Bercanda with Adijaya Fams

4 1 0
                                    

"Berbagi keluh dan kesah itu lebih baik daripada memendam sendiri." Rabelle Nevanda
                            📌
"Kezia, dulu saya dekat sama siapa?"

"Sama Abel " kata kezia sambil menunjuk Abel

"Abel bisa anda bantu saya?"

"Bisa de, bantu apa?"

"Dulu saya memanggil dokter Alvan sebutan apa?"

"Dulu kamu manggil Alvan itu pake sebutan 'Abang Alvan' dan kalo manggil Melvin pake sebutan 'Abang Melvin' dan kalo manggil aku sama Kezia pake sebutan kakak, Sama Daf juga pake 'De' dan kalo mama sama Papa ya gitu aja." Abel tersenyum padaku

"Oh begitu terimakasih akan diusahakan"

"Ngomong juga jangan terlalu baku de"

"I..iya kak, makasih banyak ya sudah ingin membantu saya, apakah kalian bosan?"

"Banget Rel, kira-kira kita kemana ya?" kak kezia menyahut sambil berpikir

"Saya mengikuti, akan saya bayar" aku bingung ingin pergi kemana.

"Menurut kak Abel sih kita Treatment aja yok sekaligus perawatan"

"Ide bagus kak ayo"

Kami pergi menuju salon paling ternama ide kak Abel, aku menyetir mobil sport sendiri begitu juga dengan kak Abel dan kak Kezia mereka berdua membawa mobil sendiri dan 2 mobil pengawal didepan mobil ku untuk memberi arahan jalan dan 4 mobil pengawal yang mengikuti kami dibelakang. Dan dengan busana casual kami dapat menarik perhatian publik dan beberapa kali ingin meminta foto dan tanda tangan, dan dengan segera aku memasuki salon tersebut dan sudah dilayani dengan sangat ramah biaya administrasi telah diurus oleh para pelayanku.

Setelah selesai Treatment dan membeli berbagai keperluan mulai dari baju, heels, aksesoris, dan tas hingga parfum dll. Kami pun segera menuju hotel dan kamar VIP milikku, sengaja aku tidak memesan kamar hotel karena kamar Hotel milikku sudah cukup untuk menampung 10 orang dan hanya kami bertiga yang menempati.

"De boleh nanya gak?" Kak Abel berucap dan kak Kezia juga ikut memajukan tubuhnya untuk mendekati ku dan mendengar jawabanku.

"iya kak"

"Eumm, kamu udah punya pacar?" kak Abel bertanya saking penasaran nya.

"Udah"

Mereka berdua memekik keras dengan mata yang membulat lebar "Whatt?!!"

"Liat boleh gak?" Dan kali ini kak Kezia yang berucap.

"Gak boleh nanti aja ya biar jadi surprise".

"Yahh" Kak Kezia tampak kesal dan aku sedang berusaha menahan tawaku.

Kak Abel mengerutkan alisnya "kayanya kamu ada masalah de?"

"Banyak"

"Berbagi keluh kesah itu lebih baik daripada memendam sendiri" kak Abel menatapku penuh keseriusan.

"Kak, kenapa rumah nya berbeda pada saat masa kecil ku dahulu, dahulu itu rumah nya sederhana dan kecil tidak semewah ini".

Kak Kezia berucap "Itu Rumah yang baru dan yang dulu udah dijual".aku mengangguk paham

"De, kakak sama kak Kezia gak bisa lama kapan-kapan lagi ya kakak dapat sms Dari Alvan katanya Cheisa nyariin kakak, Alvaro juga ikutan nangis dan nanti kakak ada jadwal operasi"

"Iya, ini kartu nama punya aku ada nomer telepon juga jangan lupa disave biar kita bisa komunikasi jangan lupa kasih papa mama ya kak, aku juga mau balik ke New York Max nyariin udah, kita sama-sama ja ya kerumah papa"

"Oh namanya Max haha, yaudah ayo" kata kak Abel menawari ku ikut dengan nya

•HistoryLifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang