Ini adalah fanfiction, jadi jangan terlalu berharap akan seperti yang kalian baca atau kalian tonton.
hanya sebuah ketikan dari korban imajinasi liar tanpa batas.happy reading
.
.
."diamengatakanjikaWeiGongzianakseorangwanitanakaldandiatidakpantashidupdiduniaini" ujar Wen Ning.
Cepat, tapi bisa dimengerti oleh semua orang disana, termasuk diriku yang masih dalam mode bisu, bukan, bukan karna aku tidak perduli, hanya saja ini adalah masalah pribadi tuan muda Wei.
"Permisi" setelah sekian lama, barulah nona Wen Qing mengeluarkan suaranya.
"Bisakah kalian tenang? Jika memang urusan kalian disini sudah selesai maka aku akan mengusir kalian dengan kekuatan penuh jika kalian masih ribut juga". Kami pun berhenti berdebat, nona Wen Qing langsung mengambil posisi disisi kirinya untuk memeriksa luka menganga disana dan langsung mengambil tindakan pengobatan. Aku terkejut melihat luka lain yang juga melintang itu, jika diukur itu hampir seperti sobekan pedang? Tapi bukankah tuan muda Wei sedang melawan mayat hidup?
"Wen Ning" "Tuan muda Wen" ujar ku dan nona Wen Qing bersamaan, hal tersebut membuat suasana menjadi lebih berat.
"Ada apa ketua sekte Lan?" tanya nona Wen Qing "Sepertinya kalian berdua membutuhkan adikku yang pemalu ini? Wen Ning, ceritakan apa yang kau tau!" perintah nona Qing melihat kearah ku dan Wangji, awalnya Wen Ning tidak mau menceritakan, tapi pada akhirnya ia menceritakan seperti yang dai katakan tadi kepada kami.
"Maaf nona Qing, sepertinya anda dan tuan muda Wei kenal satu sama lain?" tanyaku sopan.
"Tentu, dia yang mengajari adik ku kultivasi, memurnikan jiwa, pengetahuan yang aku belum tau, jadi dia seperti guru bagi Wen Ning, sedangkan bagiku, tuan muda Wei Wuxian seperti adik sulungku, sekalipun sikapnya sulit diatur, itu hanyalah kenakalan semata, dia memang biasa seperti ini, namun kurasa ini adalah yang paling parah, kudengar dari Wen Ning, tuan muda Wei sudah sekarat sejak dua minggu yang lalu?" tanyanya. Wangji mengangguk dan menoleh kearahku seakan berkata 'kak, sudah kukatakan untuk menemui nona ini jauh jauh hari' dan aku sedang mati – matian menahan kekehan geli melihat Wangji begitu peduli dengan seseorang sampai sebegitunya.
"Wuxian itu.." Jiang Cheng membuka obrolan, kami semua serentak menoleh kearahnya. Jiang Cheng menghela nafasnya seolah menguatkan diri tentang sesuatu lalu melanjutkan ucapannya.
"Wuxian itu anak paman Wei, ketika ayahku dan ayahnya memutuskan untuk berpisah karena paman Wei ingin menikah, ayah merelakan kepergiannya. Padahal, paman Wei adalah sahabat dan tangan kanan yang paling ayah percaya. Setelah sekian lama berpisah, ayah mendengar jika paman Wei dan bibi Sanren memiliki seorang putra yang lahir hampir bersamaan dengan kelahiranku, ayah memutuskan untuk mencari mereka tapi tidak juga menemukan keberadaan pasangan cultivator itu. Hingga saat itu tiba, hhhh ayah mendengar jika kedua orang tua Wuxian meninggal dalam sebuah pertempuran, ayah sungguh tidak mempercayai berita itu, bagaimana ayah bisa percaya sedangkan ayah sendiri tau dengan sangat bagaimana kemampuan kultivasi bibi dan paman Wei, mereka tidak akan bisa dikalahkan dengan semudah itu kata ayah sambil menangis tersedu sedu dihadapan ibu dan kakak Yanli, bibi Wei adalah cultivator wanita hebat kedua setelah ibu dan juga orang terdekat ayah setelah paman Wei dan sempat dirumorkan jika bibi Wei yang akan dinikahkan dengan ayah, tapi itu tidak terjadi. Paman lebih dulu meminang bibi dan ayah pun sudah dijodohkan dengan ibu. Setelah mendengar hal itu ayah langsung memutuskan untuk mencari anak dari paman dan bibi Wei. Wuxian ditemukan ayah dalam keadaan yang mengenaskan, bajunya compang camping, rambutnya kusut, penampilannya buruk sangat buruk lebih buruk dari seorang gelandangan, dan juga saat ayah bertemu dengan Wuxian, dia sedang berebut makanan dengan puluhan ekor anjing. Itulah kenapa ia sangat membenci anjing, karna setiap hari jika harus berebut makanan dengan anjing Wuxian akan digigit dan dikejar sampai ia kelelahan dan melupakan rasa laparnya, ayah menangis saat itu. Ayah memanggil Wuxian tapi dia hanya bisa menoleh sambil menangis karna makanan nya direbut oleh anjing - anjing itu. Saat itu juga ayah langsung menggendong Wuxian dan dibawa ke Yunmeng, disana dia diajarkan kultivasi dan berbagai macam hal. Jika ia nakal kurasa aku mengerti, itu hanya karna dia merasa saat dia kecil dia terlalu sibuk bertarung dengan para anjing untuk sepotong roti dibandingkan bermain seperti anak anak seusianya" penjelasan Jiang Cheng berhenti, suasana berubah, dibanding mencekam ini lebih seperti perasaan sedih dan iba, seburuk itukah masa kecil tuan muda Wei, dan alasan tentang bagaimana ia menjadi seorang yang nakal, sungguh sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
"Tapi tentang anak pelayan itu?" Nie Huaisang bertanya. Jiang Cheng langsung menoleh, terlihat perempatan didahi nya.
"Dia. Bukan. Anak. Pelayan. Dia anak paman dan bibi Wei kau dengar!!!" ujar Jiang Cheng.
"Faktanya banyak yang mengatakan jika semua orang berbicara tentang Wuxian si anak pelayan" lanjut Huaisang.
"Hanya karena pama Wei adalah tangan kanan ayahku, bukan berarti dia adalah pelayan, kau paham?" -Jiang Cheng murka.
"A-aku m-me-m-mang a-anak p-pelayan" semua terdiam dan langsung menoleh kearah datangnya suara.
"Wei Wuxian" –Wangji
"A-Xian" –Jiang Cheng
"Wei-xiong" –Wen Ning/Nie Huaisang
"Wei-gongzi" –ujarku
"Wuxian" –Wen Qing
"B-bagaimana kau bisa sadar?" Tanya nona Qing.
"A-aku b-belum m-mati b-bodoh" ujar Wuxian dan dihadiahi tepukan dikepalanya.
"Yang mau kau mati siapa anak nakal?" ini Jiang Cheng yang bersuara.
"Entahlah A-Cheng" jawab Wuxian lemas.
"Sebaiknya Wei-gongzi beristirahat lagi, keadaanmu belum sangat baik" tawarku.
"A-aku h-hanya i-ingin m-melihat k-kalian s-sebentar s-saja s-sebelum ..."
"Diamlah anak nakal, dan istirahatlah" ujar Jiang Cheng, terlihat jika ia sangat cemas.
"Wuxian, apa yang kau rasakan?" tanya Wen Qing tiba tiba.
"A-aku t-tidak b-bisa m-nerasakan a-apapun s-saat ini, h-hanya d-dingin" jawab Wuxian terbata.
"Kau tau kondisimu?"
Wuxian hanya menggeleng dan mencoba menggerakkan tubuhnya, dan terlihat sangat kesakitan, wajahnya semakin pucat, luka luka di tubuhnya terlihat sangat mengerikan, garis melintang di punggungnya terlihat seperti membelah tubuh Wuxian menjadi beberapa bagian.
"Bagaimana kau bertarung?" tanya Wen Qing.
"A-aku m-mengejar m-mereka"
"Lebih dari 1 orang?" tanyaku.
Dia mengangguk perlahan, dan menatapku lemah.
"X-Xue Y-Yang" katanya perlahan.
Kami semua yang ada diruangan terkejut, Xue Yang adalah orang kepercayaan Jin Guang Yao, sahabatku. Dan ia merupakan adik seperguruan dari tuan muda Wei sendiri. Bagaimana mungkin ia menyerang saudara seperguruannya? Itulah yang ada dibenak kami.
"Apa dia mengatakan sesuatu?" tanya Jiang Cheng.
"D-dia m-mencoba m-menculik d-dirimu d-demi m-membuatku m-melawannya, k-karena d-dia s-sangat s-sulit m-menyulut e-emosiku" jawabnya terbata.
Kami semua terdiam, memang benar jika tuan muda Wei mudah sekali membuat masalah, tapi dia tidak muda tersulut emosinya, aku menatap tuan muda Wei prihatin, untuk apa Xue Yang melawan tuan muda Wei.
Brakk!!
Kami semua menoleh kearah suara, Jiang Cheng disana terlihat marah. Dan mulai mengeluarkan aura ungu-hitam akibat emosinya. Tapi langsung tenang karena tuan muda Wei menyentuh punggung tangan Jiang Cheng. Jiang Cheng menatap Wuxian dalam.
"J-jangan m-melakukan h-hal b-bodoh" Wuxian tersenyum. Aku melihatnya merasa sangat sedih.
"Dia hampir membunuhmu"
"A-aku t-tidak a-akan m-mati s-semudah i-itu"
"A-aku m-mengantuk" tambah Wuxian.
"Jangan tertidur Weiying, bahaya untukmu" cegah Wen Qing.
"Aku mengantuk sekali nona Qing" jawabnya lemah hampir tidak terdengar.
Dan Wuxian pun tertidur tanpa kami sadari."Dia koma" jelas Wen Qing. Dan kami semua terdiam. Lagi?
TBC
Tar
Lagi
Besok
YOU ARE READING
I Still Love You, even you didn't ( ISLY)
Fanfictionkisah para kekasih antara dia yang mencintai dia, yang lebih mencintai dia yang lain, tapi dia yang lain lebih memilih orang lain, yang pada dasarnya orang lain itu menyukai si 'dia' yang pertama. tidak akan terlalu sedih, karna saya bukan tipe oran...