PRANALA

33 1 0
                                    

Dalam heningku malam ini:
wajahmu langit
hitam tiada terang

kutulis sebait kata
pada kedukaan matamu
yang kosong itu

"Delapan purnama, Sayang.
Dua kota. Dan jalanan yang tak pernah lengang. Kita jumpai sebongkah bintang pada ujung sepatumu yang hitam itu."

Katanya hujan ingin ikut bercerita
pada kau. Pada ku. Pada kita,
yang hampir tak menjadi siapa-siapa.

Ada rinai terselip dalam bulu matamu
dan jatuh secara percuma

Kita hanya perlu duduk,
berbicara, katanya.
sembari memangku waktu
dan memunguti keping-keping
duka yang kita buat cuma-cuma.

Dua pasang mata,
setumpuk luka,
Segelas kata-kata pembuka,
kita akan baik-baik saja.

Metro, 14 April 2020

Perempuan dalam Puisi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang