Bab 10

2.6K 273 0
                                    

"Baby, katakan apa saja yang kamu ketahui?" Jungkook menggenggam tangan V dengan tatapan intens menuntut jawab.

"Emm... Itu... Aku tau kalau dalang semua ini adalah CEO dari Oh'Corporation. Dia ingin menjadikanku alat untuk menghancurkan bisnis papaku. Aku tau itu, Jeon." Jungkook menghela napas dan kemudian mengelus rambut V lembut.

"Ada lagi yang kamu ketahui?" Tanya Jungkook lembut. V menunduk dan kemudian menggeleng.

"Sungguh?" V kembali mengangguk pasti. Jungkook tersenyum dan kemudian membenarkan posisi duduknya.

"Oh, iya. Emm... Aku mau meminta izin padamu." V menggigit bibir bawahnya. Dia sedikit ragu untuk bilang. Dia takut Jungkook tak memberikan izin padanya. Tapi, jika tidak bilang dulu, V tambah takut jika Jungkook akan marah nantinya.

"Meminta izin untuk?" Jungkook mengembalikan atensinya pada V lagi.

"Emm... Kak Sehun mengajakku keluar besok sepulang kuliah. Apakah boleh?" Tanya V ragu. Jungkook masih diam memperhatikan raut wajah V tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ekspresi Jungkook juga tak menunjukkan ekspresi senang, marah, atau kecewa. Entahlah, V tak tau apa yang ada di pikiran Jungkook saat ini.

"Kookie? Bagaimana?" Jungkook langsung membulatkan matanya kala mendengar panggilan dari V untuknya. Demi apapun, bagaimana gadis yang biasanya kasar dan dingin bisa memanggilnya dengan panggilan manis dan menggemaskan seperti ini? Ah, Jungkook mati-matian menutupi rona bahagia di wajahnya. Dia ingin terlihat cool di depan gadis kesayangannya ini.

"Kamu panggil aku apa barusan?" Tanya Jungkook dengan ekspresi yang dibuat sebiasa mungkin. Andai boleh jujur, jantung Jungkook sudah meletup-letup bahagia. Ia juga tidak tahu mengapa hal sesederhana ini mampu membuatnya bahagia.

"Kookie. Apakah salah? Aku hanya ingin lebih akrab denganmu. Ta.. Tapi jangan salah paham. Aku bilang gini bukan karena aku tertarik padamu. Tolong jangan berpikir seperti itu. Tapi, tidak ada salahnya kan jika kita berteman? Iya begitu." Jungkook tak mampu lagi menahan senyumnya. Oh ayolah, mengapa makhluk di depannya ini sangat menggemaskan? Apakah dia tidak sadar? Pipinya sudah memerah dan dia tetap berusaha bersikap keren. Gengsinya sangat tinggi ternyata.

"Kenapa kamu tersenyum begitu? Em.. Boleh apa tidak? Kamu masih belum menjawabku ngomong-ngomong." V menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Sesekali melirik Jungkook dengan tatapan kesal karena pertanyaannya yang tak dijawab.

"Oke, aku mengizinkanmu. Tapi tentu itu tidak gratis. Kamu harus membayarnya." V langsung menatap Jungkook penuh tanya. Haruskah semua hal harus diberi imbalan? Sungguh ia menyesal meminta izin kepada manusia ini. Seharusnya dia tinggal keluar saja tanpa meminta izin padanya terlebih dahulu.

"Apa?" Tanya V ketus. Jungkook hanya tersenyum dan mulai menjalankan mobilnya. Tidak peduli dengan tatapan tajam dari gadis yang ada di sebelahnya.

"Berhentilah menatapku begitu. Kamu akan tau sendiri nanti." V menghembuskan napas panjang dan kemudian kembali menatap lurus pada jalanan.
.
.
.

Sehun tengah duduk di depan meja kebesaran Presdir Oh. Tangannya bergerak gelisah saat sang ayah menatapnya dengan tatapan tajam. Bukan takut, Sehun hanya khawatir dengan ide-ide gila ayahnya.

"Jadi bagaimana? Apakah kamu mulai menjalankan rencana kita?" Tanya Tuan Oh. Sehun menghembuskan napasnya dan kemudian mengangguk.

"Ayah, apakah tidak ada cara lain? Aku sungguh malas harus berdekatan dengan gadis aneh itu. Aku sungguh risih berada di dekatnya." Keluh Sehun. Memang benar, dia tidak menyukai V. Dia tahu jika selama ini.V mengaguminya, tapi dia sama sekali tidak tertarik dengan gadis itu. Gadis itu bukanlah tipenya. Hanya saja, dia cukup tau untuk tidak membuat masalah dengannya, jadi meski terpaksa, dia bersikap ramah dengan V meski sebenarnya dia merasa muak.

"Tolong bertahanlah, ini demi ayah dan juga perusahaan. Kamu adalah pewaris utama perusahaan ayah. Kamu harus mulai turut andil untuk menyelamatkan perusahaan ini. Kamu andalan ayah, Sehun. Ayah janji, setelah ini, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau." Tuan Oh berjalan mendekat pada putranya dan mengelus punggung anaknya penuh sayang.

"Baiklah, Ayah, aku akan bertahan. Aku berharap semua bisa cepat berakhir dan aku terbebas dari gadis aneh itu." Tuan Oh tersenyum dan kemudian memeluk anaknya erat.

"Terima kasih, kamu anak yang baik. Ayah bangga padamu." Sehun tersenyum masam dan kemudian membalas pelukan ayahnya.

"Tunggu saja! Kamu akan hancur di tanganku. Aku sudah muak dengan semua sikapmu"

Bersambung...

My Lovely Bad Girl [KV]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang