Chapter 2

2.7K 151 13
                                    

2004
*Kriinggg...* alarm jam weker berbunyi dipagi hari. SooRin yang sudah bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan keperluan sang suami bekerja, mulai dari memasak, membangunkan JungHoon untuk siap-siap, dan memasangkan dasi suaminya itu.

"SooRin-ah, ini sudah mau jam 7 dan sepertinya aku tidak bisa sarapan dirumah. Jadi, tolong bawakan aku bekal saja ya."

"Baiklah, akan ku siapkan. Kau minum susunya dulu ya, sayang."

JungHoon menegak susu yang diberikan istrinya selagi menunggu bekal yang akan ia bawa untuk sarapan ditempat kerja.

"Nah, ini bekalmu."

"Terimakasih sayang. Aku berangkat dulu ya!! Katakan pada Jimin ketika dia sudah bangun, bahwa aku menyayangi nya. Dah!!"

Dikecupnya kening SooRin, membuatnya tersenyum seperti dulu mereka berpacaran.

"Hati-hati, ya!!"

***

Ini sudah petang tetapi Jimin masih asik bermain sepeda dihalaman rumahnya. Sampai ia terjatuh, dan untungnya ada SooRin disitu. Jimin hanya luka lecet bagian lutut dan siku, tidak parah juga. Jadi hanya diobati dengan betadine saja.

5 menit kemudian, JungHoon sampai rumah melihat muka murung Jimin membuat semangatnya hilang.

"Yaampun Sayang? Jimin kau kenapa, nak? Ini.. lutut dan- apa kau terjatuh Jiminie?"

"I- iya ayah- ak- aku terjatuh tadi, untungnya ada i- ibu,"
"Dan ini- tadi, ketika diobati dengan ibu, ini sangat perih. Hhuuaaa.. perih sekali ayah."

"Hey, Jiminie. Kau tidak boleh menangis ya? Ini tidak akan lama kok sakitnya, sebentar lagi juga sembuh, ayah yakin deh,"
"Bagaimana, jika ayah belikan ice cream? Hmm? Mau tidak? Ingin coklat, vanila atau stroberi? Atau ingin semua?"

"T- tidak usah ayah, Jimin tidak akan menangis lagi. Lagipula, Jimin yang tidak hati-hati bermain sepedanya."

Datanglah SooRin dengan membawa coklat panas untuk Jimin dan air putih untuk JungHoon yang baru pulang bekerja.

"Ayo kalian berdua, diminum dulu ya. Jimin, habiskan coklat panasnya ya, ibu mau menyiapkan air hangat dulu untuk ayah mandi."

"Iya, ibu."

***

2008
Ini adalah hari libur. Maksudnya, JungHoon sedang cuti karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Diajaknya sang anak dan istri ketaman bermain, karena itu keinginan Jimin sendiri.

"Ayaaahhh!! Kajja kita berangkat. Aku dan ibu sudah siap, kenapa ayah lama sekali sih dikamarnya?" (Ayo)

"Aishh, iya Jiminie. Tunggu, ayah lupa menaruh kunci mobil dimana,"
"Dimana ya? Seingat ayah ada didekat meja makan, tapi kenapa tidak ada."

"Astaga, ayah!!"
"Astaga, sayang!!"
Ucap Jimin dan SooRin secara bersamaan kepada JungHoon yang lupa menaruh kunci mobilnya itu.

"Sayang.. itu loh, kunci mobilmu ada dikantung celana bagian belakang,"

"Ayah bagaimana sih."

Pipi gembul Jimin mengembang seperti bakpau sambil cemberut karena ulah ayahnya.

"Eh? Iya. Yaampun, maafkan ayah ya sayang, ayah lupa. Yasudah mari kita pergi. Nanti kena macet, kajja!!!" (Ayo)

***skip taman bermain***

"Akhirnya sampai rumah juga,"

"Aduhh, tadi seru sekali dan sekarang Jimin sangat lelah.."

"Eits, kalian berdua jangan langsung tidur. Bersih-bersih dulu, lalu kita makan mal- eh? Aku lupa kita kan sudah makan diluar. Yasudah, habis itu ganti baju kalian dan tidur. Kalian besok bekerja dan sekolah. Ibu juga ingin bersih-bersih dan tidur, ayoo cepat ya uri Jiminie.. dan kau sayang, kau juga ayo cepat."

"Iya, ibu bawel.."











Tbc

Annyeong<3
Part ini ga terlalu panjang ceritanya, soalnya aku lagi ada tugas dan nyempetin buat nulis cerita. Jadi kalau ceritanya kurang, kurang apa aja. Maaf ya, soalnya aku juga agak maksain buat nulis ini:'D

Jiminnya cape tu:')
Anak itik ku cape, kasian:')
Ok.. udah deh segini aja yaa.. dilanjut next partnya kapan2, aku usahain ga terlalu lama up nya.

Klik bintang kejora nya dibawah ini yaaa, gampang kok tinggal pencet ajaa. Hehehh:D

STAY TUNE buat next part nyaaa.
Terimakasih<3

NEVER MIND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang