Hari ini kami semua sedang berkumpul diruang keluarga begitu juga dengan kak Kezia dan kak Abel.
"Bilang aja de"."eumm...ma, pa, Rellin boleh gak SMA di Pelita Jaya."
Lalu papa Terkejut dan memekik keras.
" Apaa?! Gak mikir ya kamu itu mahal..SPP nya setahun aja udah puluhan juta tau gak??Coba tiru adik mu sana dia cuma belajar dan belajar dikamar dan kamu otak pas-pasan mau masuk situ?!.Aku hanya menunduk menahan tangis yang sudah berada diujung mata.
Kak Abel ,kak Kezia, Bang Alvan, Bang Melvin dan Mama terkejut mendengar ucapan Papa yang membentakku untuk pertama kalinya.
"Gak papa, Pa nanti abang bantu bayarnya pake gaji abang". Bang Alvan mencoba mengalihkan pembicaraan supaya suasana kembali tenang. Papa kembali mengerutkan alisnya mendengar ucapan abang sambil menatapnya dengan sorot mata tajam. Aku tidak bisa menahan semua ini emosi ku sudah tersulut, aku selalu diasingkan oleh mereka.
"Aku capekk gini terus kenapa aku selalu berasa diasingkan oleh kalian! aku paling beda aku anak paling buruk dimata kalian semua, kalau tau begini akhirnya kenapa kalian sekolahin aku lebih baik aku gak sekolah dari awal, Mama Papa rela sekolahin tinggi-tinggi Bang Melvin sama bang Alvan yang biayanya gak semudah nyentil jidat!! Giliran aku kalian malah gak mau apa mungkin aku ini anak pungut iya kalo iya maafin aku udah ngerepotin kalian selama ini...!"
"DASARR ANAK DURHAKAA!!Sekali lagi kamu melangkah jangan pernah menginjakkan kaki dirumah ini!! "
Aku menangis sesenggukan akhirnya dapat kukeluarkan unek-unek yang kupendam selama ini , aku tidak terima untuk perlakuan mereka selama ini, kutinggalkan mereka semua yang tercengang melihatku berani berbicara seperti itu, aku mengemas barang-barang ku dan pergi keluar melalui jalan belakang rumah, tak lupa ku mengunci kamarku dan menggemboknya.
📌
Aku tak tahu kemana arah tujuan ku sebenarnya ingin ke rumah Oma tapi pasti nanti malah ketahuan, dan akhirnya aku menyewa villa untuk 1 hari seharga 100 ribu menggunakan uang tabunganku yang hanya berjumlah 10 juta 612 ribu rupiah, mungkin aku harus pergi dari kota ini agar mereka tak bisa menemukanku, dan besok aku telah memesan jadwal penerbangan menuju New York menggunakan smartphoneku.
Maafin author ya teman-teman up nya dikit aja di chapter ini.
Lalu gimana nih Sama si Mabk Rellin mau tinggal dimana? Kasian ya. Lanjut aja bacanya jangan sampe bosan.
Kritik dan saran diperlukan ya teman-teman jangan lupa vote dan coment biar author seneng dan makin semangat nulis ceritanya. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
•HistoryLife
General FictionAku tidak pernah menyangka takdir dapat mengubah segalanya. Tidak ada yang pernah mengetahui kehendak Tuhan. Segala lika-liku kehidupan telah aku lewati hingga akhirnya dapat berujung manis. Nikmatilah kisah kehidupan sang Varellin sekarang juga.