11. Kesalahan

16 7 0
                                    

"Maaf, gue hanya bisa menitipkan lo kepada orang lain yang gue percaya, hahaha lucu. Padahal gue sendiri nggak bisa menjaga lo." -Gibran Arshaka Keenandra

~~~

Setelah gue berpamitan dengan kakaknya Raka. Iya hanya berpamitan tidak mengobrol-ngobrol. Bahkan nanya namanya pun gue nggak. Dasar gue!!

"Gue balik duluan ya Ka, Ta."

"Bareng aja kali Lun."

"Nggak usah."

"Beneran lo mau pulang sendiri? Ini udah mau malem Lun." timpal Aleta

"Hahaha, gue bukan anak manja. Gue juga udah pesen taxi online."

"Hati-hati ya lo."

"Duluan ya."

Setelah Luna pergi dari rumah Raka, gue di anter pulang sama Raka. Kali ini nggak naik motor tingginya itu, kali ini dia bawa mobil.

Di mobil cuma ada keheningan antara gue sama Raka, sesekali gue melihat Raka seperti orang yang ingin bicara, tapi tidak jadi. Gue kesel sampai akhirnya gue yang pancing dia buat bicara dengan menyalakan lagu Perfect -Ed Sheeran

Dan ya, dia masih nggak bicara seolah gue makhluk yang tak kasat mata.

"Lo kenapa sih?"

"Kenapa apanya?"

"Lo mau bilang apa?"

"Lo udah baikan?" tanyanya

"Udah."

"Jesica ngapain lo?" tanya Raka dengan mata yang fokus ke depan

Mampus!

Tau gini, gue gak bakal pancing dia buat ngomong.

"Lo nggak boleh bohong!!" perintah Raka

"Maaf sebelumnya, baju lo di ambil dia nanti gue usahain buat ambil kok."

"Nggak usah, nanti gue sendiri aja yang ngambil."

"Gue.. Gue, cuma di kurung di ruang ganti kok." bohong Aleta

Bohong banget nih anak, nggak mungkin kalau cuma di kurung tangannya sampai memar gitu. Ucap Raka dalam hati

Mata Raka melihat ke arah tangan Aleta yang memar, refleks gadis itu melihat apa yang di lihat Raka. Tangannya.

Aleta melihat tangannya sambil melotot dia sendiri tidak tau tangannya memar, sampai dia menyembunyikan tangannya di balik tasnya.

A L E T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang