07

674 30 0
                                    

°°•••°°

Pagi hari. Rumah dibuat heboh dengan kedatangan Farid dan Harun. jika hari Minggu Farid dan Harun memang selalu mangkal di rumah Asya, Terlebih lagi jika Ada Mainaka. berbagai kata umpatan dan makian akan terdengar dari mulut mereka bertiga.

"Ke bioskop Yu yet" Harun menendang kaki Farid.

"Masih pagi nyet"

"Mohon maaf bisa di sensor ga itu ngomongnya ada anak kecil di sini"

Harun dan Farid saling pandang." Siapa?" Tanya mereka kompak kepada Asya.

Lalu Asya menunjuk dirinya,Dan setelah itu satu bantal melayang ke muka Asya.

"Mau pada ikut ke cafe gak?" Ajak mainaka.

"Mauuu!!!"

"Udah lama gue ga makan gratis"

"Lah sama gue juga"

"Najis"

Mainaka memukul Asya pelan. Saat Asya menatap mainaka dengan tatapan garang,mainaka menggelengkan kepala. seolah memberi isyarat jika yang dikatakan asya itu tidak baik.

Farid dan Harun bersorak kegirangan

Di dalam mobil

Mainaka memijat keningnya. Ia merasa menyesal sekali karena mengajak ketiga remaja yang sedang melewati masa pubertas.

"Enak aja itu punya gue ya!"

"Siapa yang liat duluan? gue!" Teriak Farid tak kalah dengan Harun.

"Yang pegang duluan siapa? Gue anjir" kali ini Harun makin tak mau kalah.

Keduanya sedang berebut kamera milik Mainaka.di dalamnya ada berbagai foto anak-anak kampus dari kating hingga Maba,Yang mengikuti organisasi yang sama dengan Mainaka.

"Dih gitu aja rebutan. Paling cantikan juga gue"

"So cantik najis" Harun menatap Asya sinis.

"Keresek mana keresek mau muntah gue dengernya"

Asya yang posisinya sedang duduk di depan langsung nengok ke belakang, menatap tajam kedua orang itu.

"Emang gue cantik kenapa ga terima?!!" Ucapannya bengis

Kamera yang tadinya ada di tangan Harun kini berpindah kepada Farid."siapa yang bilang Lo cantik siapa?? Pengin tau gue kaya apa orangnya" ucapnya dengan melipatkan tangan di dada.

"EMAK GUE!" Teriak Asya yang hampir membuat kuping mainaka budeg.

"Bisa diem gak? Mau Gue turunin kalian di sini"

Ketiganya langsung kicep. Mainaka menghembuskan nafas kasar, jika di suruh memilih lebih baik ia disuruh mengasuh bayi daripada mereka.

Mainka tak habis pikir sifat bar-bar adiknya kini makin parah saja. ia khawatir apakah nantinya akan ada cowok yang mau menikahi Asya, Secara ia saja akan berfikir beribu-ribu kali jika dijodohkan dengan cewek seperti Asya.

JedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang