Ada yang berbeda saat Asya berangkat sekolah pagi ini. jika biasanya ia akan menyempatkan diri untuk Melewati kelas mahen, hari ini ia tidak melakukannya. Asya memilih langsung memasuki kelas.
Asya masuk kedalam kelasnya yang gaduh, berjalan ke kursinya, menaruh tasnya ke atas meja dan mendudukan dirinya sambil menyenderkan punggungnya ke senderan kursi.
"tumben ngga telat?"
Asya melirik suci dengan ekor matanya. bibirnya mengerut."Gue telat salah, ngga telat salah, mau lo apa sih ci" Asya mendengkus sedangkan suci hanya diam saja.
"Pak faqih ga masuk?" tanya Asya
Suci menggelengkan kepalanya"guru-guru pada rapat. jadi jamkos sampai pulang mungkin"
mendengar itu Asya langsung pergi meninggalkan suci.ia pergi menuju kantin untuk memberikan jatah kepada cacing yang sudah berdemo sejak tadi, Asya berharap dia tidak bertemu Orang yang ia hindari di kantin. Namun baru saja Asya melangkahkan kakinya di kantin tatapannya bertemu dengan mahen yang tengah mengobrol dengan temannya.
Degup jantung Asya berpacu begitu cepat, perlahan tangan Asya memegang dadanya. Mata Asya mengamati seluruh kantin dan terkunci pada satu orang.
"Farid!!" teriak Asya ke arah Farid sambil melambaikan tangan.
Farid berdecak sebal " Lo pikir ini kebun binatang hah. main teriak segala"
"Lo lupa kalo di depan gue ini salah satu dari mereka"
"Mata Lo bengkak abis nangis heh?" ucap Farid sembari menyingkirkan poni yang menutupi Mata Asya.
Asya mematung di tempat. Kenapa Farid tau perasaan Asya sudah melakukan hal apapun supaya matanya tidak terlihat bengkak.
Tanpa Asya sadari ada sepasang mata yang terus memperhatikan dia sedari tadi.
" lo kenapa mahen?" tanya Aim yang duduk di depan nya.
"Enggak"
"Gue nggak salah liat kan?" Bobi mengusap ngusap matanya di sebelah mahen "Asya cukup Deket juga yah sama temen cowoknya"
mahen hanya diam. Toh dia juga baru mengenal Asya, adik kelas yang cukup unik. Terkadang dia terlihat sering marah marah seperti bom yang siap meledak kapan saja ,namun terkadang dia terlihat-mahen langsung menggeleng kan kepalanya,jangan sampai Dia berpikiran seperti itu.
BRAK!
"KELAS 12 UJIAN PERAKTEK HARI INI!!" teriak Aim. sekarang seisi kantin menatapnya.Kemudian ia berlalu pergi dari kantin.
"Eh kunyuk jangan tinggalin kita juga kali. hen bayarin tagihan makan kita"
mahen yang mendengar gitu hanya menghela nafas kasar.
Sedangkan Asya yang melihatnya perihatin. Tapi rasa prihatin Asya tidak akan membuat dia ikutan membayar tagihan kakak kelasnya itu, bisa tekor bandar ini namanya.
"Lo udah makan?" tanya Asya pada farid.
"Udah.ngapain tanya segala mau neraktir lo?"
"Iya. Pake duit lo hehehe "
"pelit lo udah nyampe stadium akhir ya sya." Sindir Farid
asya diam.dia berpura-pura mendengar farid.
Asya kembali menatap mahen. dia sibuk memainkan ponselnya,asya tersadar. dia semalam mengirimkan chat pada teddy, buru-buru dia membuka ponselnya. benar saja ada satu pesan dari mahen. ia tercrngang semalam asya mengirim chat jam 8 malam,dan baru di balas barusan.
ka mahen
Y
asya
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeda
Teen FictionAsya cewek berambut sebahu yang kerap memasang wajah datar, Misterius dan tak tertebak. Sering kali menyebut dirinya menyukai mahen, Kaka kelas yang hampir menabraknya di awal masuk sekolah. Nyatanya dia sendiri tidak tau betul perasaannya itu pada...