"Ya Ampun ....! Soo Ah! Yerin! Sini masuk, masuk!" teriakan yang cukup memekakkan telinga itu meluncur begitu saja dari wanita pemilik ruangan ini.
"Iya, bu." Soo Ah dan Yerin dengan sopan memasuki tempat bernama ruang kepala sekolah ini.
Wanita itu Im Yoona namanya, sudah umur 30 an tapi masih cantik dan terlihat segar. Mata Soo Ah masih manatap kagum pada wanita bersifat tegas tersebut. Umur tak pernah mempengaruhi caranya bersikap.
"Mau ambil itu, ya? Bentar, ya. Ibu cari dulu di dalem. Duduk dulu aja." Ibu Yoona masuk ke bagian dalam ruangan. Soo Ah dan Yerin hanya mengangguk dan duduk di sofa panjang.
"Ternyata masih kayak dulu, Rin" bisik Soo Ah saat Bu Yoona masuk mengambil berkas. Yerin menyenggol pelan siku Soo Ah,
"Ntar kedengeran orangnya."
Soo Ah menutup mulutnya dan memilih menurut. Beberapa menit kemudian, ibu Yoona keluar dengan berkas berdebu di tangannya.
"Waduh ... padahal baru setahun lebih tapi udah debuan gini, ya. Maaf, lho." Yoona membersihkan debu berkas tersebut dengan serbet.
"Haha, gak apa-apa kok, bu. Lagian kan setahun tuh lama. Saya aja kuliah udah dapet semester tiga." sanggah Yerin sambil tertawa garing.
"Eh, iya. Kalian satu angkatan, ya? Tapi, kalo Yerin udah kuliah. Kalo Soo Ah baru mau masuk tahun ini, kan?" tangan Bu Yoona masih sibuk membuka halaman buku besar satu persatu.
"Ah, iya." Soo Ah hanya menanggapinya singkat. Siapapun sudah tau itu, kenapa harus di ungkit lagi?
"Aduh, keceplosan. Maaf ya Soo Ah, ibu kebawa suasana. Gak usah dimasukin hati, ya." Bu Yoona nyengir seadanya.
Bu Yoona memberikan ijazah Soo Ah beserta surat-surat lain yang sudah di legalisir. Soo Ah dan Yerin pamit karena harus menemui Pak Choi Siwon, kalau tidak dapat surat keterangan bisa repot jadinya.
"Terima kasih, Bu Yoona. Maaf udah ganggu." ucap Yerin sambil membungkuk diikuti dengan Soo Ah.
"Ah, gapapa. Saya juga gak lagi ngajar kok." Bu Yoona menepuk-nepuk pundak Soo Ah.
Soo Ah dan Yerin keluar ruangan, kedua gadis itu segera meluncur ke tempat Pak Siwon berada. Katanya, ia sedang memantau anak latihan Taekwondo.
"Kita lulus sekolah jadi makin bagus aja. Apalagi lapangannya, sekarang udah dikeramik." keluh Yerin memandang deretan benda kotak-kotak berwarna-warni.
"Yeeee... ngiri, ya? Dulu lapangan kalo hujan, becek dan gak bisa dipake." Soo Ah menggoda Yerin yang terlihat cemberut.
"Iya, akhirnya olahraga pindah ke teras kelas yang notabene ikut basah karena air hujan." Yerin membalas godaan Soo Ah.
"Iya. Trus kamu praktek lari ngejungkang ke got. Bwahahaha!" Soo Ah tertawa terbahak-bahak sambil berlari.
"Sialan!" Yerin yang terpancing langsung mengejar Soo Ah.
Dengan langkah seribu Soo Ah berusaha lebih jauh, sesekali ia menengok ke belakang dan menjulurkan lidahnya meledek Yerin.
Soo Ah tak memperhatikan langkah dan benda-benda di depannya.
"Brak!" Soo Ah terbentur dan jatuh.
(Elah, klise amat thor. Pasti nabrak cogan.)
"Bwahahaha!!" Kini gantian Yerin yang ketawa jahat pada sahabatnya itu. Untung murid-murid sedang belajar, kalo sedang jam istirahat pasti udah jadi bahan tontonan.
"Siapa si ... yang naro tiang disini?!!" umpat Soo Ah kesal, ia berdiri dan mengelus kepalanya yang mungkin sekarang sudah benjol.
(Yak readers kalian tertypu:v)
"Siapa disitu?!" terdengar teriakan suara laki-laki. Soo Ah dan Yerin menegok ke sumber suara.
"Kalian juga mau ikutan latihan? Cepetan! Pelatihnya udah nunggu!" seorang pemuda yang terlihat seumuran menarik tangan kedua gadis tersebut.
