Happy reading 🍁
Typo bertebaran.╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╸
Mentari pagi yang memancarkan cahayanya yang indah, terdengar suara burung-burung bercicit dengan merdu dikala teriknya matahari pagi. Cahaya mentari yang terpancar diselah-selah jendela tetap tak membangunkan kedua empu yang masih terlelap dibawah alam sadarnya. Yah kedua empu, disaat jamnya orang-orang asik dengan tidurnya, seorang gadis dengan sebuah guling seenak jidat menggedor-gedor pintu kamar sang kakak dengan dalih takut tidur dikamarnya karena ada seekor monyet.
Entahlah kadang gadis itu sulit untuk dipahami.Jangan bayangkan jika posisi tidur sang kakak dan adik itu anggun dan cantik. Buktinya sekarang posisi tidur mereka susah untuk dikatakan, seperti posisi kaki kanan Naila dipunggung Brian, posisi tubuh Brian yang awalnya menghadap kearah dinding kini menghadap kearah lantai dan selimut yang awalnya terbungkus rapi ditubuh kedua kakak beradik itu, kini sudah tergelung di lantai, semua bantal berserakan akibat ulah mereka berdua semalam yang awalnya memakai sarung kini hanya menyisahkan busanya saja.
Waktu kian berlalu sang empu yang berada didalam kamar itu pun masih sangat menikmati tidurnya yang tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul 06:43 pagi dengan orang-orang yang berada dilantai bawah sedari tadi menunggu kedatangan dua orang yang kedatangannya tak pasti.
Karena lama menunggu, Afifa-mamah sikembar menuju kelantai atas untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh anak-anak kesayangannya. Dibukanya pintu kamar Naila, tak terdapat aura-aura adanya orang disana dan tanpa pikir panjang ia pun langsung menuju kekamar Brian dan yaaa pemandangan indah langsung tersaji dimata Afifa.
"ABANG, ADEK!!" teriaknya menggelegar yang tak dihiraukan oleh kedua empu itu. Disana mereka masih saja menikmati tidurnya dan entah apa yang sedang mereka mimpikan sehingga rasanya sangat enggan untuk bangun dan melupakan waktu.
Geram Afifa melihat tingkah laku kedua anaknya, ia langsung naik keatas kasur dan langsung memukul-mukul pelan muka anaknya secara bergantian.
"Abang adek bangun ini udah siang," ujarnya yang masih tak dihiraukan.
"Astaghfirullah, ini mereka anak siapa sih sebenarnya?" ujarnya seraya mengelus dada.
"Anak kita lah mam." terdengar suara bariton dari arah pintu, ternyata itu adalah suaminya yang datang karna mendengar suara teriakan sang istri.
"Ya tetap aja p- aaaahkk"
"Aaaaaaa dasar anak laknat, kalian." teriaknya disaat tiba-tiba bokong mulusnya jatuh kelantai akibat ulah si Naila.
"Iihh, Papa. Bantuin mama, bukannya cuman berdiri disitu aja." renggutnya saat melihat papa sikembar cuman berdiri dan menahan tawanya.
"Iya iya, sini papa bantuin." ucapnya beralih memapah sang istri.
"Kalo mau ketawa yah ketawa aja, gak usah ditahan. Eneg aku liatnya." kesal Afifa yang langsung mengundang tawa suami.
"Enghhhh, apa sih ribut-ribut ganggu orang tidur aja." erang sang gadis yang masih nyaman dengan kasurnya dan mata yang masih terpejam tentunya.
"Heh, ganggu orang tidur, ganggu orang tidur. Bangun kamu!" kesal Afifa yang langsung menarik tangan anaknya.
"Aaa.... Mama apaan sih, Nai tuh masih mau tidur, jangan ganggu ganggu Nai." rengeknya yang dihiraukan oleh sang mama.
"Nai, lihat sekarang tuh udah jam berapa, kalian mau telat kesekolah haa?!!" teriak Afifa menggelegar kepenjuru kamar yang bernuansa abu-abu itu.
"Mama apaan sih teriak-teriak, abang mau tidur. Sekali aja nggak ganggu bisa gak sih ma?" kesal anak tertua karna merasa tidurnya terganggu.
"Kalian yahh," jedanya menarik napas panjang, lalu menghembuskannya dengan pelan. "HEH BANGUN KALIAN BERDUA! KALIAN MASIH MAU SEKOLAH ATAU ENGGAK SIH? KALO GAK MAU, MAMA BISA BERHENTIIN DARI SEKARANG, BIAR NANTI JADI GEMBEL AJA SEKALIAN KAMU BERDUA!!" teriaknya yang masih keukeh menyuruh kedua anaknya untuk bangun dan bergegas kesekolah.
"Mama apaan sih, apanya yang nyuruh kita berhenti sekolah? Kita tuh masih mau sekolah, kita masih mau ngelanjutin pendidikan kejenjang yang lebih tinggi." kesal Brian yang langsung membuka kembali kedua matanya dan langsung beringsut duduk.
"Iya tu mam, iya." ucap Naila yang ikut bangun dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Yaudah, kalo kalian masih mau sekolah cepat bangun. Sana mandi terus pergi kesekolah, bentar lagi masuk!" kesalnya yang masih menggebu gebu melihat tingkah santai kedua anaknya yang seolah tak terjadi apa-apa, sedangkan suaminya kini telah duduk disofa kamar Brian sembari menenteng remot tv dan sesekali melirik kearah perdebatan saat ini.
"Sekolah apa sih mam, orang hari ini tuh tanggal merah, aghhhh" ujar Brian sembari mengusap rambutnya kasar.
"Tanggal merah?" beo Afifa cengoh.
"Iya mama ku yang tercantik, hari ini tuh tanggal merah, puaskan mama udah ganggu tidur nyenyak kita" ujar Naila yang hendak kembali tidur tapi pergerakannya langsung ditahan oleh Brian.
"NAILA KAMUUUU" teriak Brian menggelegar.
"Ya Allah alangkah senangnya keluarga ini berteriak." gumam sang papa sembari mengelus dada sabar.
𖣴ֹֺ───ꪆ❁ꪆ───𖣴ֹֺ
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy
Fanfiction[SEDANG DITULIS ULANG] Semilir angin malam yang menerpa tubuh si gadis yang kini sedang menangis meraung-raung meratapi semua kesalahan yang telah ia perbuat. Ia menyesal, sungguh menyesal! Kenapa ia harus melakukan tindakan bodoh padahal ia sudah m...