Seokjin melepaskan genggamannya. Yoongi berdiri dan mengusap-usap kerah baju bekas jeratan tangan Seokjin. Pria itu masih terduduk tak percaya sambil terus memandang kedua telapak tangannya.
"Itu bukan cara yang bagus untuk menyapaku." Yoongi beralih menatap Soo Ah.
"Kau benar-benar tak ingat padaku? Separah itukah kecelakaannya?" tanyanya dengan nada santai.
Yerin yang mengerti maksud Yoongi mendecih, "Kok kau bisa tahu? Sebenarnya kau ini siapa, brengsek!"
Soo Ah mencoba menenangkan Yerin. "Yerin-ah ...." ucapnya memohon.
"Seokjin-oppa ... aku tak tahu apa masalahmu, tapi sebaiknya kita pulang saja." Soo Ah menarik Seokjin dan pergi dari tempat itu. Yerin mengikutinya di belakang, sambil terus melotot ke arah Yoongi.
Yoongi hanya membalas dengan tersenyum sinis.
Di lorong, Seokjin berhenti mendadak saat ditarik Soo Ah. Mereka sudah cukup jauh dari Yoongi.
"Soo Ah-ya ...." ucapnya lirih
"Ya? Kenapa?" Soo Ah penasaran.
"Apa kau benar-benar tak tahu siapa dia?" tanya Seokjin hati-hati.
Soo Ah melihat ke segala arah berpikir, "Tahu lah, dia itu pasti stalker!"
Seokjin menghembuskan napas dan raut wajahnya terlihat lega.
"Hei, siapapun dia. Aku akan tetap bersama kalian, kan?" Soo Ah menenangkan Seokjin dan tersenyum manis. Seokjin tak bisa menahan bibirnya untuk tak ikut tersenyum.
"Yak! Aku lupa harus minta tanda tangan Pak Choi Siwon!" Soo Ah menjitak kepalanya sendiri.
"Yerin mana yerin? Yerin!" Soo Ah berlari mencari Yerin.
Seokjin hanya tertawa kecil. Ia mengambil ponsel di sakunya.
"Yerin-ssi? Sedang dimana?"
[Aku? Sedang di lorong di belakang kalian.]
"Cepat kesini, arasseo?"
[Nde,]
Yerin memasukkan ponselnya ke saku, "Sebaiknya perkataanmu itu benar."
"Percaya atau tidak itu hakmu. Kau bertanya, dan aku hanya menjawabnya." balas Yoongi.
Yerin segera berlari menyusul Soo Ah dan Seokjin.
"Yerin!"
"Soo Ah!"
"Yaa! Kau jalan atau merangkak?" Soo Ah berkacak pinggang saat berpapasan dengan Yerin.
Yerin cengengesan bagai manusia tak bersalah, "Kau saja dan kak Seokjin yang jalannya seperti robot!"
"Mau mati, ya?" Soo Ah menangkap leher Yerin dengan lengan lalu memelintirnya.
"Sakit! Yaa! Pabbo!" Yerin memukul-mukul lengan Soo Ah.
Yerin menyeringai jahat, "Lepaskan atau kusobek ijazahmu!" ancamnya.
Tanpa aba-aba Soo Ah mengendurkan lilitannya pada Yerin lalu merasa kalah.
"Yaudah ayo cepat ke ruang Pak Siwon!" ajak Soo Ah. Yerin melihat ke belakang sekali lagi lalu beralih mengikuti Soo Ah.
'Everest?'
****
Soo Ah, Yerin, dan Seokjin bersuka ria di dalam mobil. Mereka menuju rumah Yerin untuk mengantarnya pulang.
"Kau sungguh-sungguh tak ingin ikut kami, Yerin?" Seokjin yang sedang menyetir melirik kaca diatasnya yang memantulkan bayangan Yerin.
"Leherku sakit cukup parah karena sudah dipelintir oleh Soo Ah. Aku ingin istirahat saja." Yerin berpura-pura kesakitan seraya memijati seluruh bagian lehernya.
Soo Ah mendecih sambil memandang sinis, "Oh ya? Sakit, ya? Mau di pijetin sama Mbah Suni, gak?" tawarnya.
Raut wajah Yerin berubah 180 derajat. Ia berdiri tegak dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa, "Tidak separah itu sampai harus dipijat oleh Mbah Suni."
Soo Ah menahan tawanya karena berhasil menakuti Yerin. Yap, Mbah Suni sangat sakit kalo memijat dan kalo sudah dipegangi takkan bisa lepas walau sudah meronta-ronta. Tentu saja, baik itu pegal-pegal atau keseleo akan berhasil sembuh.
"Tak apa. Kalau kau memang tidak mau, dipaksapun nanti disana kau merasa hambar dan tidak menikmati suasana." Seokjin berkata dengan bijaknya.
"Hieleh ...." Soo Ah dan Yerin merespon bersamaan.
****
"Haaah ... sungai Han baunya khas banget." Soo Ah menghirup udara sedalam mungkin. Helai rambutnya tertiup angin dan seolah bersinar diterpa cahaya sore. Itu menurut Seokjin.
Entah kenapa, Soo Ah selalu membuat hatinya terasa sejuk. Mungkinkah ia mencintainya? Seokjin belum yakin dengan perasaaannya. Terlebih lagi dengan statusnya yang sudah beristri.
"Oh! Itu Sowon-eonni sama Namjoon-oppa!" kelima jari Soo Ah terangkat melambai memberi isyarat pada Sowon dan Namjoon agar menghampiri mereka.
Sowon memandang miris Seokjin dan Soo Ah yang terlihat serasi berdiri bersandingan.
Soo Ah dan sowon pergi membeli es krim sedangkan Namjoon dan Seokjin menunggu di pinggir sungai.
"Kau tahu ekspresi Sowon tadi?" ujar Namjoon tiba-tiba membuat Seokjin menoleh.
"Siapapun tahu kau pasti memiliki perasan terhadap Soo Ah. Tapi kenapa harus memainkan perasaannya begitu?"
"Sebenarnya kau mau bilang apa?" sindir Seokjin.
Namjoon mendecih dan tersenyum kecut, "Kau tidak sadar kalau kau sudah jahat terhadap 2 wanita?"
"Aku tak merasa menyakiti mereka." elak Seokjin beralih menatap sungai.
"Disatu sisi kau memberikan harapan pada Soo Ah padahal kau tahu kau takkan bisa bersamanya karena kau suami Sowon. Dan lain lagi, kalau kau merasa bisa memiliki Soo Ah sama saja kau berharap agar Sowon cepat mati." jelas Namjoon yang kini mendapat atensi dari Seokjin.
Namjoon menatap Soo Ah yang tertawa bahagia memilah es krim di banner. "Kau juga menyiksa Sowon sepanjang waktu dengan tak pernah menganggapnya sebagai istri. Tentukan pilihanmu, hyung! Kau tak bisa serakah. Pilih atau kau akan menyesal suatu hari."
'Sejak kapan kau jadi banyak bicara seperti ini, Joon? Apa kau juga mencintainya?' pikir Seokjin.
Soo Ah dan Sowon menghampiri kedua pria tersebut.
"Ini untuk Seokjin-oppa, ini untuk Namjoon-oppa!" Soo Ah menyerahkan masing-masing cone es krim dengan 3 rasa berbeda.
"Oh untukku juga ada? Makasih ya." ucap Seokjin mengusap rambut Soo Ah. Matanya melirik ke arah Sowon yang terlihat sendu.
'Apa benar, kalau dia sekarang cemburu?' batin Seokjin.
"Ayo! Kalian aku fotoin!" tawar Soo Ah yang sudah memegang kamera.
Seokjin, Sowon, dan Soo Ah sedang menaiki perahu bebek. Seokjin pun merangkul pinggang Sowon. Sowon melirik kaget pada Seokjin yang tak peduli dengan ekspresi istrinya itu.
Namjoon yang memilih tetap di pinggir sungai dan memainkan ponselnya. Tak lama ia melihat layar ponselnya dan segera mengangkat telepon.
"Satu, dua, eh bentar ...." Soo Ah membenarkan posisinya.
'Kurang mundur.' Soo Ah mencoba mundur sedikit agar Seokjin dan Sowon terlihat bagus.
BYURRR!
"Kyaaaaaa ...! Blebeb ... blebeb ...!" Soo Ah terjatuh kedalam sungai karena terlalu duduk di pinggir badan perahu.
Perahu yang oleng karena kejatuhan beban sebelah pun membuat sisi satunya jomplang dan Sowon terjatuh juga ke dalam Sungai.
"Tolong! Tolong! Op ... pa ... Tolong ...!" Soo Ah berusaha bertahan di permukaan air begitu juga dengan Sowon.
Seokjin kebingungan karena Soo Ah jatuh di sebelah kanan perahu sedangkan Sowon di sebelah kiri perahu.
'Bagaimana ini? Aku harus menolong siapa dulu?'
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
My 3 Brothers || KIM
Fanfiction"Aku pernah hidup bahagia sekali, tapi aku juga pernah membunuh orang disaat yang sama. Jadi, bila ku berharap untuk bahagia lagi. Apakah aku orang yang serakah?" - Hyun Soo Ah Hyun Soo Ah (Irene), gadis 19 tahun yang diadopsi pada saat umur 17 oleh...