Choice

2.7K 345 161
                                    

-Eternal Sunshine-

.

.

.

.

Hendery menangis kencang, bahkan ia menarik-narik celana Johnny dengan keras supaya ayah nya itu tidak pergi dan tetap menemaninya. Hendery benar-benar rewel, sejak tadi pagi ia terus menempel dengan Johnny hingga sekarang hari sudah mulai siang.

"Huaaa Daddy tidak boleh pergi" Hendery memeluk kaki Johnny.

"Sayang, Daddy harus pergi karena banyak urusan yang harus di kerjakan. Besok lagi yah mainnya?"

Ten mengangkat puteranya itu dan mencoba untuk menarik tubuhnya yang menempel pada Johnny, namun rasanya percuma saja karena anak itu seolah tidak mau melepaskan kaki ayah nya. Ten menatap Johnny penuh tanya, dan pria tampan itu akhirnya menghela nafas.

Johnny berjongkok untuk menggendong Hendery dan menenangkan putera nya yang terus menangis itu, Hendery masih tetap menangis walaupun Johnny sudah menggendongnya.

"Daddy tidak akan pergi, sekarang Hendery jangan menangis lagi yah?"

"Huks, Daddy harus temani Hendery sampai malam"

Johnny mengecup pelipis anak nya itu "Iya, Daddy janji"

Ten melirik Johnny meminta jawaban, yang hanya di hadiahi helaan nafas dari pria jangkung itu karena mau bagaimana lagi, Hendery tidak akan berhenti menangis jika belum di turuti keinginannya.

"Bagaimana dengan Jaehyun?"

Johnny tersenyum tipis "Dia pasti mengerti, nanti aku akan menelponnya lagi"

Dan Ten hanya mengangguk, berharap semuanya akan baik-baik saja dan Jaehyun bisa memahami alasan Johnny yang sebenarnya selalu klise itu.

.

.

.

.

Sehun menggenggam tangan kiri Jaehyun yang dibubuhi selang infus, selang itu mengalirkan darah segar dari kantung kecil impusan di atas kepala Jaehyun yang langsung mengalir melalui urat nadi di tangan Jaehyun untuk kemudian di hantarkan ke seluruh tubuhnya.

Dalam hati Sehun tak hentinya berdoa, ia mengecupi punggung tangan Jaehyun dengan kata-kata harapannya supaya Jaehyun segera bangun. Hari sudah menjelang sore namun Jaehyun tampak belum memperlihatkan tanda-tanda dirinya akan membuka mata.

Cklek

Suara pintu yang di buka mengalihkan atensi dokter tampan itu, ia menoleh ke belakang dan menemukan seorang dokter pria bertubuh tinggi dengan mata bulat yang menawan kini menghampiri Jaehyun dan juga dirinya.

"Bagaimana kondisinya?"

Dokter itu menepuk bahu Sehun seolah menguatkan "Kau belum makan siang Hun"

Sehun menghela nafas lelah "Aku tidak bisa meninggalkannya hyung"

"Biar aku yang gantikan"

Dokter tampan bertubuh tegap itu menatap Sehun prihatin, ia masih ingat dengan jelas bagaimana paniknya Sehun saat membaringkan Jaehyun di atas bangsal rumah sakit, dokter yang lebih muda 2 tahun darinya itu juga terlihat gemetar dan tidak fokus saat menangani Jaehyun sehingga dokter Byun harus turun tangan.

"Tidak usah Chanyeol hyung, aku takut dia panik saat tidak melihat seseorang yang di kenalnya nanti ketika dia sadar"

Chanyeol, sang dokter tampan itu terkekeh kecil "Setidaknya aku pernah bertemu dengan dia walau hanya sekali"

Eternal Sunshine #Book1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang