Hidup adalah kebiasaan, waktu beranjak berjalan, lalu terhenti dan sialnya mengulang.
Seperti sebuah pertemuan, dan menemukan
Kamu adalah manusia pandai dan lihai pada fase ini. Bagaimana tidak ? hari-hari mu akan kamu sibukkan dengan hanya menatap layar ponsel dengan bibir tertekuk keatas, tertawa kecil sebagai selingan nya. Rangkaian kata apapun yang dibuat akan terlihat begitu hebat seperti bius yang tiada obat. Terperangkap, satu kalimat terucap lalu menjelma sebuah ikatan. Perlahan, sang waktu akhirnya menuntun dimana kamu akan menghitung jarak, berapa banyak tempat yang kau datangi lalu disinggahi untuk sekedar berbagi kasih, mendokumentasi potret sebagai kenang nanti, dan memposting jalin kasih di akun sosial medianya kini.Seperti kegaduhan, saat kehilangan
Manusia bodoh, egois, keliru, ada pada fase ini. Kenapa ? karena saling menyalahkan atas renggang nya suatu hubungan hingga timbulnya kepergian, selalu bertanya "kenapa" atas ulasan yang diberi berulang-ulang. Mau tak mau akhinya kamu akan menikmati padamnya hari, aktifitas apapun yang dilakukan hambar dan hening adalah temannya. Manusia diam seribu bahasa itulah kamu, sialnya jika kamu gagal melupakan. Kamu adalah orang yang tak rela dalam diam, mengintip semua hal yang dia lakukan di sosial media dengan akun samaran. Kamu adalah manusia pengingat, saat tak sengaja melewati suatu tempat yang pernah kalian singgahi. Jika adanya pertemuan nanti, berlapang dada lah, kau hanya orang asing baginya dikemudian hari.Jalan nya akan terus seperti itu, jika tak dipelajari dan dibenahi. Semoga bijaksana