"Yakin kau tak ikut masuk ke dalam?" tanya Yerin memastikan. Namja yang mendongak dari tempat duduknya di dalam mobil menggeleng pelan.
"Nam Joon akan kaget melihatku, haha." Yoongi, pemuda yang mengantar Yerin ke rumah sakit. Alih-alih menghawatirkan Soo Ah, ia malah memikirkan reaksi Nam Joon kalau mereka bertemu.
Wajah Yerin terlihat seperti orang bingung, "Terserah kau saja."
"Aku akan bertemu dengannya. Jangan khawatir!" teriak Yoongi. Yerin menutup pintu mobil dan berdiri tegak. Yoongi menaikkan kaca mobilnya dan segera melaju dari Rumah Sakit.
"Apa dia punya masalah dengan Nam Joon? Ketika Seok Jin-oppa melihat wajah Yoongi, mendadak dia membeku. Padahal, kepalan tangannya sudah tepat berada di depan wajah Yoongi."
Yerin menumpukan tangannya di dagu, "Aish, bikin kepo aja!"
Kaki jenjang Yerin berjalan terburu-buru menyusuri lorong rumah sakit. Ia baru saja bertanya pada suster dan telah mendapatkan nama ruangan tenpat Soo Ah dirawat. Dan yang membuat ia begitu terkejut adalah, ruangannya bernama UGD.
Dari jauh, samar mata Yerin melihat sosok yang terduduk menunduk di kursi panjang. Kedua telapak tangannya ia tempelkan di dahi. Yerin sudah tau siapa itu. Semakin dekat tebakannya perlahan menjadi kenyataan. Yerin berdiri di depan orang itu. Menyadari sepasang sepatu berwarna pastel cantik yang menempel di kaki di hadapannya, orang itu mendongak.
"Nam Joon-oppa .... " ucap Yerin lirih. Nam Joon hanya tersenyum simpul.
Tak etis memang bila ia yang mengaku merindukan Soo Ah, tapi malah tak ada saat gadis itu terkapar tak berdaya. Yoongi, ia menyesap sekali lagi rokok di tangannya. Ia memang rindu pada gadis itu, tapi ia masih belum berani menatap Nam Joon. Yoongi mematikan rokoknya dan meminum soju yang telah tersaji di depannya.
Yerin mengambil tempat duduk tepat di samping Nam Joon. Nam Joon kini duduk dengan tegak dan tak menunduk sedikitpun.
"Apa ... dia masih belum sadar?" tanyanya.
"Begitulah. Aku tak tau, tunggu saja sampai dokternya keluar." sahut Nam Joon yang seolah tak peduli.
Tcih, apa-apaan itu! Jelas sekali tadi dia terlihat seperti orang putus asa. Pikir Yerin."Dimana Seokjin-oppa?" tanya Yerin.
Nam Joon menoleh dan menunjuk ujung lorong dengan dagunya, "Sedang ganti baju."
"Dan ... kalo boleh tau, di dalam kan ada Soo Ah. Sowon-eonni dimana?"
Nam Joon hanya diam. Bukannya menjawab ia malah berkata hal lain, "Kita tunggu keluargaku datang."
"Apa--" belum sempat Yerin berkata, matanya keburu menangkap keberadaan keluarga Kim yang berjalan ke arahnya.
"Ho? Nam Joon-hyung!" Panggil Taehyung.
Taehyung menunggu di depan ruangan dengan cemas. Kim Gwanjang-nim duduk di samping Nam Joon. Sedangkan Han Bin tak peduli dan hanya bermain game di seberang mereka.
Yerin menyenggol Nam Joon dengan sikunya. Dia menunjuk semua orang disitu seolah mengisyaratkan bahwa mereka sudah ada disini. Seakan tau apa maksud Yerin, Nam Joon berkata, "Seok Jin-hyung belum disini."
Yerin mengulum lidah, ia benar-benar cemas sekarang. Bagaimana hasil pemeriksaan dokter? Bagaimana keadaan sahabatnya dan Sowon?
Seokjin meraup wajahnya sekali lagi dengan air. Ia mengingat kembali perjalanan saat ke rumah sakit. Saat sang perawat yang terus melakukan tindakan P3K pada istrinya. Tapi di tengah jalan, sang perawat menghentikan kegiatannya dan mengusap wajah Sowon. Seokjin betul-betul masih ragu apa ia bermimpi atau ini semua nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My 3 Brothers || KIM
Fanfiction"Aku pernah hidup bahagia sekali, tapi aku juga pernah membunuh orang disaat yang sama. Jadi, bila ku berharap untuk bahagia lagi. Apakah aku orang yang serakah?" - Hyun Soo Ah Hyun Soo Ah (Irene), gadis 19 tahun yang diadopsi pada saat umur 17 oleh...