Destiny

3.1K 324 143
                                    

-Eternal Sunshine-

.

.

.

.

Taeyong merapatkan mantel yang dipakaianya saat ia rasa udara musim dingin semakin menusuk tulang. Musim dingin belum datang akan tetapi udaranya sudah terasa semengerikan ini, padahal waktu menuju musim dingin diperkirakan masih tinggal sekitar 1 minggu lagi menurut ramalan cuaca pagi tadi, namun suhu udara di Seoul sudah serendah ini.

Taeyong menoleh ke sembarang arah, ia sedang menunggu kedatangan Ten di sebuah halte bus yang terlihat kuno dan sepi. Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam namun Ten tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya, padahal Ten sendirilah yang mengajak untuk bertemu hari ini setelah lelaki mungil itu selesai bekerja. Taeyong menghela nafas kecil, kepulan asap langsung menyerbu keluar dari tiupan bibirnya.

Tak lama kemudian setelah Taeyong mengeluh, sebuah taksi berhenti di depannya membuat Taeyong tersenyum kecil. Lalu keluarlah Ten dari sana dengan hanya menggunakan pakaian casualnya sehabis mengajar, Taeyong mengernyitkan dahinya tidak suka, bagaimana bisa Ten bertahan di malam hari yang dingin ini hanya dengan berbekal kemeja biru navy yang bahkan ia yakin bahannya tidaklah terlalu tebal.

Terlalu banyak memikirkan sesuatu membuat Taeyong tidak sadar jika saat ini Ten sudah berdiri tepat di depannya, dengan senyuman kecil yang masih sama seperti dulu saat terakhir kali mereka bertemu, senyuman menenangkan yang sangat cantik.

"Kau kenapa?"

"Oh?" Taeyong langsung gelagapan, ia balas tersenyum canggung membuat Ten terkekeh kecil. Untuk beberapa detik dirinya melihat ke sekeliling mereka dan hanya menemukan dirinya berdua dengan Ten disini, dan juga mobilnya yang terparkir tepat di depan mereka.

"Kau mencari Hendery? Tenang saja, aku menitipkannya pada Krystal. Kebetulan Jeno sedang ingin bermain ke mall hari ini, dan minta ditemani oleh Hendery"

Taeyong mengangguk paham. "Siapa itu Jeno?"

"Muridku juga, anak dari Jessica-ssi dan Donghae-ssi. Aku baru sekali saja bertemu dengan kedua orang tuanya, ia lebih sering diantar oleh Krystal"

Taeyong mengangguk kecil, ia lalu tersenyum lebar saat melihat Ten sudah tidak sesinis kala pertama kali mereka bertemu di Jepang. Walaupun ia yakin pertemuan mereka tidak akan berdampak baik, akan tetapi Taeyong ingin merasakan yang namanya egois untuk kali ini saja. Ia sudah banyak mengorbankan perasaannya terhadap lelaki yang sekarang berdiri di depannya ini, ia tidak ingin merasakannya lagi dan lagi, cukup sudah. Ia tidak tahan dengan luka yang ditanggungnya selama 4 tahun belakangan.

"Lebih baik kita bicara di mobil, kau pasti kedinginan"

Taeyong melepaskan mantel merah maroon nya dan menyampirkannya di pundak Ten, membuat lelaki mungil itu cukup terkejut, namun saat dirinya hendak mengembalikan mantel milik Taeyong, pria tinggi itu malah memberikannya tatapan tajam yang tidak ingin di bantah. Dengan helaan nafas kecil, Ten hanya menurut saja dan mengikuti Taeyong yang menyuruhnya untuk masuk kedalam mobil terlebih dahulu.

Ketika keduanya sudah berada didalam mobil dan Taeyong menyalakan penghangat otomatis, mereka dilanda keheningan cukup lama. Keheningan yang sebenarnya menenangkan namun juga cukup canggung, karena ada banyak sekali masalah yang harus mereka bicarakan saat ini.

"Bagaimana kehidupanmu dengan Johnny?"

Ten menoleh pada Taeyong, sedikit tidak menyangka akan pertanyaan Taeyong yang demikian. Ia kira Taeyong akan menanyakan sesuatu lain seperti bagaimana keadaan Hendery atau basa-basi mengenai pekerjaannya mungkin?

Eternal Sunshine #Book1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang