24

524 97 17
                                    

Perkataan Yoonbin di depan anak anak Vokal tadi jelas membuat semuanya kaget. Diluar itu, ada seseorang yang sekarang tentunya sangat bahagia mendengar perkataan Yoonbin tadi.

Yes, Itu Yeongue.

Sayangnya, yang merasa bahagia hanya Hatinya saja. Akal sehat dan rasionalnya tidak mengijinkan kebahagiaan itu.

Yeongue, yang walaupun tampak luar adalah sosok yang Polos dan Manja. Namun jauh tersimpan di dalamnya, Yeongue adalah sosok paling rasional.

Seperti sekarang ini, sebahagia apapun dia mendengar perkataan Yoonbin tadi. Ia masih sadar diri bahwa semua perkataan Yoonbin tadi hanya didasarkan pada rasa Iba Yoonbin padanya. Karena Yoonbin masih mengira bahwa Yeongue menaruh hati pada Jihoon. Yoonbin juga tidak tahu perihal Seunghoon yang merupakan Kakak kandung Yeongue, Yoonbin juga tidak tahu perihal Yeongue yang menaruh hati justru pada Yoonbin sejak lama, dan Yoonbin juga tidak tahu jika bekal bekal dan surat yang selama ini diterimanya adalah dari Yeongue.

Yeongue masih cukup sadar dan takut, ketika Yoonbin tau semuanya, mungkin semua hal ini tidak akan terjadi. Tidak akan ada kedekatan seperti ini lagi, tidak akan ada lagi Yoonbin yang bertegur sapa dengan Yeongue. Atau justru malah Yoonbin akan membenci Yeongue. Karena Yeongue berfikir, semuanya kembali hanya atas dasar Iba, atau lebih kasarnya Kasihan.

Hal hal inilah yang sedari tadi berkecamuk di fikiran rasional Yeongue. Dari mulai ia menaikin boncengan motor Yoonbin, sampai sekarang ketika keduanya melintasi Sungai Han, perjalanan Pulang ke rumah Yeongue.

Yeongue kemudian mengeratkan pelukannya di pinggang Yoonbin, merasakan kehangatan yang mengalir dari pelukan di atas motor ini.

Yeongue sudah bertekat, akan menjelaskan sesampainya di rumah. Ia harus siap dengan semua konsekuensinya. Hal terburuk mungkin ia akan Dijauhi oleh Yoonbin selamanya.

Oleh sebab itu, sekarang yeongue hanya ingin menikmati memeluk Yoonbin dari belakang, karena bisa jadi ini akan menjadi yang terakhir.

***

Seperti biasa, Yoonbin membantu Yeongue melepaskan Helm yang dipakainya. Entah kenapa Yeongue selalu kesusahan melakukan aktifitas ini. Mungkin sedikit Modus??

"Kak Ben, Mau mampir?" tanya Yeongue

"Saya sepertinya langsung pulang saja, ada acara di rumah" Tolak Yoonbin, sayangnya,

Yoonbin kemudian memakai kembali helmnya dan bersiap untuk menaikin motornya. Namun tangannya ditahan oleh Yeongue.

"Kak, bisa luangin waktu sebentar? Aku mau ngomong sama kakak" --Yeongue

"Ada apa? Sepertinya serius?" Yoonbin kemudian membuka helmnya kembali dan duduk di atas motornya. Bersiap mendengarkan Cerita Yeongue

"emm, anu..anu..anu kak" Yeongue terbata bata

"Kalau kamu belum siap bicara, bisa nanti ga? Saya lagi buru buru soalnya" --Yoonbin

"Sekarang kak, pokoknya aku harus bilang sama kakak sekarang" --Yeongue

"Sebelummya aku mau minta maaf sama Kakak. Aku uda mau jelasin ini dari lama, cuma belum ada waktu yang pas dan kesempatan.

Sebenernya, kakak udah salah sangka. Aku ga pernah suka sama Kak Jihoon, aku juga tau kalo kak Jihoon udah punya pacar. Aku bahkan tau siapa pacarnya Kak Jihoon. Kak Seunghoon kan? Aku tau karena Kak Seunghoon itu Kakak kandung aku. Kim Seunghoon.

Maaf dari awal udah bikin kakak salah paham, bikin kakak repot ngurusin aku karena kakak ngira aku suka sama kak Hoon.

Bekal yang selalu aku bawa, yang kakak kira buat Kak Hoon itu sebenernya buat kakak.

Maafin Gyu karena baru cerita sekarang, maafin kalo ngebiarin kakak salah paham sampe lama gini. Gyu minta maaf"

Yeongue akhirnya mengakhiri penjelasannya. Percayalah, Yeongue sekuat tenaga menahan tangisnya agar tidak pecah.

Yoonbin yang mendengar semua penjelasan dari Yeongue, hanya bisa diam. Mukanya datar seperti bisanya.

Yeongue menunggu respon dari Yoonbin, ia terus menatapi wajah Yoonbin yang masih sangat datar. Tidak bisa ditebak apa isi hati dan kepalanya.

"Fyuuuuuuuh" Yoonbin menghela nafas. Membuat Yeongue semakin cemas, Yoonbin pasti marah. Fikir Yeongue.

"Baguslah, Jadi mulai sekarang Saya tidak perlu mengkhawatirkan lagi kamu sama Jihoon, setidaknya beban saya berkurang" Hanya itu yang keluar dari mulut Yoonbin

"Saya pamit ya," Yoonbin kemudian menaiki motornya,

Namun sebelum ia menjalankan motornya, Yoonbin masih sempai mengusak lembut rambut Yeongue. Kemudian ia berlalu meninggalkan Yeongue. Seolah ingin berpamitan selamanya. Usapan di kepala ini, terasa seperti salam perpisahan bagi Yeongue

Yeongue yang masih menyisakan seribu tanya di benaknya. Ia masih belum puas dengan Jawaban Yoonbin yang hanya satu kalimat itu.

Satu menit Yeongue berdiri mencerna kata kata Yoonbin.

Apakah ini berarti semuanya sudah berakhir? Yoonbin sudah lega karena semuanya terungkap. Jadi dia tidak perlu repot repot lagi khawatir pada Yeongue? Seperti katanya tadi, bebannya sudah lepas.

"Semuanya Berakhir" Yeongue berkata lirih pada dirinya sendiri. Berjalan gontai menuju kamarnya,

-----------------------------------------------------------------

Maafkan Aku lama Update,

Enjoy it gaes, semoga masih suka

DIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang