CHAPTER 12

17 7 0
                                    

Budayakan Vote sebelum baca!

*Happy Reading*

Feli baru saja selesai bersiap dengan pakaian sekolahnya. Kini ia sedang menuju meja belajar untuk merapikan jadwal setelah itu turun dengan menenteng tas ranselnya menuju meja makan.

Gadis bernama lengkap Felicia Berliana Williams itu memang jarang sekali bangun kesiangan. Ingat jarang bukan berarti tidak pernah. Sebab jika bangun kesiangan ia akan mendapatkan ceramah dari mama dan juga papanya. Keluarga Williams memang sudah menerapkan sikap disiplin sejak dini bahkan sebelum papanya menikah dengan mamanya,papanya itu sudah di ajarkan tentang kedisiplinan membuat anak anaknya diikutsertakan atas sikap turun temurun ini.

"Pagi pa,dek." Sapa Feli lembut tidak seperti biasanya yang sering teriak teriak seperti orang kesetanan.

"Pagi," balas papa sambil tersenyum ramah.

"Pagi juga,tumben gak teriak teriak ada apa gerangan?" Ucap Farhan–adik Feli– penuh selidik.

"Gak papa,"

"Gak ada apa apa tapi mukanya kok kaya bingung gitu,"

"Anak kecil gak usah kepo!" Ketus Feli sambil melirik sinis ke arah sang adik.

"Biasa aja dong!" Balas Farhan tak kalah ketusnya.

"Udah udah kalian ini,ayo cepat dimakan." Lerai Sakti–papa Feli dan Farhan– ketika mendapati dua anaknya bertengkar kembali.

Selang beberapa menit sarapan pagi pun selesai. Kini meja makan yang tadi di isi oleh keluarga Williams sudah terpapar bersih karena para pelayan dengan sigap langsung berdatangan untuk merapikan.

"Licia kamu hari ini berangkat naik apa?" Tanya Sakti,papa Feli.

"Emm... gak tahu deh pa mungkin naik—" Belum sempat Feli melanjutkan ucapannya,suara klakson motor milik seseorang menggema di kediaman keluarga ini.

Tin tin

"Licia suara motor siapa itu sayang?"

"Gak tahu deh pa,"

Ting Ting Ting tong

Ditengah percakapan antara ayah dan anak itu,tiba tiba bel rumah berbunyi dengan tergopoh-gopoh pelayan segera membukakan pintunya.

"Iya sebentar," pintu pun terbuka.

"Maaf,aden siapa ya? Saya gak pernah liat aden disini," tanya Bi Surti–asisten rumah tangga– dengan penasaran. Pasalnya sangat jarang ada lelaki yang mampir ke kediaman majikannya selain orang orang penting.

"Saya temannya Feli bi, Feli nya ada?" Tanya lelaki itu.

"Bi itu siapa yang dat–" belum sempat melanjutkan ucapannya Feli dikejutkan dengan kehadiran objek di depannya. Alif. Ya lelaki yang sempat mengobrol dengan asisten rumah tangganya itu ada Alif. Orang yang kemarin bilang di chat akan menjemputnya dan kini ia membuktikan omongannya.

"Lo?!" Teriak Feli kencang membuat sang papa yang masih di dalam ikut keluar melihat apa yang terjadi.

"Nah den ini non Feli nya," jawab Bi Surti stelah mendapati anak majikannya berdiri tepat di sampingnya.

Setelah mengatakan hal itu Bi Surti kembali ke dalam untuk melanjutkan tugasnya.

"Hai," sapa Alif hangat sambil tersenyum. Namun bukannya menjawab atau membalas Feli justru berkata..

"Ngapain lo kesini?!" Tanya Feli ketus.

Alif tetap tersenyum tanpa menjawab pertanyaan dari Feli. Tak lama kemudian muncullah seorang pria paruh baya dari balik pintu dan berdiri disamping Feli.

Color In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang