CHP - VIII - 2

25 1 0
                                    

Jenderal 

Aku dulu hanya seorang bocah kecil. Masa laluku jauh lebih sial kurasa. Abad sembilan belas, ketika bumi masih dalam kondisi transisi dan revolusi industri. Kala itu keadaan sangatlah nyaman. Aku tinggal di Britannia dan hidup tenang bersama keluargaku. Aku tidak mengharap lebih. Hanya sebuah keinginaan kecil kehidupan seperti ini bertahan selamanya.

Namun, kurasa permohonanku pada bintang bintang tidak dikabulkan. Britannia mengalami perpecahan. Kerajaan dan Kesatuan Britannia berseteru. Bahkan Edinburgh yang merupakan ibukota Britannia terbagi menjadi dua. Keluargaku memilih berpihak pada Kesatuan rakyat Britannia, sedangkan sisa bangsawan lainnya memilih Kerajaan.

Keluargaku melarikan diri ke London, dimana kebanyakan penduduknya adalah kaum proletar. Kami menyamar sebagai proletar dan hidup damai disini. Tetapi, sebenarnya, jauh di Edinburgh sana, perang besar sedang berkecamuk. Edinburgh menjadi arena pertempuran mata mata kerajaan dan kesatuan. Namun tak kusangka mereka bisa mencapai London.

Sore itu, ketika kami sedang menikmati waktu minum teh, datang beberapa orang berpakaian budak namun perilakunya seperti bangsawan. Ternyata mereka adalah utusan sang ratu yang diperintahkan untuk membawa kembali keluargaku ke kerajaan. Karena ayah adalah ahli strategi perang sang ratu. Ayah menolak tentu saja. Hidup di kerajaan memang enak, kecuali bagi para kaum kelas bawah. Sebaliknya, disini, semua hidup enak. Tidak ada yang Namanya kemiskinan. Tentu saja ayah menolak kembali ke kerajaan.

Mereka menembak ayah. Untunglah hanya menggores pelipisnya. Utusan itu bilang apabila tak bisa membawa ayah kembali ke kerajaan, sang ratu bilang agar membawa putrinya. Ayah membentak dengan suara terkerasnya supaya terdengar oleh ibu yang sedang menyiapkan tasku, bahwa ia lebih baik mati daripada menyerahkan keluarganya pada kerajaan. Ibu bilang agar menyelinap keluar rumah melalui jalan bawah tanah dan jangan pernah lihat ke belakang. Dan ketika aku berlari, terdengar beberpa tembakan beruntun.

Aku berumur lima tahun. Tentu saja aku tak tahu apa apa. Aku hanya bisa bilang iya pada ibu. Ibu bilang setelah keluar dari Lorong, larilah dan cari kediaman jenderal besar kesatuan Britannia Brian joe. Tak kusangka aku berhasil. Sang jenderal terkejut mendapati anak lima tahun mengetuk ngetuk pintunya. Aku menyerahkan surat yang ditulis ibu padanya. Setelah membaca sebentar, sang jenderal menutup pintu dan seluruh jendela rapat rapat.

Ia berkata padaku. Kata kata yang takkan pernah kulupakan. Kau adalah harapan kedua orangtuamu untuk hentikan perang ini. Itu yang dia katakan padaku. Awalnya aku tak mengerti perang apa, namun seiring aku tumbuh dibawah asuhan istri jenderal Brian, aku mengerti. Ibuku ingin aku menjadi orang hebat yang dapat mendamaikan kerajaan dan kesatuan seperti dulu lagi.

Aku diangkat anak oleh keluarga jenderal Brian. Aku diasuh oleh istri jenderal brian yang merupakan Ahli sastra. Berkat beliau aku berhasil menguasai beragam bahasa-bahasa dunia. Dari benua eropa hingga asia. Setelah memasuki usia remaja, jenderal brian mengambil alih sendiri pengawasanku. Disinilah dasar dasar militer diterapkan padaku. Patuhi peraturan, hormat pada atasan, disiplin, tertib, fokus, dan semangat. Jenderal bahkan mengajariku dasar-dasar menggunakan senjata.

Ia sendiri yang melatihku untuk masuk ke militer. Usiaku terhitung sangat muda. 14 tahun ketika aku masuk pasukan, dan 16 tahun ketika aku menjadi komando pasukan itu sendiri. Aku memimpin mereka bagaikan iblis. Aku melawan pasukan kerajaan yang coba coba menginvasi negeriku. Aku menangkap mata mata kerajaan yang menyusup ke Kesatuan Britannia beseta pemimpin pemimpinnya.

Jenderal Brian bangga padaku. Bangga sebagai atasan dan sebagai ayah angkatku. Ia melihat prestasi pasukanku yang luar biasa dan memutuskan untuk membentuk pasukan khusus dibawah komandoku. Aku dipromosikan sebagai Kolonel dan memimpin pasukanku menuju kemenangan. Aku bahkan diikut sertakan operasi besar besaran untuk proses invasi ke kerajaan. Hal ini diakibatkan keraajaan yang melanggar batas wilayah dan menyulut peperangan

Hope within the MoonlightWhere stories live. Discover now