Prolog•

2.9K 90 1
                                    

-----

Dibawah terik matahari terlihat jelas sebuah pohon yang dihiasi dengan satu buah ayunan yang berbahankan tali dan kayu, dari kejauhan jua tampak terlihat jelas sebuah rumah pohon kecil yang terdapat dipohon itu.

Seorang gadis yang sedari tadi duduk melamun diayunan sembari mendorong kecil kaki-nya ketanah sehingga membuat ayunan bergerak sedikit maju dan mundur.

Terik matahari yang menyengat sangat tidak mengganggu ketenangan gadis itu, ia masih diam melamun dengan disertai air mata yang mengalir membanjiri pipi mulus itu dan entah apa juga yang sedang ia pikirkan.

Ia sedikit mendongakkan kepala untuk dilihatnya sebuah rumah pohon yang ada diatasnya, tampak terpandang sebuah senyum kecil yang menghiasi wajah, tapi sayangnya senyum itu tak bertahan lama karena sebuah ingatan yang sangat ia tak sukai malah dengan mudahnya melayang-layang dibenaknya.

Ia diam sembari menepis semua bayangan-bayangan yang sering mengganggu pikirannya. Kejadian itu, kejadian itu selalu terpikir olehnya.
Ia benci, ia benci kepada dirinya. Tapi jika dipertanyakan kenapa ia bisa benci kepada dirinya sendiri, ia juga tak bisa menjawabnya, ia juga bingung kenapa ia bisa membenci dirinya padahal mau sedikitpun atau sekecil apa pun ia dinyatakan tidak ada sama sekali sangkut pautnya dengan kejadian malam itu.

Ahh entahlah ia mungkin hanya merasa sedih dan kehilangan saja, maka dari itu ia selalu menyalahkan dirinya atas kejadian saat itu.
Suatu kejadian yang sangat sangat membuat dirinya terpuruk dan merasakan hancur yang luar biasa.

🥀🥀🥀

Diamku, Senyumku, Tawaku dan Sedihku, itu memanglah sangat tak berguna. Hidup ini rasanya sangat hampa, rasanya aku ingin ikut menyusul pergi bersama dia tapi itu rasanya sangat sulit. Disini aku masih mempunyai orang-orang yang sangat ku cintai dan ku sayangi, disana aku mempunyai dia yang juga sangat ku sayangi dan cintai.

Diri ini bimbang, diri ini terkadang ingin melepaskan, tapi diri ini juga benci jika harus melepaskan dan melupakan. Aku sangat benci dengan situasi ini! Situasi yang selalu membuatku jadi diam terpuruk layaknya orang yang sudah tak berdaya.

Orang-orang sekitarku memang tidak mengetahui rasa keterpurukanku, tapi ada seorang yang entah kenapa selalu bisa menyadari keterpurukan ini, aku benci dia! Aku sangat tidak menyukai keberadaannya! Rasanya sangat ingin ku cabik muka itu setiap melihatnya tapi apalah daya, aku hanya bisa diam dan diam.

🥀🥀🥀

"Kalian memang kedua pilihan yang sangat sulit jika harus disuruh untuk memilih. Disini jiwa mu ada tapi tidak dengan ragamu, sedangkan dia aku memiliki raganya tapi tidak dengan jiwanya"

Prolog end

Typo bertebaran....

Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang