Di antara keremangan cahaya,
lalu lalang manusia, dan derum mesin kendaraan yang bergerak menjauh, ke arah masa depan
‒yang terlihat baur dan pucat
kususuri kembali jejak wajahmu
yang gaib itu, lewat jendela kaca.seperti carousel, wajahmu berputar-putar:
di merkuri lampu yang nyaris sekarat
di tanah basah sehabis hujan
di barisan pepohonan rindang
di lembar-lembar puisiGerimis tiba-tiba jatuh dari sepasang mataku
merintikkan rindu dari awan-awan kenangan
‒yang menggelembung dan nyaris pecah.Dan seperti sejarah, wajahmu hanya kekal di masa silam.
Lampung, 31 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan dalam Puisi [Completed]
Poetry-Sehimpun Puisi- Sebab, aku tak lagi menemukan muara hatimu: kukecup laut matamu berkali-kali.