"Eh, tapi ... tapi ...."
"Udah, gapapa telat. Yang penting dateng."Soo Ah dan Yerin pasrah karena genggaman kuat dari pria ini. Tak lama, mereka melihat anak-anak sedang duduk melingkar di lapangan dan seorang guru di tengah-tengah sedang menjelaskan sesuatu.
"Kak, nih ada yang baru dateng." ucap pemuda tersebut sumringah.
Si pria yang dipanggil menoleh, kulitnya putih pucat dan orangnya terlihat dingin. Terbukti, yang dia lakukan sekarang malah menatap aneh pada Yerin dan Soo Ah seperti orang tak suka.
Wajah si pemuda yang melapor terlihat bingung karena orang yang ia panggil kakak itu hanya diam.
"Hyun Soo Ah? Apa itu kau?" kata pria itu kemudian.
Soo Ah mendelik spontan, kaget? Tentu saja! Mereka baru pertama kali bertemu tapi orang ini sudah mengetahui namanya. Tak beda dengan Soo Ah, Yerin juga terlihat sangat kaget dan menatap curiga pada sahabatnya itu.
Yerin menyenggol lengan Soo Ah,
"Kamu kenal?" bisiknya.
"Aku gak tau dia siapa ...." balas Soo Ah gemas tapi dengan berbisik.
"Ah, sebenernya ini hanya salah paham," Soo Ah mencoba meluruskan.
"Saya dan teman saya datang kesini untuk ambil ijazah. Lalu, tiba-tiba saat kami sedang lewat dia datang dan menyeret kami kesini." Soo Ah menunjuk si pemuda tadi.
Semua terlihat bingung, dan pria misterius tadi malah berjalan ke arah mereka.
"Kalau begitu, kami pamit." Yerin terburu-buru membungkuk dan segera pergi. Ia mengisyaratkan pada Soo Ah untuk melakukan hal yang sama.
Soo Ah melihat pria itu terus mendekat.
"Ah, saya juga akan pulang saja." pamit Soo Ah.
Grep!
Pria itu menarik lengan Soo Ah yang membuatnya berbalik dan memeluknya. Soo Ah semakin terkejut.
"Biarkan seperti ini, aku rindu padamu." bisiknya.
Entah kenapa, Soo Ah menurut. Ia membiarkan pria itu memeluknya. Ia merasakan hangat dan kenyamanan yang tak asing. Soo Ah tak merasa ada niat jahat dari pria ini.
Tentu saja semua anak-anak yang ada di lapangan itu melihat mereka berdua. Soo Ah yang merasa risih ingin melepaskan pelukan tersebut. Tapi yang terjadi orang tersebut malah memeluknya makin erat, seolah tak ingin kehilangan dirinya.
"Sunbae-nim! Apa itu gadismu?" tanya seorang murid.
"Iya! Apa kakak ini gadis yang sering kau ceritakan pada kami?" sahut yang lainnya.
"Kak? Apa benar?"
"Dia benar-benar si Everest!"
"Sepertinya dia si Everest yang sering Sunbae-nim ceritakan!"
"Aku tak menyangka kalau itu kisah nyata. Tapi melihat reaksi Sunbae, sepertinya iya."Soo Ah semakin bingung. Ia berusaha mati-matian lepas dari orang aneh ini.
Karena terus ditanya anak-anak, pria itu menggandeng Soo Ah keluar lapangan menuju lorong sekolah. Soo Ah panik.
"Kak Seokjin! Itu orangnya!" terdengar lengkingan khas Yerin di belakang mereka.
Pria aneh ini berhenti dan Soo Ah menoleh ke belakang.
"Dasar brengsek! Mau kau kemanakan adikku, hah?!" Seokjin menghujam wajah si pria dengan sekali pukul. Genggaman tangannya pada Soo Ah langsung terlepas.
Seokjin menindih si pria lalu menarik tinggi-tinggi kerah bajunya. Mata coklat miliknya mendelik tak percaya,
"M, M, Min Yoongi?" ucapnya gemetar.
"Hai kak seokjin." Yoongi membentuk smirk di bibirnya.
Sedangkan Yerin dan Soo Ah? Jangan ditanya, mereka masih berdiri melongo disamping Yoongi dan Seokjin.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
My 3 Brothers || KIM
Fanfiction"Aku pernah hidup bahagia sekali, tapi aku juga pernah membunuh orang disaat yang sama. Jadi, bila ku berharap untuk bahagia lagi. Apakah aku orang yang serakah?" - Hyun Soo Ah Hyun Soo Ah (Irene), gadis 19 tahun yang diadopsi pada saat umur 17 oleh...