•2013
Didalam kamar, SooRin tengah membereskan kasurnya yang berantakan. Merapikan isi lemari, dan membersihkan debu-debu yang ada diatas nakas.Tanpa SooRin sadari, Jimin sedang memperhatikannya didepan pintu kamar tanpa bersuara sedikit pun.
Setelah semua selesai, SooRin berbalik badan dan sedikit terkejut atas kehadiran Jimin,
"Astaga, Jimin?! Kau membuat ibu kaget saja, nak. Ada apa sebenarnya?"
"Apa ibu masih belum mau cerita semuanya kepadaku? Bu, aku ini sudah dewasa, aku mengerti apa yang kau rasakan. Sakit hati karena difitnah ayah tanpa tahu kebenaran, aku tau rasanya, bu."
"A- apa? Apa maksudmu, nak? Ibu tidak mengerti, Jimin."
"Bu, aku mohon, ceritalah kepadaku. Ini sudah 3 tahun, tetapi ibu masih belum mau menceritakannya. Kenapa bu? Kenapa kau tidak mau menceritakannya padaku?"
SooRin terdiam. Ia tidak tahu bagaimana cara untuk menjawab pertanyaan anaknya itu. SooRin kehabisan kata-kata.
Haruskah SooRin menceritakan semuanya kepada Jimin? SooRin hanya takut setelah menceritakan semua, Jimin akan membenci ayahnya. SooRin takut itu terjadi."Ibu tidak bisa, Jimin. Ibu takut kau akan membenci ayah, ibu-"
"Aku bisa menerimanya, bu. Aku bukan Jimin yang dulu, ketika ayah memarahi ibu lalu pergi dari rumah,"
"Aku hanya ingin membuatmu jauh lebih baik setelah bercerita padaku. Setidaknya aku juga mengetahui itu, jadi kau tidak sendiri, bu. Ada aku, Jimin disini."Setelah membiarkan Jimin masuk kekamar SooRin, mereka berdua duduk ditepi kasur.
Akhirnya SooRin pun menceritakan semua setelah 3 tahun ia pendam sendirian. Mungkin kalian tahu bagaimana pedihnya memendam masalah sendiri selama 3 tahun."Ayahmu telah tenggelam dalam berita kebohongan oranglain, Jim."
"Ap- apa? Maksud ibu? Kumohon, jangan bermain kata denganku, bu."
"Ayahmu sudah terhasut oleh rekan kerjanya dikantor. Sekertaris sialan itu, d- dia sudah menyebarkan berita yang tidak benar kepada ayahmu. Dan itu, itu membuat JungHoon tidak percaya lagi pada ibu,"
"Harusnya, ayahmu lebih percaya pada ibu, karena ibu adalah istrinya. Tapi, ia sudah terlanjur menyayangi sekertarisnya itu, ayahmu yang bermain dibelakang ibu Jimin, bukan ibu."Jimin terkejut. Ia tidak menyangka kalau ayahnya dengan mudah sekali mempercayai hal bodoh seperti itu. Sungguh, hati Jimin sakit mendengarnya.
"Bu, sudah ya. Jika ibu tidak bisa bercerita lagi, tidak usah dilanjut,"
"Aku tidak mau melihat ibu menangis lagi karena ayah, sudah cukup aku tahu kebenarannya sekarang. Maafkan aku sudah membuat ibu sedih lagi.""Jimin.."
"Iya, bu?"
"Janji pada ibu ya, nak. Jangan benci ayahmu, mau bagaimana pun Park JungHoon tetaplah ayahmu, ayah kandungmu."
Jimin sedikit tersentak. Ya memang, mau bagaimana pun, seburuk dan separah apapun sifat JungHoon, ia tetaplah ayah kandung Jimin. Dan Jimin tetaplah anak kesayangan Tuan Park.
"Iya bu. Aku berjanji, tidak akan membenci ayah. Aku akan selalu menyanyangi kalian berdua."
***
Taehyung POV
Aku dan Jimjn menaiki bus untuk pergi kesekolah. Ya, kami satu sekolah dan sekelas, maka dari itu kami terlihat sangat dekat dirumah ataupun disekolah.
Sambil kami menunggu bus untuk berhenti dihalte selanjutnya, Jimin itu selalu mendengarkan musik dan mengarah pandangannya keluar jendela. Tidak seperti aku, aku itu hobinya hanya mengganggu si Tuan Park, tidak lebih."Bisa kah kau diam, Tae? Tidak bersuara 5 menit saja. Kau berisik sekali sih, seperti burung berkicau, tau?"
"Tapi Jim, apa kau betulan tidak ingin membeli donat dengan varian rasa yang baru ditoko dekat sekolah? JungKook bilang itu sangat lezat, Jim. Dia sudah membelinya dan-"
"Tidak penting sekali, bodoh. Aku bingung pada isi otakmu, sebenarnya apa yang kau pikirkan sih, Tae? Makanan saja yang ada dipikirkanmu."
"Aku tidak bodoh, Jim. Aku menang olimpiade matematika 2 bulan yang lalu asal kau tahu,"
"Makanan itu penting Park Jimin, jika kau tidak makan, kau ak-""Akan mati kelaparan, betul kan?"
Sialan, dia selalu tahu apa yang ingin aku katakan. Memangnya aku selalu berkata itu terus ya, sampai Jimin hafal dan selalu mengetahui apa yang ingin aku bicarakan padanya.
"Terserah kau saja. Masa bodo."
"Ck. Tuan Kim sedang merajuk? Marah padaku, hm?"
"Habisnya kau selalu bilang seperti itu kalau tentang makanan, aku jadi tau betul kau ingin bicara apa.""Tidak peduli."
Sungguh, ingin sekali aku meremas muka Jimin sekarang juga! Memalukan. Kim Taehyung kau sangat memalukan!!
"Tae.."
Tidak. Aku harus berusaha sebaik mungkin untuk tidak menjawab panggilannya.
"Tae, kau tidak dengar? Kau yakin?"
Ah! Kenapa sulit sekali untuk membiarkan Jimin berbicara sendiri.
"Hm?"
"Kau ingin membeli donat ditoko dekat sekolah?"
Apa? Tadi dia yang bilang padaku kalau iti tidak penting dan sekarang malah mengajakku membelinya. Sialan, sulit sekali diriku untuk menolak kalau soal makanan.
"Apa?" Aku sih, hanya pura-pura tidak dengar saja. Supaya dia meyakinkan juga.
"Yakin tidak mau? Yasud-"
"JELAS AKU MAU BODOH!!"
"Biasa saja dong, nanti tidak jadi aku belikan baru tahu,"
"Katakan padaku dengan baik dan benar, seperti ini 'kepada Park Jimin yang tampan, aku ingin sekali donat itu. Jadi, belikan untukku sepulang sekolah ya.. terimakasih' nah seperti itu, ayo cepat katakan.""Astaga, bualan macam apa itu, Park Jimin?"
"Mau atau tidak?"
Dasar bodoh. Kim Taehyung bodoh. Demi dibelikan donat saja harus seperti itu? Ah sial!
"Baiklah!"
"Kep-""Nanti saja ya, Tae. Pemberhentiannya sudah dekat, sabar ya Kim."
Demi Tuhan! Memalukan, sekali lagi Kim Taehyung yang satu ini sangat memalukan. Apa-apaan ini, aku sangat malu, sudsh disuruh berkata seperti itu, harga diriku turun sekejap.
"Tae! Kau tidak mau sekolah atau bagaimana? Jangan diam disitu terus, nanti kita terlambat."
Aku memang diam ditempat setelah itu, memperhatikan Jimin dari tempat pemberhentian kami. Tidak ada niat untuk menjawab kata-katanya juga, aku masih malu, sungguh.
"Aishh.."
"Ayo cepat, tenang saja, aku tetap membelikanmu donat tanpa harus bilang seperti tadi. Ayo cepat, Tae."Aku senang sekali ketika Jimin bilang seperti itu, hehe. Aku ini agak moody an. Maklum saja, suka berubah secara tiba-tiba.
"YES! TERIMAKASIH, JIM. AYO!!"
Taehyung POV end
Tbc
Hallo!!
Gimana ni review part ini? Aku masi ngerasa kurang puas buat story ini:(
Takutnya gk ngefeel juga sama kaliannya:(
Aku lagi berusaha buat yang terbaik!! Makasih yang udah baca dan vote juga, itu bikin aku semangat buat nulis.Cukup segini aja dari aku, selamat berpuasa bagi yang melaksanakan!!
Mohon maaf lahir dan batin~
Klik bintangnya jangan lupa!♡SEE YOU IN NEXT CHAPTER♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER MIND ✔
Fanfiction[ C O M P L E T E D ✔ - belum direvisi ] "Don't worry about me, I'm fine. I promise that I'll happy forever." ㅡPark Jimin Brothership story about Park Jimin Apr 8, 2019 - Sept 11, 2019 Cover by Canva.