30

1.3K 193 55
                                    

Happy reading

















Raesung sedang berjalan dengan tergesa gesa pergi menuju ke rumah Noa. Baru saja mama nya menelfon dengan keadaan menangis dan mengatakan bahwa Noa sama sekali tidak keluar kamarnya sejak kemarin pagi

Beberapa kali terdengar suara pecahan benda, entah apa dan Noa yang berteriak kencang

Sudah berkali kali mencoba mengetuk pintu tapi tidak dibukakan

Raesung bingung, dia bergetar saat menerima kabar itu. Dia takut suaminya itu akan melakukan hal yang nekat

Tanpa sadar air matanya sudah jatuh entah sejak kapan

Tidak terasa dia sudah sampai di halaman rumah Noa dan segera disambut oleh mama nya yang masih dalam keadaan menangis

"Rae, tolong kamu bujug Noa ya? Dia kacau banget" ucapnya sambil berusaha menghapus air matanya

"I-iya ma, Rae coba"

Tanpa ragu Rae menuju ke lantai dua, mengetuk pintu kamar mereka berdua

Noa sudah lebih tenang, tapi pintu tetap tidak dibukakan

Tok tok tok

"Kak?"

"...."

"Kak Noa masih di dalem kan?"

"..."

"Hikss.. kak Noa, buka pintunya ini Raesung"

"..."

Masih tidak ada jawaban bahkan Rae sudah lemas karena khawatir sesuatu yang buruk terjadi terhadap suaminya di dalam kamar sana

"K-kak... buka--"

Cklek

Pintu kamar dibuka menampakkan Noa yang sungguh sangat berantakan. Rambut lepek karena keringat yang sudah tergolong panjang menutupi matanya, bau asap rokok tercium di seluruh tubuh dan jangan lupakan telapak tangan Noa yang telihat lecet sana sini

Sama sekali tidak ada ekspresi di wajahnya. Dia hanya berdiri di depan pintu menatap Raesung dengan datar

"Kakak kenapa?! Jawab Raesung sekarang juga!" 

"..."

Rae berjinjit dan menangkup kedua pipi Noa

"Ngerokok lagi? Engga, bukan itu. Kakak kenapa bisa seberantakan ini.. hiks.."

"Welcome home, sweety" suara Noa terdengar sangat lemah dan serak

Rae berganti memengang kedua telapak tangan Noa yang banyak terdapat luka, dia mengecupnya lembut, "Kenapa bisa kaya gini? Aku mau masuk ke kamar"

"J-jangan"

"Kenapa?"

"Jangan masuk, atau kamu bakal tambah benci sama aku"

Rae menggeleng, "Engga, Rae mau tau apa yang habis dilakuin kakak di dalem sana dari kemarin"

"Rae, no-- please.."

Rae tidak menghiraukan omongan itu dan dia tetap masuk ke dalam kamarnya

"Kak..? Oh my god.."

Betapa terkejutnya setelah melihat keadaan kamar. Jendela yang ditutup rapat membuat kamar terasa sangat lembab, putung rokok dimana mana, dan beberapa botol bir yang sudah pecah karena ulah Noa sendiri dan Rae bisa menyimpulkan luka di tangannya karena pecahan botol ini

"Rae.. aku--"

"Stop jangan bilang apapun lagi"

"A-aku frustasi, maafin aku. Aku emang laki laki ngga berguna makannya--"

Grep

Rae memeluk Noa dengan erat, sangat erat untuk menyalurkan rasa rindunya

Dia bahkan sudah berjinjit dan meraih bibir pucat Noa, menghisapnya dengan lembut untuk menyalurkan rasa rindunya selama ini

Tidak ada respon dari sang dominan. Dia masih mencerna apa yang sedang terjadi saat ini

Raesung pun tidak tinggal diam, dia masih menghisap bibir Noa menggigitnya pelan. Matanya terpejam merasakan sisa rokok dan alkohol yang masih ada di mulut Noa

"S-stop it Rae"

"Denger. Rae ngga bakal marah dengan keadaan kakak sekarang ini. Aku cuma mau kakak berubah kaya kak Noa yang dulu, dan masalah malam itu.. udah aku maafin--"

Noa masih diam 

"Mungkin Rae yang terlalu menutup mata sampe bikin kakak berubah 180 derajat gini. A-aku masih sayang sama kakak karena sampe kapanpun aku itu seorang istri, jadi..."

"Jadi?"

"Ayo kita ulangin dari awal. Kita buka lembaran baru dan lupain apa yang pernah terjadi belakangan ini"

"M-maksud kamu, kamu maafin aku. Gitu Rae?"

"E-eum. Kaya yang kakak bilang, aku bisa balik kapan aja dan Rae rasa ini saatnya"

Blank

Noa masih dalam mode blank saat ini

Sampai dia disadarkan dengan bibir mungil Raesung yang menyapa bibirnya secara sekilas

"Jangan ngalamun"

Tubuh mungil Rae terasa hangat setelah Noa memeluknya dengan sangat erat seolah mengatakan agar jangan pergi lagi dan meletakkan kepalanya di ceruk leher Raesung. Dia tersenyum haru dalam pelukan

"Kakak nangis?"

"E-enggak"

"Pundak aku basah. Hehe, kakak nangis kan?"

Rae bisa merasakan Noa yang menggeleng di pundaknya

"Kenapa kak Noa jadi cengeng gini si? Hahaha"

"You changed me. Mungkin aku kena karma"

Rae tertawa dan mengelus pundak Noa dengan lembut, "Jangan ulangin lagi. Rae ngga suka"

"Eung.. ngga akan. Aku ngga mau kehilangan kamu untuk kedua kalinya"

Pelukan dilepas dan Noa menatap mata Rae dengan sangat dalam, "Kenapa kamu mau maafin aku setelah berkali kali nyakitin kamu?"

"There's no other reason. Because I love you so much"

Noa bernafas lega, "And I think I love you soooo much more, Choi Raesung"

"Akhirnya aku bisa denger kakak ngomong itu setelah sekian lama"

"Kamu bakal lebih sering denger kata kata itu setiap hari Rae"

Noa mendorong tubuh Raesung ke kasurnya yang berantakan dan menindihnya

"Lets make a paradise baby?" ucapnya serak

"P-paradise?"

"Yeah, I missed your body so so so much"

"Ugh, o-okay. F-fuck me, daddy..."

Noa tersenyum menyeringai, "As your wish"















Tbc







Happy 3kvote
Sama 9k read yeyayy

Makasih buat kalian yang udah mau baca ff kitaaa anggunkps
Kami sayang noarae hehehe

COLDHEART HUSBAND [noarae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang