7

6 2 0
                                    

"Jangan pernah melakukan hal sebodoh ini lagi karena aku risih, aku benci, jadi jangan pernah berfikir kalau dengan kau baik dan sok peduli denganku, aku bisa menerima mu" Bisik suga.


Sakit! Sangat sakit! Nyatanya bukan bisikan lembut dan manis lah yang aku dapatkan melainkan sebuah kata-kata kebencian lah yang aku dapatkan.


Aku tidak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata setelah mendengar ucapan suga.


Aku hanya bisa meneteskan air mataku tanpa suara tangis. Aku benar-benar hancur!!!


Semua pasang mata yang ada di ruangan hanya melihatku dan suga.


Saat aku melirik ke semua member BTS, mereka semua tersenyum padaku karena mungkin mereka fikir perjuanganku berbuah manis, namun nyatanya tidak!.


Dalam pelukan suga sembari menangis, aku membalas senyuman para member BTS.


Aku melakukan itu semua semata-mata hanya untuk menjaga nama baik suga saja.


Dengan hati dan perasaanku yang hancur, aku melepaskan diri dari pelukan amarah suga dan melanjutkan pekerjaanku.


Sembari tetap menangis, aku mencoba untuk menguatkan diriku untuk tetap menyelesaikan pekerjaanku.


Waktu terus berjalan sampai semua pekerjaanku dan para member BTS selesai yang berarti sudah waktunya pulang.


Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 aku benar-benar langsung bergegas pulang, tapi jin berlari dan memanggilku.


Mendengar jin memanggilku, aku pun menghentikan langkahku dan bertanya ada apa ia memanggilku.


Lalu jin bilang tujuan dia memanggilku karena dia ingin mengajakku jalan-jalan malam di negara yang tidak pernah tidur ini tapi aku menolaknya.


Aku berbohong dengan alasan kalau aku lelah sekali dan mengantuk.


Setelah mendengar ucapanku, jin pun percaya begitu saja lalu jin pun mengantarku pulang ke dorm.


Sesampainya di dorm, jin langsung pamit pulang dan menyuruhku untuk menghubunginya jika aku membutuhkan sesuatu. Tanpa mengucapkan apapun aku hanya menganggukkan kepalaku


Dan saat jin mengusap kepala ku, aku memegang tangannya dan mencium tangan jin karena tiba-tiba aku rindu ka raka dan ka fuji yang selalu ada disaat aku terluka karena hal apapun, karena jin sudah ku anggap sebagai kaka ku sendiri.


Ada aku yang mencium tangan nya, jin pun benar-benar merasa bingung.


Dalam kebingungan jin, aku bergegas masuk, aku masuk ke kamar dan terus menangis.






-Author P.O.V-






Masih dalam kebingungan, jin bergegas pulang.


Sesampainya di dorm, ia memanggil J-Hope lalu J-Hope pun menghampiri jin dan mereka pun masuk ke kamar jin.


"Ada apa hyung? Bukankah seharusnya hyung dan putri pergi jalan-jalan? Kenapa tidak jadi? Kenapa hyung kembali? Ada apa dengan putri hyung? Apa putri baik-baik saja hyung?" Tanya J-Hope bertubi-tubi dengan nada cemasnya.

"J-Hope-ah katakan pertanyaan mana dulu yang harus ku jawab, banyak sekali pertanyaan mu, bagaimana aku bisa menjelaskan jika kau terus bertanya dan membuatku semakin bingung" Ucap jin.

"Mianhae hyung, silahkan jelaskan ada apa sebenarnya hyung?" Tanya J-Hope.

"Jujur aku sendiri sebenarnya sangat bingung padahal malam itu putri meng-iyakan ajakan ku untuk pergi jalan-jalan denganku hari ini, tapi tadi saat begitu aku ajak, dia menolak ku dengan alasan kalau dia lelah dan ingin langsung tidur, aku pun percaya begitu saja dan langsung mengantarnya pulang. Tidak seperti putri yang aku kenal, biasanya dia selalu saja bercanda sepanjang jalan, tapi tadi dia diam seribu bahasa bahkan dia terus menundukkan kepala dan pandangannya, begitu sampai di dorm aku berpesan padanya untuk menghubungiku jika ada apa-apa atau kalau dia butuh sesuatu, lagi-lagi tanpa keluar satu kata pun dari mulutnya dia hanya menganggukan kepalanya, lalu saat aku mengusap kepalanya, dia mengambil tanganku dan menciumnya, setelah itu dia langsung menutup pintu kamarnya dan meninggalkan ku begitu saja tanpa mengatakan apapun" jelas jin panjang lebar.

Perjuangan Demi Sang Bias {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang