Bab 8

2.6K 294 7
                                    

V terbangun, matanya yang masih mengantuk melirik jam digital yang berada di atas nakas tempat tidurnya. Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi. Perlahan dia mendudukkan tubuhnya dan bersandar pada kepala ranjang. Kilasan kejadian yang dia alami kemarin tiba-tiba terlintas di benaknya.

"Kalian tidak tahu sedang berurusan dengan siapa. Aku tak akan tinggal diam. Mari kita lihat siapa yang unggul dalam permainan ini." Sebuah senyum penuh percaya diri tersungging di sudut bibirnya.

Dia menghembuskan napas dan kemudian beranjak menuju kamar mandi. Entah mengapa dia menjadi bersemangat untuk ke kampus pagi ini.
.
.
.

Jungkook yang terbiasa bangun pagi, kini sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuknya dan juga V.

Jungkook bangun sebelum pukul 5. Dia akan menyempatkan olah raga sebentar, mandi, dan kemudian menyiapkan sarapan. Kemauan untuk hidup mandiri mengharuskan Jungkook untuk bisa memanajemen dirinya sendiri dengan baik, termasuk bagaimana melindungi dirinya sendiri dari berbagai ancaman. Maka tak heran jika dia memiliki banyak koneksi dan mata-mata di luar sana.

V sudah bersiap, pakaiannya sudah rapi dan siap untuk berangkat. Dia berjalan menuju dapur. Dia sangat hafal kebiasaan teman serumahnya ini, pasti Jungkook sedang membuat sarapan untuknya.

"Selamat pagi, Jeon!" Sapa V dengan senyum manisnya. Dia kemudian duduk di kursi ruang makan yang tak jauh dari tempat Jungkook sekarang.

"Pagi juga, Baby." Jungkook membalas senyuman V seraya memindahkan makanan mereka ke dalam piring.

"Maaf selalu merepotkanmu." Ucap V kala Jungkook menaruh sepiring nasi goreng di hadapannya.

Jungkook duduk di bangku yang berada diseberang V, mereka saling berhadapan.

"Tumben kamu meminta maaf? Aku tak keberatan, ini adalah kewajibanku untuk mengistimewakan seorang tamu. Apa lagi jika tamu itu adalah calon istriku." Jungkook terkekeh. V hanya memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan Jungkook barusan. Sangat menggelikan baginya.

"Please, ini masih pagi, Jeon!" Jungkook terkekeh dan mulai memakan makanannya. Begitu pula dengan V.

Suara dentingan sendok dan garpu menghiasi ruangan. Mereka tak bersuara dan hanya fokus pada makanannya. Jungkook memang tidak suka bercakap saat sedang makan.

"Kamu ada kuliah pagi?" Tanya Jungkook setelah selesai makan. Dia mulai membereskan piring, sendok, dan garpu yang sudah digunakan.

"Emm... Iya. Sebenarnya tidak terlalu pagi, tapi ada sesuatu yang harus aku lakukan." Ucap V seraya tersenyum manis pada Jungkook.

"Baiklah, aku akan mengantarmu." Jungkook beranjak menuju wastafel untuk mencuci piring dan perabotan lain yang tadi digunakan.

V mengekori Jungkook, bukan untuk membantu mencuci perabotan yang Jungkook bawa, dia hanya ingin berbicara dengannya.

"Lenganmu bukankah masih sakit, Jeon?" Tanya V heran karena Jungkook terlihat biasa saja bahkan saat melakukan banyak hal.

"Ini hanya luka kecil, Baby. Tidak berpengaruh sama sekali dan ini tidak sakit." Jawab Jungkook seraya menata perkakas yang sudah dicucinya ke tempat semula, tentunya sesudah dikeringkan.

Jungkook berbalik dan menatap V yang berada tak jauh darinya. Kemudian dia mendekat hingga saling berhadapan.

"Jangan terlalu menghawatirkanku." Ucap Jungkook seraya membelai lembut pipi V.

"Issh... Aku tidak menghawatirkanmu dan jauhkan tanganmu, kamu habis mencuci piring, Jeon! Euuuhh...." V menurunkan tangan Jungkook dan segera mengelap pipinya dengan tisu. Tangan Jungkook masih sedikit basah ngomong-ngomong.

"Haha.. Seharusnya kamu yang melakukan semua ini. Bukankah itu kewajiban seorang istri yang baik?" V melotot pada Jungkook saat mendengar kata istri dari mulut Jungkook.

"Siapa bilang aku mau menjadi istrimu, Jeon? Ingat, kita masih memiliki kesepakatan, dan please, aku bukan pembantumu. Kamu kaya, kenapa tidak menyewa pembantu saja? Sungguh, Jeon, kamu orang yang pe.. Hmmpptt...." V tak dapat melanjutkan perkataannya kala Jungkook dengan tiba-tiba mencium bibir merah miliknya. Kali ini bukan hanya sebuah kecupan yang seperti ia lakukan biasanya, dia sedikit melumat bibir merah itu. Dia hanya diam tanpa membalas ciuman Jungkook, dia masih terkejut dengan perlakuan Jungkook yang tiba-tiba padanya. Jungkook kemudian menghentikan ciumannya dan menatap matanya lekat.

"Jangan menggodaku, Sayang." Setelah berkata begitu, Jungkook kembali mencium bibir V. V belum paham apa maksud dari ucapan Jungkook barusan, tapi kali ini ia membalas ciuman dari Jungkook.

V memalingkan wajahnya setelah menghentikan ciumannya. Dia tahu bahwa sekarang mukanya pasti sudah memerah. Dia sungguh malu untuk menatap wajah Jungkook.

Jungkook terkekeh melihat perilaku V. Entah mengapa? Apapun yang dilakukan V terlihat begitu menggemaskan di mata Jungkook. Apalagi dengan pipi merah meronanya seperti ini? Sungguh, mati-matian Jungkook menahan untuk tidak menerkam lion betina ini.

"Tunggulah, aku akan bersiap-siap dulu. Aku tak akan lama." Jungkook mengecup pipi V dan kemudian berlalu menuju kamarnya.

V masih berdiri di tempat yang sama, menengok sekilas untuk melihat apakah Jungkook masih ada di dekatnya atau tidak. Dia dapat bernapas lega saat melihat Jungkook tak lagi di dekatnya.

"Ah sial! Bodoh! Mengapa aku tadi membalas ciuman Jungkook? Bagaimana kalau dia mengira aku sudah tertarik padanya? Ck.  Apa coba maksud dia dengan berkata 'jangan menggodanya? Cih, siapa juga yang menggodanya? Dasar Jeon Sialan Jungkook!" Gerutu V dalam hati.

Bersambung...

Maaf ya jika akhir-akhir ini telat update. Aku mulai aktif bekerja lagi, jadi aku akan up jika ada waktu luang. Emm... Semoga kalian suka dan tidak bosan menunggu ff anehku ini hehe..

Have a nice day 😊💓

My Lovely Bad Girl [KV]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang