Marah Besar Bertemu Thalitha

3 1 4
                                    

"Max aku pusing aku capek sama semua ini, apa mungkin kita bukan jodoh"

                              📌

"Cepat sembuh gadisku" Ucap Max sambil mencium lekat Kening Varellin dengan wajah damainya.

"Enghh" lenguh Varellin terbangun dari pingsan akibat nyeri pada kepalanya.

"Honey sudah bangun?" Max mengelus rambut Varellin dengan penuh kasih sayang.

"Sakit kepalaa" Varellin merengek manja pada Max sambil memeluknya.

"Yaudah sini peluk dulu"

Tiba-tiba Varellin mendorong dada Max sampai ia termundur, dan kembali berucap.

"Kenapa ini semua bisa terjadii?!" ucap Varellin berteriak dan mulai menunduk sambil menitikkan air matanya.

Max berusaha dengan tenang menghadapi Varellin yang sangat keras kepala dengan berbagai serangan dan pukulan yang ditujukan Varellin pada dada bidang Max akhirnya Max pun berhasil meluluhkannya dan memeluk membiarkan Varellin menangis dalam dada bidangnya.

"Yang tenang honey, semua ini bisa kita selesaikan dengan baik dan aku gak mungkin menghancurkan komitmen yang telah kita buat selama ini, kumohon dengar penjelasanku dulu" ucap Max sambil Menatap lekat wajah Varellin yang sedang tertunduk lemas.

"Heyy honey lihat mata aku" Varellin masih tertunduk dengan wajah dan mata yang memerah akibat tangisannya, Max pun menangkup kedua pipi Varellin lembut.

Varellin tak kuasa menahan tangisnya. Baru kali ini seorang Varellin yang dihormati seluruh orang yang selalu terlihat sombong dan angkuh menunjukkan sikap aslinya yang manja dan cengeng yaitu pada Max seorang.

"Max aku pusing aku capek sama semua ini, apa mungkin kita bukan jodoh" ucap Varellin sambil memegang kepalanya yang terasa nyeri akibat ia menangis.

"Stt jangan berbicara seperti itu, buruan tidur besok kita selesaikan baik-baik honey" Max tersenyum dan mengelus pelan surai rambut Varellin, ia pun kembali menarik tubuh ramping Varellin kedalam dekapan nya.

                             📌

Pagi hari.

Dipagi hari Varellin terbangun dan menemukan sebuah kotak hadiah berwarna pink gold dan ia pun segera merobek kotak tersebut dan menemukan sebuah kotak ponsel yang sangat mahal disertai dombet dan parfum merk Chanell di samping kotak handphone, ia tidak fokus kepada barang-barang branded tersebut melainkan fokus kepada secarik kertas surat bertuliskan tinta emas dan berbunyi demikian

'Honey maafkan diriku jika telah membuatmu khawatir kala itu,kumohon lupakan segala masalah yg telah berlalu, 3 hari lagi kita akan melaksanakan pernikahan bersiaplah sayangku, jangan lupakan dinner hari ini telah lama kita tidak dinner aku akan menjemput tuan putri kerjaaan ku jam 19.00 WIB, bersiaplah untuk bertemu pangeran mu ini.' Max Alexander.

Varellin tersenyum sendiri membaca secarik kertas tersebut dan mulai membuka kotak handphone yang masih tertera harganya senilai 1,5 m dan menemukan surat baru.

'Sedetik pun aku tanpamu terasa hampa bagaikan hidup tiada makan, tidak sabar untuk menanti dirimu honey, handphone mu telah rusak dan ini ku gantikan yang baru semoga betah, apakah kamu ingin tau? Hmm baiklah kalau begitu pasti kamu ingin tau aku yakin kamu pasti sedang tersenyum. Percayalah aku sedang terkena diabetes, dan kamu pasti bertanya kenapa bisa terkena diabetes sebabnya karena setiap memandang wajahmu aku terasa seperti sedang memakan gula yang sangat-sangat manis, jantung ku serasa ingin copot. Haha aku telah banyak belajar gombal dari papa mu honey, sekian terima recehan sampai menanti pangeran tampanmu ini tuan putri. Max alexander.

Varellin tertawa lepas hingga membaca ulang-ulang surat yang telah diberikan Max padanya sungguh ia sangat bersyukur dapat bertemu dengan kekasih yang sempurna seperti Max dan nampaknya Varellin mulai melupakan masalah nya.

•HistoryLifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang