Two » You Break My Heart

1.2K 197 10
                                    

Aku berjalan dengan langkah pasti menuju ruangan kelas yang kian terasa menyesakkan. Menjilat bibir bawahku karena terlalu gugup dan takut.

Aku mendongakkan kepalaku tinggi. Dengan penampilan baruku, rasa khawatir yang selalu menyertaiku. Entah ini rasa antisipasi yang berlebihan atau mungkin karena trauma akibat kejadian yang sering dilakukan orang lain padaku di masa lampau atau mungkin... sampai sekarang?

Aku menoleh ke samping, melihat antusiasme para murid lain yang tampak terkejut melihat penampilan baruku. Bukan hanya mereka, akupun juga terkejut melihat pergantian sifat-sifat busuk mereka. Mereka menatapku dengan berbinar, membelalakkan mata, membuka mulut seraya berkata 'wow'

Dengan membawa tas ransel di salahsatu tanganku, baju seragam yang tidak dimasukkan. Tidak memakai dasi, tidak memakai sabuk. Dan kacamata yang sudah kuhempaskan. Juga dengan tatapan iblis yang mulai kukenakan.

"Lihat, perbedaan penampilan pria bodoh itu! Wah, sekarang dia tampak sangat tampan. Sepertinya dia membuatku bergairah" ucap salahsatu siswi yang sedang melihatku.

"I-itu Taehyung?" Kata seseorang yang lainnya.

"Dia, benar-benar Taehyung?"

"Wah, tampan sekali!!"

"Mulai sekarang, Taehyung adalah lelaki incaranku!"

"Dia terlihat tampan dan imut daripada biasanya"

"Wow"

Aku bisa mendengar banyak kalimat kekaguman dari para siswa maupun siswi di sekolahku yang luar biasa ini. Bahkan beberapa yang dulu ikut membullyku, kini malah menyapaku malu-malu.

"Hai, Taehyung" ujar Yeri seraya tersenyum.

"Taehyung, kau terlihat sangat tampan!" Kata Mina sambil mengacungkan kedua jempol tangannya padaku.

Satu hal yang kulakukan, yaitu tersenyum menyeringai seperti iblis. Haha.

Aku segera duduk di bangku yang biasa kutempati. Tapi nyaris hari ini, aku tidak bisa tenang, karena selalu saja ada wanita-wanita yang menghampiriku. Memuji penampilanku, meminta nomor teleponku, meminta untuk dijadikan teman. Bahkan parahnya, ada seorang wanita yang menyatakan cinta padaku.

Cinta? Sampah macam apalagi itu?

"A-aku sangat mencintaimu, jadilah kekasihku Taehyung! Tolong, aku benar-benar mencintaimu! Aku mencintaimu apa adanya" ucap Sana sembari memegang kedua telapak tanganku.

Aku masih diam.

Sana semakin menguatkan pegangan tangannya. "Ayolah Taehyung, aku begitu mencintaimu! Jadilah kekasihku. Dan taman indah di sekolah ini, akan menjadi saksi hubungan kita!" Katanya sembari tersenyum yakin.

Aku menatap sekeliling sambil melepaskan pegangan tanganku yang sejak tadi dipegangnya. "Jadi, alasanmu mengajakku ke taman sekolah. Karena hal ini?"

Sana mengangguk pasti tanpa melupakan senyum yang saat ini terus terukir diwajahnya yang tampak bercahaya.

Aku menghembuskan napas seraya berjalan beberapa langkah di depan Sana.

"Bagaimana, ya?"

Dia menoleh padaku namun belum mensejejerkan langkahnya pada langkahku.

"Bagaimana, Taehyung?"

Aku menautkan kedua alisku sambil berbalik menatap Sana. Lalu, tersenyum miring selama beberapa detik.

"Kemarilah, Sana" perintahku dengan menggerakkan salahsatu jari telunjukku.

Sana masih tersenyum seperti orang bodoh, lalu ia mendekatkan dirinya padaku.

"Pertama, hentikan senyuman di wajahmu. Aku tidak tahan" ujarku sambil tersenyum menyeringai.

Sana semakin berbinar, ia mengira bahwa aku makin terpesona dengannya ketika ia tersenyum. "Ah, kau bisa saja".

"Bodoh" umpatku.

Sana menipiskan senyumannya dan menatapku. "Apa kau bicara sesuatu?"

"Orang bodoh sepertimu, apa yang bisa diharapkan?" Kataku merendahkan.

Sana terdiam. Senyum yang daritadi menghiasi wajahnya kini tampak memudar. Ia menatap wajahku. Aku bisa melihat matanya berkaca-kaca. "M-mengapa kau mengatakan kata-kata itu?" Tanyanya.

"Sakit bukan mendengar kata-kata busuk itu? Terlebih jika yang mengatakannya adalah wanita ular, sepertimu?"

"Wanita ular? Aku?" Kata Sana seraya menunjuk dirinya sendiri.

Aku memutar bola mata jengah, "Kau kira aku sebodoh itu? Daritadi kau terus mengatakan, cinta, cinta dan cinta. Sebenarnya apa yang kau tahu tentang cinta hah? Cintamu itu bahkan sama busuknya seperti dirimu!"

"Kau mematahkan hatiku, Taehyung Kim". Lirihnya.

Bulir air mata gadis keturunan Jepang itu perlahan berjatuhan hingga ke dagu. "Aku tidak seperti itu!"

Aku tertawa renyah. "Benarkah? Lalu, ingatkah apa yang dulu kau lakukan padaku? Ingatkah kau, betapa rasa sakitnya masih bersarang dalam jiwaku!? Ingatkah kau, perihal hinaan dari mulut menjijikkanmu itu?"

**

"Permisi, kau sekelompok denganku" ucapku gugup.

Sana memutar bola mata malas. Tidak menjawab perkataanku.

"Hmm... jadi bagaimana. Kapan kita akan mulai kerja kelompok?" Tanyaku walau agak ragu.

Gadis di depanku ini kembali melirik menatapku. Dia berdecak. "Kau tahu Taehyung, aku jijik sekelompok dengan orang aneh sepertimu".

Aku menatapnya heran. "M-mengapa begitu? Apa aku terlalu rendah untuk berteman denganmu?"

"Kau sangat rendah. Kau rendahan!" Bentak Sana.

Aku menunduk. "Maaf. Kalau begitu, aku akan mulai mengerjakannya. Aku akan tetap menulis namamu, meski kau tidak membantu apapun" ucapku yang hampir saja pergi dari hadapan Sana.

Dengan gerakan cekatan, gadis itu membuka botol air mineralnya.

BYURRR....

"HAHAHA!!" Gelak tawa mulai menyeruak di udara tak peduli pada salahsatu pria yang kini kebasahan.

Sana tersenyum menyeringai. "Orang bodoh sepertimu, apa yang bisa diharapkan?" Ejeknya lalu berjalan meninggalkanku.

**

"Maafkan aku! Dulu aku benar-benar jahat padamu. Tolong, maafkan aku, Taehyung" mohon Sana.

"Satu hal yang perlu kau ingat. Aku tidak membutuhkanmu! Pergilah, sampah!" Kataku membentak.

"Tapi, aku-"

"Pergi atau aku akan memberitahu semua orang jika kau berani menyatakan cinta lebih dulu!"

Aku mengakhiri percakapanku dengan Sana, menggunakan kalimat-kalimat pedas yang sebelumnya pernah ia katakan padaku, juga kalimat yang sedikit mengancam.

Sambil berjalan kembali menuju kelasku. Aku bergumam, "Sakit bukan?"

Sekarang, satu hal yang perlu kulakukan. Pindah dari sekolah ini dan pergi dari kumpulan manusia-manusia bodoh yang sering menyiksa dan merendahkanku dulu.

Lalu aku akan menjalani kehidupan baru. Kehidupan yang bebas. Dan aku akan mengubah semua takdir buruk menjadi takdir yang kuinginkan sendiri.

Terlalu licik, bukan?

To be a continue...
Vote and coment juseyo..
Kamsahamnida, chingu😂

Hakuna Matata » Kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang