Happy Reading❤
Dia tidak hebat, malah mungkin biasa saja. Tapi dia bisa membuatku senang hanya dengan hal sederhana...
《《《《《♡》》》》》
"Kenath! Marchel! Kenapa kalian tadi bertengkar?" Tanya Bu Fihya dengan tatapan tajamnya kepada Kenath dan Marchel.
Namun kedua makhluk dihadapannya tidak ada yang menjawab. Kenath memalingkan pandangannya ke sisi kanan sedangkan Marchel yang masih memegangi wajahnya yang lebam akibat pukulan Kenath.
"Heh! Jawab saya. Saya bertanya kalian bertengkar karna apa? Gara-gara cewe?" Tanya Bu Fihya kembali.
"Ck...Ga elit banget bu berantem gara-gara cewe." Sahut Marchel.
"Ya terus kalian bertengkar karena apa?" Geram Bu Fihya memperhatikan kedua sejoli didepanya.
"Dia nonjok saya duluan bu!" sahut Kenath menunjuk ke arah Marcel.
"Tapi lo yang nyelonong duduk di bangku gue!"
"Itu bangku sekolah, bukan bangku lo! Lagipula gue udah minta izin kan?" Sahut Kenath menatap sengit ke arah Marchel.
"Heh tap--"
"Sudah sudah!! Kalian ini babak belur seperti ini hanya perihal bangku?" Potong Bu Fihya menepuk jidatnya.
Kedua orang dihadapan Bu Fihya itu hanya terdiam dan membisu. Tak ada niatan mereka untuk membalas perkataan Bu Fihya. Percuma saja mereka membalas perkataan Bu Fihya, karena bila mereka terus saling membalas, yang ada masalahnya tidak akan selesai.
Guru berkacamata itu menggeleng-geleng kan kepalanya, sebelum memberikan surat kepada Kenath dan Marchel.
"Marchel, ini surat peringatan pertamamu! Dan kamu Kenath berikan ini kepada orang tua mu! Mengerti kalian?" Tanya Bu Fihya.
Kedua pria dihadapan Bu Fihya mengangguk patuh. Dan mengambil masing-masing suratnya.
"Ya sudah kalian boleh pergi!" Ucap Bu Fihya.
Marchel bangkit dari duduknya dan berpamitan kepada Bu Fihya kemudian berlalu keluar dari ruang Bk, sedangkan Kenath masih terdiam ditempatnya memandang surat yang berada di tanganya.
Bu Fihya yang melihat kelakuan Kenath mengernyitkan alisnya heran, terus mengawasi gerak-gerik Kenath yang terlihat aneh.
"Ehmm...Kenath, kenapa kamu masih disitu?" Tanya Bu Fihya memperhatikan Kenath.
"Gini ya bu, kalo ngasih surat ke orang tua saya harus bagus bu. Nih gini ya bu," Kenath mengambil sebuah amplop bermotif bunga di dalam kantong celananya.
Bu Fihya memperhatikan Kenath memasukan isi amplop yang ia berikan ke dalam amplop bermotif bunga itu. Kemudian ia menaruh sebuah pita berwarna merah yang ntah dari mana asalnya.
"Bu boleh saya pinjam spidol birunya?" Tanya kenath.
"Nih, awas jangan sampai patah!" Sahut Bu Fihya memberikan spidol nya.
"Lah emang saya master limbad? Matahin beginian segala." Jawab Kenath membuka tutup spidol berwarna biru tersebut.
Kenath menggerakan tangannya menulis sesuatu di luar amplop tersebut, ia sangat fokus menulisnya hingga tidak menyadari Bu Fihya yang dari tadi mencuri-curi pandangan untuk melihat apa yang ditulis Kenath.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy And Misterius Girl✔
Teen Fiction"Gue suka sama lo!" Bodo amat gue gak peduli!-Batin Frivi. "Bercanda kali! Ga usah anggap serius." Kekeh Kenath seraya memperhatikan gadis dihadapannya ini. Dia Kenath Rezvan Aldrich Anak dari Riza utama Aldrich dan Fany fictorya yang selalu membua...