CHAPTER 4

49 4 0
                                    

Jakarta, Indonesia

1 bulan kemudian

Ralyne sangat menikmati bekerja di perusahaan ini sebagai penerjemah bahasa, ternyata tidak mudah menjadi penerjemah bahasa di suatu perusahaan besar seperti ini.

Yang setiap harinya pasti selalu ada orang asing yang datang memenuhi tugas nya masing-masing dan Ralyne harus siap menjadi penerjemah mereka semua yang pastinya ia harus memahami setiap perkataan yang dikatakan oleh orang asing tersebut, yang terkadang ada yang tidak ia mengerti dari gaya bicara setiap orangnya.

Tetapi Ralyne sangat senang karena kemampuannya begitu dihargai disini bahkan gajinya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Ralyne diterima di perusahaan ini karena kebetulan pegawai yang dulu sudah mengajukan pensiun dan membutuhkan pegawai yang baru, Ralyne tepat waktu dan beruntung bisa diterima di perusahaan tersebut.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?". Ralyne mengangkat gagang telepon dan berbicara kepada orang yang menelponnya disebrang sana.

"Siang Ms. Ralyne, Mr. Ramon menyuruh anda untuk menemui beliau di ruangan CEO satu jam lagi" Ucap Kenan, sekretaris Mr. Ramon yang merupakan pemilik dari perusahaan tempat Ralyne bekerja.

"Baik Mr. Kenan, saya akan segera menemui Mr. Ramon satu jam lagi". Sahut Ralyne.

"Baik, terimakasih. Selamat siang". Ucap Kenan.

"Selamat siang". Balas Ralyne dan keduanya langsung menutup telepon dan menyimpan gagang telepon ke tempatnya semula.

Saat ini Ralyne akan bersiap untuk makan siang, dan setelah menyelesaikan tugasnya Ralyne berdiri dari posisi duduknya dan berjalan menuju kantin besar di pinggir gedung perusahaan.

Ralyne berjalan menuju kantin itu dan memesan beberapa makanan berat dan minuman untuk mengganjal perutnya yang sudah sangat lapar. Setelah mendapatkan makanan yang ia pesan Ralyne membawa nampan yang berisi makananya dan menghampiri rekan kerjanya di meja paling pojok ruangan kantin yang cukup luas.

"Hai, boleh aku bergabung?" Sapa Ralyne kepada rekan kerjanya yang terdiri dari dua orang wanita dan dua orang pria, sambil membawa nampan yang berisi makan siangnya.

"Sure Ralyne, bergabunglah" ucap Feri dengan nada ramahnya.

Ralyne lalu duduk di kursi kosong sebelah Vivian, dan mereka berbincang bincang sambil sesekali menyuapkan makanan masing-masing ke dalam mulut mereka.

"Bagaimana hubunganmu dengan Kenan huh?". Tanya Stevi.

"Kenan? ". Ralyen menjawab sambil gelagapan dan mengerutkan keningnya.

"Ya Kenan, Sekertaris Mr. Ramon itu". Ucap Vivian.

"Kita hanya teman satu kantor, memangnya hubungan apa yang kalian maksud? ". Ucap Ralyne semakin merasa terpojok.

"Ah sudah lah Ralyne, seisi kantor ini sudah tahu bahwa kau dan Kenan ada hubungan yang spesial " ucap Stevi sambil cengengesan.

"Bagaimana kalian tahu? Emmm..maksudku darimana kalian tahu...ehhh enngggg..." Ralyne jadi salah tingkah menjawab pertanyaan dari teman- temannya.

Sebenarnya sejak saat Ralyne diterima kerja disini, Kenan lah yang selalu membantu Ralyne untuk lebih mengenal perusahaan ini, mereka jadi semakin akrab dari hari ke hari dan entah bagaimana awalnya, dan  Ralyne diam- diam menyukai Kenan.

"Kenapa mereka semua tahu? Padahal aku tidak pernah mempublikasikan hal apapun mengenai Kenan, baik di media sosial maupun di tempat kerja". Ucap Ralyne dalam hati.

MY FOREIGN MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang