Setelah perpisahan yang mengikhlaskan kepergian, suatu hari ada fase dimana rasanya raga perlu menerima sebuah kedatangan, datang yang menerima baik dari lukanya, dari ceritanya, namun jangan tergesah dengan cintanya
Karena tidak semua kedatangan akan menawarkan cinta. Memangnya kamu siapa?Pertemuan baru setelah patah hati, memang mudah membuat dua orang ingin berjanji, seolah tiba-tiba ingin memberi bukti, saling berperan untuk menguatkan. Apa kamu tidak?
Maaf lancang, seharusnya aku memberitahumu terlebih dahulu, tetapi aku ingin bercerita untuk diriku sendiri tanpa kamu tahu. Yah tanpa kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi akibat kelancangan obrolan yang rekah tak tersekat, tak kunjung istirahat, lihat saja riwayat obrolan kita yang sudah ada, tak jelas kemana arahnya.
Hanya karena berlalu-lalang dalam perbincangan, kita seperti saling mengenal lebih akrab, padahal kenal saja masih terhitung hari. Namun, justru setelah keakraban kita yang terhitung hari, kadang aku berpikir siapa kiranya kita? Lalu sampai mana kita akan membawanya, hinga tidak ada satu sisi yang mengucap sudah hentikan.
Sudahlah, mau tak mau aku harus menanggung akibatnya. Seperti menunggu kamu, menjadi suatu pekerjaan yang dilakukan tanpa perintah namun rela, yang menjadi suatu akibat. Juga mengeja nama-mu di kekosongan itupun menjadi suatu akibat. Dan tentunya kamu berhasil menjadi akibat dari tanggung jawab yang semestinya tak ku lakukan.
Dariku,
Selamat datang untuk selamat tinggal yang tak pernah, semoga.
![](https://img.wattpad.com/cover/126545469-288-k634067.jpg)