Happy Reading🍁
Typo bertebaran╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╸
Dilapangan parkir terdapat beberapa orang yang masih nangkring dengan antengnya padahal bel sebentar lagi berbunyi.
Brian yang baru memarkirkan motor, mengangkat alis sebelah melihat teman-temannya yang masih diam dimobil dengan pintu yang terbuka.
"Hei brother!" seru seorang yang melihat Brian memarkirkan motornya. Tangan lelaki itu terangkat hendak bertos ria ala laki tapi hanya ditatap sekilas oleh Brian, lelaki itu menatap cengoh dengan mimik wajah yang dibilang sangat gemoy tapi kata itu tidak berlaku untuk sahabatnya.
"Anjing! Gk usah mulai deh lu, Ndra."
Lelaki yang dipanggil Ndra itu memanyunkan bibirnya berapa centi dengan tangan yang bertautan "Apa sih, ayang Arkan."
"Babi gak ada akhlak ni bocah!" maki seorang Arkan yang jijik dengan muka sahabatnya yang satu itu.
"Lo yang lebih gak ada akhlak, bodoh." cetus Brian seraya menoyor kepala Arkan pelan. Arkan yang mendapatkan toyoran tak terduga dari Brian tak terima, ia ikut memanyunkan bibirnya seraya memandang melas kearah sahabatnya yang sedari tadi diam menyaksikan.
"Jijik anjing!" imbuh cowok bernama Andra yang ikut menoyor kepala Arkan tak tanggung-tanggung.
"Babi! Lo-"
"Berisik anjing!" ketus seorang yang sedari tadi diam. Lelaki itu beranjak dari mobilnya, ia menutup pintu mobil dan berlalu dari hadapan-hadapan sahabatnya.
Mereka bertiga yang melihat itu hanya diam menatap cengoh kearah perginya lelaki tadi.
"Kamvret itu anak!"
"Hayoloh Andra, gue bilang lo ke Fian kalo lo habis ngata-ngatain dia."
Andra melotot kala mendengar kata-kata dari sahabatnya. Apa dia bilang tadi, Andra habis ngata-ngatain Alfian? Yang benar saja! Dia hanya bilang "Kamvret" apakah itu termasuk mengata-ngatai? Andra rasa tidak.Tak terima, laki-laki itu menendang keras bokong Arkan hingga terjungkal kedepan sebelum akhirnya menyusul Alfian, dan Brian yang entah sejak kapan pergi dari halaman parkir.
"Mampus!" ucapnya berjalan enteng sembari melangkahi badan Arkan yang masih mantap tiduran dijalan.
╌╌╌╌╼⃘۪╾╌╌╌╌╸
Disisi lain seorang gadis terlihat nampak santai dengan jalannya yang terus melaju tak menentu arah. Gadis itu juga tak menghiraukan tatapan-tatapan manusia disepanjang koridor, ia terus mengayunkan kaki-nya hingga bibirnya bergerak kecil disaat matanya menangkap sesuatu yang dia cari, tak butuh waktu lama ia langsung bergerak menuju kearah pintu masuk yang sudah ada dihadapannya.
Tangannya terangkat ke udara hendak mengetuk pintu yang bernuansa kayu itu. Hendak mengetuk, tangan mungil itu terhenti kala pintu sudah dibuka terlebih dahulu oleh orang yang ada didalam sana.
Terlihat dari muka seorang tadi nampak jikalau ia terkejud melihat sosok manusia berada dihadapannya dengan tangan yang terkepal diudara.
Sadar dengan tangannya yang masih diudara, gadis tadi langsung saja menurunkan tangannya dan tersenyum sedikit membungkukkan badan.
"Afra Naila, yah?" tanya seorang itu melihat kearah gadis didepannya.
Gadis itu menganggukkan kepalanya dan berlalu mengikuti langkah seorang tadi setelah diintruksi untuk mengikutinya.
Disebuah ruang kelas yang sangat berisik seketika hening melihat wali kelasnya masuk bersama seorang gadis yang mengikutinya dari belakang.
"Ehem, anak-anak hari ini kita kedatangan teman baru. Dan silahkan perkenalkan nama kamu"
Mengangguk kecil dan tersenyum."Kenalin nama saya Afra Naila Arkarna, panggil aja senyaman kalian dan saya harap kita bisa berteman dengan baik, makasih." diiringi dengan senyuman, ia sedikit membungkukkan badan.
"Baiklah anak-anak, bapak harap kalian bisa berteman baik dengan Afra. Dan kamu silahkan duduk disamping Aleysa, Aleysa angkat tangan kamu." tutur walikelasnya yang diketahui bernama Dimas.
Naila melihat kearah gadis yang kini sedang mengangkat tangannya dengan senyum yang tak luput dari pandangannya, Naila mengangguk sopan kearah pak Dimas dan berlalu kearah gadis yang disebut Aleysa.
Hendak mendudukkan bokongnya, Naila melihat sebuah tangan yang terulur dihadapannya. Ditatapnya gadis manis yang memancarkan senyum indahnya.
"Kenalin, aku Aleysa Aira." dijabatnya tangan mungil itu seraya tersenyum manis kearahnya.
"Ih, kalau boleh tau, kamu pi-"
"Ehem, Aleysa bapak sarankan bertanya-tanya-nya ditunda dulu sampai waktu istirahat tiba."
Seketika suasana jadi hening, Naila mengedikkan bahunya melihat tak ada lagi yang mengeluarkan suara barang berbisik sekecilpun.
╌╌╌╌╼⃘۪╾╌╌╌╌╸
Kini waktu istirahat telah berjalan 5 menit, tapi kelas 12 Ipa 1 masih saja berada didalam kelasnya. Kian berjalannya waktu, satu persatu murid baru keluar dari kelasnya.
Tadi, disaat usainya materi yang disampaikan, dengan entengnya pak Dimas memberikan latihan dengan waktu yang sudah mepet dengan jam istirahat dan soal yang tak tanggung-tanggung. Yaaah seperti yang biasa guru matematika lakukan tentunya. Memberikan contoh A tapi soal latihannya B, soal ada 4 tapi dalam satu soal anaknya ada 5. Sangat meresahkan bukan? ಥ‿ಥ
Naila yang telah selesai mengerjakan tugasnya melirik kearah sampingnya yang menampakkan wajah Aleysa yang masih tegang berkutat dengan tugasnya. Disodorkannyalah buku miliknya kehadapan Aleysa, Aleysa yang melihat itu menatap bingung kearah Naila dengan ekspresi seperti menanyakan maksudnya.
"Liat aja punya gue." mata Aleysa membola berbinar menatap buku dihadapannya, tak butuh waktu lama ia telah selesai menyalin tugas milik Naila.
Mereka berdua berjalan beriringan kearah meja guru dan meletakkan tugas mereka.
"Eh Nai, mau gue temani keliling sekolah gak?" tawar Aleysa dengan antusias dan entahlah apa yang membuat ia seantusias itu. Tak mempersulit, Naila menganggukkan kepalanya saja.
Banyak yang ditunjukkan oleh Aleysa mengenai sekolah-nya sekarang, tapi tak terlalu banyak sih, karena tadi Aleysa langsung menggeret tangan Naila menuju kearah lapangan basket. Mata Aleysa berbinar menatap kearah siswa-siswa yang sedang bermain basket, ditariknya tangan Naila sampai dipinggiran lapangan. Gadis itu bersorak riang saat melihat bola yang masuk kedalam ring.
Naila menghela napas, ternyata ini yang ngebuat Aleysa sangat semangat mengajaknya untuk mengelilingi sekolah, ternyata alasannya melihat cowok-cowok yang dengan kerennya bermain basket.
Naila terperanjat disaat mendengar suara teriakan dan seruan awas dari orang-orang dan Aleysa. Naila dengan sigap menghindar disaat ada bola basket melambung kearahnya.
Aleysa ketar-ketir melihat kearah Naila, "Lo gak papa kan, Nai?"
"Gue gak papa. Ya udah ayo lanjut keliling lagi."
"Eh iya, lupa." balasnya dengan tak lupa dihadiri sebuah cengiran.
𖣴ֹֺ───ꪆ❁ꪆ───𖣴ֹֺ
Aku rasa segini dulu yah
TBC
Jangan lupa vote and comentnya, see ya♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy
Fanfiction[SEDANG DITULIS ULANG] Semilir angin malam yang menerpa tubuh si gadis yang kini sedang menangis meraung-raung meratapi semua kesalahan yang telah ia perbuat. Ia menyesal, sungguh menyesal! Kenapa ia harus melakukan tindakan bodoh padahal ia sudah m...