahan ku lalu duduk dan mengambil piring berisi lauk pauk yang diberikan oleh Ibu.
"Eumm enak banget, Bu."
"Lain kali Ibu buatin lagi ya."
Aku mengangguk setuju dan kembali melanjutkan makan meski tidak lahap seperti biasanya.
Selama di rumah sakit aku hanya makan seadanya sehingga dokter memasangkan infus di tangan ku agar tidak kurang cairan. Nafsu makan ku menurun dan membuat berat badan ku juga ikut turun beberapa kilogram.
Sekarang aku terlihat lebih kurus dan Ibu khawatir jika tubuh ku hanya tertinggal tengkorak saja. Oleh karena itu, Ibu sering membuatkan aku makanan favorit ku agar aku mau makan.
"Oh iya, Ayah belum bisa datang ya Bu?"
"Tadi Ayah menelepon katanya nanti malam baru bisa kesini. Ayah janji pasti datang buat jaga kamu."
"Iya, Bu."
Setelah selesai makan siang, aku bersandar pada sisi ranjang sambil melihat Ibu yang sedang mengupas buah apel.
"Ibu, aku boleh engga main hp sebentar aja."
"Buat apa, sayang?"
"Ya buat dimainin, hehe. Aku bosan nggak ada kerjaan disini selain tidur, makan, atau baca novel."
"Kamu disini emang disuruh istirahat supaya bisa sembuh. Nanti kalo kebanyakan main hp terus waktu istirahat kamu berkurang, Nak." Nasehat Ibu sementara aku hanya bisa menghela napas.
Kendala lain yang ku dapatkan selama di rumah sakit adalah handphone. Selama di rawat inap aku jarang bermain gadget.
"Sebentar aja kok, Bu. Aku janji main hp cuman setengah jam."
"Setengah jam juga lama, Nak. Sepuluh menit aja."
"Ayolah Ibu ku yang cantik dan baik hati. Aku janji nggak bakal lewat dari setengah jam."
Ibu hanya mengangguk lalu mengambil tas kecil yang selalu dibawanya. Ibu mengeluarkan handphone.
"Cuman setengah jam, ya. Lewat daripada itu langsung Ibu ambil."
Aku mengangguk cepat dan mulai bermain handphone.
.
.
.
Author POV
"Nih. Cepet diminum. Kalo cair ngga enak lagi entar."
Beomgyu meletakkan Frappuccino dihadapan Taehyun yang hanya diam menatap handphone nya.
"Lo kenapa, sih? Daritadi kayak orang bego diem liatin hp."
"Gak papa."
"Biasanya kalo lo itu ngomong gak papa pasti ada apa-apa alias ada masalah."
"Sok tau."
"Yaelah. Denger ya Taehyun. Gue ini temenan sama lo dari kelas sepuluh dan lo bilang gue sok tau, huh? Sorry aja ya, biar gue bobrok kayak gini gue tau sifat lo. Udah, cerita aja. Emang lo punya problem apa? Mungkin gue bisa bantu."
Sedangkan Taehyun menarik napas sejenak.
"Lo liat aja sendiri."Lelaki itu menyodorkan handphone pada Beomgyu.
"BHAHAHAHAHAHA." Suara tawa Beomgyu menggelegar.
Taehyun hanya menutup wajahnya karena sikap temannya itu yang jika sudah tertawa melewati ambang batas. Bahkan Beomgyu memukul-mukul meja cafe. Beberapa orang di cafe menatap mereka bingung. Lelaki itu langsung berhenti tertawa dan kembali dengan tampang seriusnya.
"Jadi cuman gara-gara ini lo jadi kayak orang bego? Astaga Taehyun, gue baru tau lo juga bisa jadi bucin."
"Ck, bucin ndas mu."
"Hadeuh, ga usah bohong. Buktinya ini apa, hm?" Beomgyu mengangkat handphone milik Taehyun yang menampilkan layar chat nya dengan Hyunji.
"Okay, Taehyun. Jadi udah berapa hari dia ga balas chat lo?"
"Empat hari."
"Lo udah nelpon dia gitu atau nanya sama temannya kenapa dia ga balas chat?"
"Gak ada."
"Astaga, gimana sih lo jadi cowok yang bener? Urusan gini aja lo ga bisa gimana nantinya kalo kalian udah jadian? Pacar lo mau dijadikan patung gitu? Diem aja sampai lumutan nunggu lo bertindak." Ucap Beomgyu dengan penuh penekanan.
Taehyun menghela napas.
"Gue gak sempat lagi mikir buat ngehubungin temannya karena gue khawatir banget sama dia.""Ya kalo khawatir itu berusaha lebih keras lagi dong. Bikin mie instan juga butuh usaha masa lo ga bisa?"
Line!
Atensi kedua pemuda itu tiba-tiba teralih pada handphone Taehyun yang berbunyi notifikasi dari Line.
Taehyun langsung mengambil handphonenya. Matanya membulat sempurna ketika melihat siapa yang telah mengirim chat padanya.
Beomgyu mengambil tempat duduk disamping temannya itu juga ikut menatap layar handphone.
LINE
Hyunji
Taehyun, maaf banget aku baru balas chat kamuGimana kabar kamu?
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
TULIP ✔
FanfictionKita hanya dua insan yang sedang mencoba menyatukan takdir tanpa bisa menjanjikan apapun. Dan ketika napasmu memanggilku Kelak, kita akan bertemu lagi Itu akan menjadi hari terindah Aku akan datang padamu ~~~~~ Start : 11/03/2019 End : 14/04/2019 C...