Serendipity

2.6K 327 143
                                    

-Eternal Sunshine-
.
.
.
.

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa Ten sudah satu bulan tinggal di Seoul bersama Hendery dalam rumah mungil sederhana yang di tetapkan sebagai tempat tinggal sementaranya. Rumah ini berbeda dengan rumah miliknya yang berada di Jinan, karena rumah itu adalah pemberian Johnny maka tak heran jika rumah mereka di Jinan cukup besar dan luas.

Terkadang Hendery akan mengeluh soal tempat bermainnya yang kurang luas, anak itu sudah terbiasa hidup mewah dan nyaman, jadi saat mereka berpindah pada hal yang lebih sederhana, Hendery kurang bisa menerimanya. Bocah itu juga sempat tidak bisa tidur dengan nyenyak karena kasurnya sempit dan kurang empuk, Ten hanya bisa bersabar menghadapinya.

Memangnya mau bagaimana lagi? Meminta di belikan rumah pada Johnny? Yang benar saja, walaupun Ten yakin pasti lelaki itu akan dengan senang hati membelikannya, namun ia merasa sadar diri... Menurut cerita Johnny soal Jaehyun, istri sah Johnny itu tidak pernah meminta dibelikan apapun. Entah Ten tidak mengerti apakah Jaehyun munafik atau memang tidak memerlukan banyak hal, yang pasti ia tidak mau di cap materialistis oleh Johnny.

Pagi ini Hendery sudah bersiap dengan seragam kindergarten nya dan sedang menunggu Ten selesai membereskan keperluan untuk mengajar.

"Hendery pake sepatu sendiri yah, Appa ke toilet sebentar"

Ten memberikan sepatu kecil milik Hendery dan meninggalkan anak itu untuk buang air kecil, sudah menjadi kebiasaannya untuk pergi ke toilet sebelum berangkat.

Hendery mendengus, namun ia tetap memakai sepatunya dan mengambil tas mungil bergambar Iron Man yang sudah berada di sebelahnya. Saat Hendery sedang memakai beret seragamnya, pintu rumah tiba-tiba saja terbuka dan menampilkan seseorang.

Hendery sempat terlonjak kaget namun ia tersenyum ceria saat melihat siapa yang datang.

"Daddy!!!"

"Hallo jagoan"

Johnny segera mengangkat tubuh kecil puteranya dan dengan manja Hendery mengalungkan lengannya pada leher sang ayah, Johnny otomatis mengecupi pipi gempal anaknya yang kini terkekeh senang.

"Daddy tumben datang pagi-pagi sekali"

"Hm, Daddy akan mengantar Hendery dan Appa ke sekolah. Jadi kalian tidak perlu naik bus lagi"

Hendery tersenyum senang "Benarkah?"

"Tentu saja, Daddy tidak pernah berbohong padamu"

Hendery mengepalkan kedua tangannya keudara dan bersorak gembira membuat Johnny semakin gemas saja rasanya.

Tak berapa lama, Ten muncul dengan tas dan juga blazer nya dari arah belakang. Ia sontak saja terkejut melihat Hendery sedang berada dalam gendongan Johnny.

"Johnny?"

Johnny dan Hendery menoleh kearah asal suara dan menemukan Ten yang menatap keduanya dengan pandangan tidak percaya, tentu saja ia tidak percaya, bagaimana bisa Johnny tiba-tiba datang ke rumahnya dalam balutan pakaian kerja dan di waktu sepagi ini.

"Pagi sayang"

Bukannya menjelaskan, Johnny malah menghampiri Ten dan memberikan kecupan kecil di keningnya, dengan Hendery yang masih berada dalam gendongan lengan kokoh pria itu. Ten mengerjapkan matanya, masih belum bisa memahami keadaan.

Eternal Sunshine #Book1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang