Seven » Thanks and Goodbye

674 107 3
                                    

Aku meraih secangkir teh diatas nakas, sambil menatap indahnya langit-langit malam dari luar teras rumah. Angin malam kian berhembus mengelitiki tiap inci tubuhku.

Bulan terlihat lebih redup, walau banyak bintang yang kian menemaninya. Entah kemana matahari menoleh, lantas bulan terpaksa mengabur.

   "Kau adalah bintang yang selalu kupuja, kuraih tanpa peduli panasnya surya. Kuidamkan tanpa tahu maknanya kehampaan. Dan kucinta tanpa tahu artinya meninggalkan." Tuturku.

Saat aku menatap langit kembali, bintang-bintang yang berkilau diatas sana perlahan membentuk sebuah rasi bintang. Anehnya, yang kulihat justru wajah gadis manis itu saat tersenyum.

   "Aku merindukanmu, Jennie..." lirihku dan tanpa sadar meneteskan air mata.

Jika aku bisa memutar waktu, aku ingin menjadi yang terbaik di dunia ini. Jika aku bisa kembali pada masa itu, aku ingin terus memanfaatkan banyak waktu bersamamu.

   "Jennie, sejak bertemu denganmu entah mengapa aku merasakan sesuatu yang tak biasa. Hatiku yang dulu keras seperti batu dan berwarna hitam tergores api, kini kian melebur. Kau mewarnai semuanya. Bahkan ujung jalan yang kulewati, kian berwarna karenamu." Ucapku menatap Jennie mantap seraya memegang kedua tangannya.

Aku menarik napas panjang, kemudian melanjutkan. "Kau satu-satunya orang yang paling kupercaya semasa hidupku. Dibawah kilauan berjuta bintang diatas kepala kita, aku mencintaimu, Jennie."

Jennie berdiri mematung. Sepertinya ia terkejut dengan kata-kataku. "Aku takut jantungku berdetak kencang. Takdir terus merasa iri pada kita. Aku sama takutnya denganmu, ketika kau melihatku, ketika kau mengatakan cinta padaku."

Awalnya, aku pikir aku sudah menutup mataku

Sebuah jalan dimana aku tak bisa melihat cahaya secercahpun

Tak peduli seberapa jauh aku berjalan

Tapi sedikit demi sedikit cahaya mulai hadir

Dan cahaya itu kini ada bersamaku, tepat disampingku.

Meski saat-saat yang seperti mimpi ini memudar

Selamanya, akan kukenang kau dalam kenangan....

   "Kau tahu Jennie, Meskipun aku merasa lebih baik sendirian, kesendirian menghantamku dari waktu ke waktu. Aku merasa beberapa orang telah berpaling dariku, aku merasa buruk terhadap diriku sendiri, aku merasa rendah. Tapi, lalu kau hadir dalam hidupku. Dan menerangi hidupku dengan cahayamu yang memekakkan."

Jennie balas menatapku sambil tersenyum. "Menyukai sepihak itu menyakitkan bukan? Aku takut, karena itu aku tidak mengakui apapun."

   "Jadi, apa kau menyukaiku juga?" Tanyaku.

Jennie tersenyum sebentar, "Cinta adalah kebohongan yang manis. Aku tidak bisa memberitahumu, tapi aku menyukaimu."

Aku mengembangkan senyuman, "Aku percaya padamu, selalu."

Jennie sedikit membelalakkan matanya, "Jangan! Tolong jangan percaya padaku seperti orang bodoh. Aku bilang aku akan melindungimu selamanya, tapi itu semua bohong. Maaf, tapi aku pun masih tak bisa mempercayai diriku sendiri." Ucapnya kemudian tersenyum getir.

Ia menunduk tak berdaya. "Maaf Taehyung, tapi kita tidak akan bisa bersama. Setelah semuanya selesai, aku akan meninggalkanmu pada akhirnya."

   "Aku tidak memaksa angin hatimu mengarah padaku tapi cukup jangan mendorongku pergi." Ujarku.

Hakuna Matata » Kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang